Miraji, Theodorus
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Keadaan Politik Terhadap Konsep Kerajaan Mesianik Pada Masa Intertestamental Miraji, Theodorus
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i1.47

Abstract

Keadaan politik pada masa Intertestamental tidak dapat dipisahkan dari keadaan politik di Perjanjian lama, dan sangat berpengaruh pada keadaan politik di Perjanjia Baru. Keadaan politik juga membentuk konsep Bangsa Israel tentang Mesias dan kerajaan Mesianik yang sudah dijanjikan oleh para Nabi sebelum akhirnya Tuhan seolah diam pada masa intertestamental. Kondisi politik yang berubah ubah sangat mempengaruhi pemikiran bangsa Israel. Perubahan kekuasaan dari Persia ke Romawi membuat bangsa Israel mengharapkan sosok Mesias seperti Alexander Agung atau raja raja lain. Helenisme yang ada membuat bangsa Israel meyakini bahwa Mesias akan menyatukan Israel yang sudah terpecah. Gerakan Makabe yang sempat meledak, membuat bangsa Israel mengharapkan ada pemulihan harga diri sebagai sebuah bangsa pilihan. Namun konsep kerajaan Mesianik seperti itu ternyata tidak terjadi dan kenyataannya Yesus sang Mesias datang untuk menaklukkan dosa, menyatukan manusia dalam kebenaran, memulihkan hubungan dengan Allah dan membangun kerajaan Allah bagi manusia. Kata Kunci : Keadaan Politik, Kerajaan Mesianik, Intertestamental
Misi Gereja Sebagai Pembawa Damai dalam Konteks Indonesia ditinjau dari Lukas 12:51 Susanto, Hery; Miraji, Theodorus
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 4, No 1 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v4i1.110

Abstract

Gereja menjadi agen pembawa damai di tengah komunitas masyarakat Indonesia. Konteks keberagaman di Indonesia menjadikan bahwa gereja tidak semudah itu untuk dapat menyampaikan Kabar Baik karena ada resiko kecurigaan dan’kristenisasi’. Lukas 12:51 menjadi acuan dalam pembahasan artikel ini bahwa kedatangan Yesus tidak datang membawa damai melainkan pertentangan. Hal itu terjadi karena pemahaman mereka tentang damai Allah dipandang dari sisi kepentingan manusia saja. Dalam konteks Indonesia, perbedaan harus dijembatani dengan sikap toleran dan saling menghargai satu sama lain. Gereja perlu mengambil tugas misi ini sebagai sebuah tanggung jawab mulia yang diberikan oleh Tuhan agar damai dari Tuhan itu dapat terwujud di dalam hidup seluruh umat di Indonesia.Kata-kata kunci: misi, damai, pertentangan