Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ECO-FRIENDLY di PT. BERNOFARM Kabupaten Sidoarjo Subagyo, Simon; Affandi, Samsudin; Subroto, Gatot
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2020: Memberdayakan Riset dan Inovasi untuk Teknologi yang Berkelanjutan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Bernofarm memulai kiprahnya di Indonesia sejak tahun 1971, perusahaan ini bergerak di bidang farmasi di Indonesia dan terus memberikan inovasi di bidang kesehatan di Indonesia. Aktivitasnya mencakup bisnis Generik bermerk melalui resep, bisnis Generik melalui Dinkes dan rumah sakit pemerintah di daerah terpencil milik pemerintah, serta produk farmasi lainnya. Manajemen sangat memerlukan keterangan yang nyata dan teratur mengenai kewajiban dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan. Uraian tersebut tampak sebagai ikhtisar mengenai fakta penting secara tertulis mengenai pekerjaan seorang pegawai, oleh karena itu PT. Bernofarm berupauah untuk mrlakukan go green dan Eco-Friendly. Akhir-akhir ini, istilah seperti "go green", "Eco-Friendly" dan ramah lingkungan telah menjadi tren diacara talkshow, iklan dan kemasan produk. Istilah ramah lingkungan telah banyak digunakan untuk berbagai produk, namun belum pada arti yang sebenarnya. Dengan memahami makna sebenarnya dari istilah ramah lingkungan, kita dapat menerapkan kegiatan kegiatan yang yang mengarah pada hidup sehat baik bagi planet ini dan penduduknya. Eco-Friendly secara harfiah berarti ramah lingkungan atau tidak berbahaya bagi lingkungan. Istilah yang serin merujuk pada produk yang berkontribusi terhadap gaya hidup "green living" atau gaya hidup hemat energi dan air. Selain itu, produk ramah lingkungan juga dapat mencegah kontribusi untuk polusi udara, air dan tanah. Dengan demikian, maka kita dapat berkontribusi dengan cara membiasakan diri melakukan kegiatan ramah lingkungan agar bisa menjadi lebih sadar tentang bagaimana seharusnya menggunakan sumberdaya. Adanya penggunaan bahan baku, tambahan, dan energi yang tidak optimal menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan, diperlukan pembenahan secara maksimal di PT. Bernofarm Sidoarjo dimulai dari modifikasi dan perbaikan mesin-mesin proses produksi, serta penggunaan bahan dan energi yang tepat agar tidak terjadi pemborosan yang dapat meningkatkan biaya produksi. Analisis daur hidup gula terhadap penggunaan bahan baku, tambahan, dan energi secara sistematis.
Identifikasi Unsur Penyusun Sedimen Sungai Klagison Kota Sorong Papua Barat Daya Menggunakan Metode X-Ray Fluorescence (XRF) Nurbia, Nurbia; Affandi, Samsudin
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 12, No 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v12i1.71503

Abstract

The Klagison River is one of the rivers in Sorong City, West Papua. Surface mining activities occur in the Klagison River drainage area which is one of the causes of changes in the geomorphological conditions of the Klagison River. to identify the constituent elements of the Klagison River sediment using X-Ray Fluorescence (XRF). Determination of sampling points using the purposive sampling method and sediment collection tools using the Ekman grab. The method for analyzing sediment constituent elements uses the XRF (X-Ray Fluorescence) method. Based on the research results, there are various types of elements contained in the Klagison River sediment, namely the elements Al, Si, P, S, Cl, K, Ca, Ti, V, Cr, Mn, Fe, Ni, Cu, Zn, Rb, Sr, Zr and Re. The dominant metal element concentrations from the 5 observation stations are the elements FeSiClAlCaTi. At observation station 5, the elements FeSiClAlCaTi are highest compared to the other 4 observation stations, this is because station 5 is the estuary of the Klagison River so it is the last place where liquid waste settles
Implementasi Pengelolaan Kualitas Lingkungan Pada Kegiatan Penanganan Alur Sungai Dan Pengendalian Sedimen Di Sungai Namo Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah Safii, Ahmad; Affandi, Samsudin
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 12, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v12i3.80007

Abstract

Pengelolaan aliran sungai dan pengendalian sedimentasi di Sungai Namo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, merupakan proyek yang sangat penting untuk mengurangi risiko banjir dan erosi yang sering terjadi di daerah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi bagaimana pengelolaan kualitas lingkungan diterapkan selama proyek ini berlangsung. Metode penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Metode pengumpulan data mencakup melakukan survei lapangan untuk mengamati kondisi fisik lingkungan, melakukan wawancara mendalam dengan berbagai pihak yang terlibat seperti kontraktor, perwakilan pemerintah daerah, ahli lingkungan, dan warga setempat, serta menganalisis dokumen dan data sekunder dari laporan proyek dan literatur terkait. Penelitian menemukan bahwa strategi untuk mengelola kualitas lingkungan telah dilakukan melalui berbagai cara, termasuk pengelolaan limbah konstruksi, pelestarian tanah dan air, pengelolaan air limbah, dan pemantauan kualitas udara. Penanganan limbah konstruksi dilakukan dengan memisahkan dan memproses limbah di tempat proyek, sementara pelestarian tanah dan air dilakukan melalui penanaman vegetasi dan pembuatan terasering. Sistem sementara untuk mengolah air limbah sedang dibangun untuk memproses air limbah sebelum dibuang ke sungai, dan analisis kualitas udara dilakukan secara berkala untuk menilai tingkat polusi. Meskipun demikian, studi ini juga menemukan beberapa hambatan, seperti rendahnya kesadaran lingkungan di kalangan pekerja konstruksi dan keterbatasan sumber daya, yang dapat menghambat efektivitas pengelolaan kualitas lingkungan. Agar dapat mengatasi tantangan ini, diperlukan program pelatihan lingkungan yang berkelanjutan bagi pekerja konstruksi serta dukungan regulasi yang lebih ketat dari pemerintah. Simpanan dari studi ini menegaskan betapa pentingnya menjalankan pengelolaan kualitas lingkungan yang efektif saat melakukan proyek penanganan alur sungai dan pengendalian sedimen. Penelitian ini menyarankan agar partisipasi masyarakat ditingkatkan dalam semua tahap proyek, dan mendorong penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan metode pengelolaan lingkungan yang lebih inovatif dan efektif di masa mendatang.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Pemakaian Lensa Blue Ray Pengguna Handphone Pada Anak Usia Remaja Ditinjau Dari Keluhan Penglihatannya Irwanto, Rachman; Affandi, Samsudin
Envirous Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Envirous
Publisher : UPN "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/envirous.v3i2.25

Abstract

Handphone seakan sudah menjadi kebutuhan yang sulit dilepaskan dari kegiatan sehari-hari. Banyak orang dari yang muda sampai yang tua menggunakan handhone untuk mempermudah tugas, pekerjaan dan sebagai alat rekreasi salah satunya bermain game. Melihat hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti waktu timbul keluhan penglihatannya dengan menggunakan kacamata lensa Blue Ray dan tidak menggunakan kacamata lensa Blue Ray dengan jarak pemakaian 20 cm pada suhu ruangan 200C dan 250C. Penelitian ini dilakukan secara observasi yang bersifat Cross Sectional di ARZI Optik Jl. Kalijudan XI Surabaya pada bulan November 2022–Januari 2023 dengan populasi anak remaja usia 12 sampai 21 tahun pengguna handphone jarak pemakaian 20 cm dengan suhu ruangan 200C dan 250C. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa bermain game di handphone menggunakan kacamata lensa Blue Ray lebih lama timbul keluhan penglihatannya dibandingkan dengan tanpa menggunakan kacamata dengan lensa Blue Ray. Akan tetapi hal tersebut juga dipengaruhi oleh suhu ruangan atau kelembaban udara. Waktu timbul keluhan penglihatannya tanpa kacamata lensa Blue Ray dengan suhu ruang 250C pada menit 57 dan pada suhu ruang 200C pada menit 45. Sedangkan dengan kacamata lensa Blue Ray dengan suhu ruang 250C pada menit 90, sedangkan pada suhu ruang 200C pada menit 69. Keluhan penglihatan yang paling banyak dialami responden adalah Mata Kering. Dengan demikian penggunaan kacamata lensa Blue Ray memberikan kontribusi positif terhadap pengguna handphone.