Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengenalan, Penyuluhan, dan Pemantauan Pentingnya Higiene Sanitasi Terhadap Penyakit Salmonellosis pada Kelompok Budidaya Ikan Bandeng di Segorotambak, Sedati, Sidoarjo Wibisono, Freshinta Jellia; Wibisono, Freegied Satriya
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2020): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v1i1.149

Abstract

ABSTRACT Sidoarjo Regency has the highest potential in milkfish aquaculture ponds. The maintenance of healthy milkfish requires clean and uncontaminated water and ponds, so sanitation efforts are pivotal in the management of milkfish cultivation. Milkfish is sensitive to Salmonella Spp. This service activity is carried out in several stages, namely 1) survey and filling in the questionnaire, 2) counseling activities, and lastly, 3) monitoring and evaluation. This community service was carried out to 3 groups of the milkfish cultivation community, namely the Mina Sentosa Segorotambak Group, Tumbuh Jaya Segorotambak, and Tumbuh Makmur Segorotambak Group. The results of the community service activities show that overall the milkfish farmers in Segorotambak Village have an understanding of hygiene (77,78%), sanitation (72,22%), but overall respondents gave the answer that respondents did not know about salmonellosis (100%). Salmonella spp. can survive in water contaminated with human or animal fecal matter. The importance of awareness in maintaining hygiene and sanitation needs to be understood by milkfish pond farmers to prevent the incidence of salmonellosis. Communication, information, and education on the relationship between hygiene and sanitation and contamination against salmonellosis in the community are of the utmost importance. Keywords: Higiene; Milkfish; Sanitation; Salmonella spp; Salmonellosis ABSTRAK Kabupaten Sidoarjo memiliki potensi tertinggi pada tambak budidaya ikan bandeng. Pemeliharaan ikan bandeng yang sehat mensyaratkan air dan tambak yang bersih serta tidak tercemar, sehingga diperlukan upaya higiene sanitasi pada pengelolaan budidaya ikan bandeng. Ikan bandeng peka terhadap cemaran bakteri Salmonella Spp. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu 1) survei dan pengisian kuesioner, 2) kegiatan penyuluhan, dan 3) pemantauan evaluasi. Pengabdian masyarakat ini dilakukan pada 3 kelompok masyarakat budidaya bandeng yaitu Kelompok Mina Sentosa Segorotambak, Tumbuh Jaya Segorotambak, dan Tumbuh Makmur Segorotambak. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa secara keseluruhan pembudidaya tambak ikan bandeng di Desa Segorotambak, memiliki pemahaman terhadap higiene (77,78%), sanitasi (72,22%) namun secara keseluruhan responden memberikan jawaban bahwa responden belum mengetahui mengenai penyakit salmonellosis (100%). Bakteri Salmonella spp. dapat bertahan pada air yang tercemar feses manusia atau hewan penderita. Pentingnya kesadaran dalam menjaga higiene sanitasi perlu dipahami oleh pembudidaya tambak ikan bandeng untuk mencegah kejadian penyakit salmonellosis. Komunikasi, informasi, dan edukasi pada mengenai hubungan higiene sanitasi dengan cemaran terhadap penyakit salmonellosis pada masyarakat sangat perlu untuk dilakukan. Kata Kunci : Bandeng; Higiene; Sanitasi; Salmonella spp; Salmonellosis
BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN MAGGOT SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF LELE BUDIKDAMBER DI KAMPOENG OASE SONGO SURABAYA Wibisono, Freshinta Jellia; Soebandhi, Santirianingrum; Masfufatun, Masfufatun; Wibisono, Freegied Satriya; Candra, Adi; Fardiansyah, Al; Isnaeni, Mutia; Islam, Afif Fajrul; Jalal, Ismul; Mentari, Andi Oktaviana; Qurraty’ain, Seryna Hasna; Habibi, Miftahul; Amrulloh, Azmi Khalid; Laily, Aulia Nur
Jurnal Terapan Abdimas Vol. 10 No. 1 (2025): Article in Press
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jta.v10i1.21126

Abstract

Abstract. Kampoeng Oase Songo has a community that is eager to innovate in order to become an economically independent village. Community activities in waste processing have been running, but wet organic waste processing is still not maximized. This community service activity aims to increase income and food security in the family, through maggot cultivation as an alternative feed for catfish. The methods used include training and mentoring activities on maggot cultivation and catfish cultivation in buckets. The results of this service activity can provide knowledge and skills to Kampoeng Oase Songo community members in maggot cultivation. Maggot processing becomes more optimal, with the maggot harvest can be sold in the fish market as fish feed, and also used for catfish feed in budikdamber. The community also gained knowledge and skills in bucket fish farming. Despite the small area, residents can still raise catfish, and grow hydroponic vegetables. This can be a living refrigerator that provides catfish and kale vegetables, so that nutritious food security can be achieved. The sustainability of the service program can solve the problem of organic waste with maggot cultivation, increase community income by selling maggot products, and food availability in the family with fish farming in buckets.   Abstrak. Kampoeng Oase Songo Surabaya dikenal dengan Kampung Songo atau Kampung Sayur Simo memiliki masyarakat yang bersemangat dalam berinovasi guna menjadi kampung yang mandiri secara perekonomian. Kegiatan masyarakat pada pengolahan limbah sudah berjalan, namun pengolahan limbah organik basah masih belum maksimal. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan dalam keluarga, melalui budidaya maggot sebagai pakan alternatif lele budikdamber. Metode yang dilakukan pada pengabdian ini meliputi kegiatan pelatihan dan pendampingan budidaya maggot dan budidaya ikan lele dalam ember. Hasil dari kegiatan pengabdian ini dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan pada warga masyarakat Kampoeng Oase Songo dalam budidaya maggot. Pengolahan maggot menjadi lebih optimal, dengan hasil panen maggot dapat dijual di pasar ikan sebagai pakan ikan, dan juga digunakan untuk pakan ikan lele pada budikdamber. Masyarakat juga mendapatkan pengetahuan dan keterampilan budidaya ikan dalam ember. Meskipun lahan yang sempit, warga tetap dapat memelihara lele, dan menanam sayuran kangkung hidroponik. Hal ini dapat menjadi kulkas hidup yang menyediakan ikan lele dan sayuran kangkung, sehingga dapat tercapai ketahanan pangan yang bergizi dalam keluarga. Keberlanjutan program pengabdian dapat mengatasi permasalahan limbah organik dengan budidaya maggot, peningkatan pendapatan masyarakat dengan penjualan hasil maggot, dan ketersediaan pangan dalam keluarga dengan budidaya ikan dalam ember.