Krisis moral dan spiritualitas yang melanda generasi masa kini menuntut adanya pendidikan karakter yang berlandaskan iman Kristen. Kitab Daniel, khususnya Daniel 1:8, memberikan fondasi teologis yang kuat mengenai keteguhan iman, integritas, dan keberanian moral di tengah tekanan budaya asing. Penelitian ini bertujuan menganalisis teks Daniel 1:8 melalui pendekatan eksegesis teologis, serta mengkaji relevansinya dalam pengembangan pendidikan karakter Kristiani. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan studi pustaka, memanfaatkan sumber utama seperti teks Alkitab, tafsiran, dan literatur pendidikan Kristen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan Daniel untuk tidak menajiskan diri dengan makanan raja bukan sekadar tindakan etis, melainkan refleksi iman yang lahir dari hubungan pribadi dengan Allah. Keberanian Daniel menjadi model pendidikan karakter Kristen yang menekankan integritas, pengendalian diri, dan kesetiaan spiritual. Dalam konteks pendidikan, narasi Daniel menegaskan pentingnya pengintegrasian nilai-nilai Alkitab dalam kurikulum, strategi pedagogis, dan pembentukan komunitas iman yang mendukung peserta didik. Pendidikan karakter Kristen tidak hanya bertujuan membentuk perilaku etis, melainkan membangun identitas sebagai warga Kerajaan Allah yang siap menghadapi tantangan budaya modern. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan karakter yang bersumber dari Alkitab, khususnya melalui teladan Daniel, memiliki daya transformatif dalam membentuk generasi muda yang teguh, kudus, dan berpengaruh positif di tengah masyarakat. Dengan demikian, Daniel 1:8 relevan sebagai paradigma pendidikan karakter Kristiani yang menekankan kesatuan iman, moralitas, dan praktik hidup sehari-hari.