Identitas kota selayaknya sarat dengan nilai sejarah dari kota itu sendiri. Identitas kota yang dibentuk dengan terburu-buru hanya menghadirkan kepalsuan karena dipenuhi oleh manipulasi saja. Citra kota akan dapat mudah dipahami apabila disampaikan dalam bentuk spasial jika dibandingkan secara visual. Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia, yang masuk administratif Provinsi Jawa Timur, dengan memiliki luas 374,1 km². Lanskap yang ditampilkan oleh Kota Surabaya cukup beragam. Beberapa objek-objek yang menjadi representatif dari citra Kota Surabaya di antaranya adalah Kawasan Patung Suro-Boyo, Kawasan Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember, Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Taman Bungkul, Kampung Bulak, Jalan Kembang Jepun, Kawasan Monumen Bambu Runcing, Food Junction Grand Pakuwon serta Hotel Majapahit. Identitas kota seharusnya berakar kuat pada nilai sejarahnya. Studi ini mengeksplorasi kognisi spasial dan persepsi citra kota Surabaya melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Elemen-elemen kota, seperti landmark, path, node, edge, dan district yang membentuk citra kota secara kognitif akan diidentifikasi. Observasi lapangan mengungkapkan elemen-elemen ikonik seperti Patung Suro-Boyo, Tugu Pahlawan, dan Taman Bungkul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen-elemen ini berperan penting dalam mempertahankan identitas unik kota Surabaya di tengah modernisasi.