Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efek Penggunaan Propofol terhadap Kejadian Disfungsi Kognitif Pasca Operasi pada Pasien Lanjut Usia: Sebuah Telaah Sistematik Firdaus, Riyadh; Tantri, Aida Rosita; Wicaksana, Daffa Abhista; Theresia, Sandy; Anakotta, Vircha
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24244/jni.v11i3.481

Abstract

Latar Belakang dan Tujuan: Disfungsi kognitif pascaoperasi/Postoperative Cognitive Dysfunction (POCD) umum terjadi pada pasien usia lanjut setelah operasi. Propofol merupakan salah satu agen anestesi yang sering digunakan, namun keterkaitannya dengan kejadian POCD. Telaah sistematik ini bertujuan mengetahui efek anestesi propofol terhadap POCD pada pasien lanjut usia.Subjek dan Metode: Penelusuran literatur melalui database PubMed, Cochrane, dan ScienceDirect untuk mengidentifikasi semua uji acak yang membandingkan tingkat kejadian POCD pada pasien lanjut usia ? 55 tahun yang menerima agen anestesi propofol dengan agen anestesi lainnya dan dipublikasikan dalam Bahasa Inggris. Artikel sekunder yang bukan merupakan jurnal dan artikel penelitian akan dieksklusi. Cochrane Risk of Bias digunakan untuk menilai potensi bias. Hasil: Kami mengidentifikasi 3 uji acak dengan total 478 pasien yang menjalani pembedahan. 478 pasien yang menjalani operasi non-kardiak. 212 subjek mendapatkan intervensi propofol, 266 mendapat intervensi agen anestesi lain seperti dexmedetomidine, midazolam, atau sevoflurane. Mayoritas membahas perbandingan propofol dan agen anestesi lain terhadap kejadian POCD pada bedah non-kardiak Simpulan: Propofol dan agen anestesi lain seperti dexmedetomidine, midazolam, dan sevoflurane tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap insidensi POCD pada pasien lanjut usia. Namun, propofol terbukti memiliki insidensi POCD jangka pendek yang lebih rendah dibandingkan dengan agen anestesi lain..
Penerapan Enhanced Recovery after Surgery (ERAS) pada Bedah Saraf Firdaus, Riyadh; Permana, Affan Priyambodo; Sugianto, Astrid Indrafebrina; Theresia, Sandy
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3040.941 KB) | DOI: 10.24244/jni.v10i2.326

Abstract

Enhanced recovery after surgery atau ERAS adalah suatu protokol perawatan perioperasi terstandar multidisiplin pada pasien bedah yang bertujuan untuk meminimalkan stres perioperasi sehingga menghasilkan luaran yang lebih baik. Protokol ERAS tersusun dari berbagai komponen perawatan yang terbukti mendukung pemulihan dan/atau menghindari komplikasi pascaoperasi. Komponen-komponen tersebut mengikutsertakan ahli bedah, ahli anestesi, perawat, farmasi, ahli gizi yang terlibat dalam perawatan pasien sehingga memberikan perbaikan yang lebih baik. Protokol ERAS tersusun dari berbagai komponen perawatan dari mulai praoperasi (konseling, pemberian nutrisi, pengelolaan kebiasaan, trombofilaksis, persiapan daerah operasi dan profilaksis antimikroba), intraoperasi (teknik anestesi, manajemen anestesi, analgesia, manajemen cairan, pengaturan suhu, teknik pembedahan) hingga pascaoperasi (kejadian post-operative nausea and vomiting (PONV), drainase urin, asupan nutrisi, mobilisasi dini). Penerapan ERAS menunjukkan hasil yang baik, dapat diterapkan, dan memberikan keuntungan bagi pasien bedah saraf. Walau demikian, protokol ERAS dalam bedah saraf masih sangat terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut mengikuti berbagai jenis tindakan/operasi dan keadaan pasien yang berbeda-beda.Implementation of Enhanced Recovery after Surgery (ERAS) in NeurosurgeryAbstractEnhanced recovery after surgery (ERAS) is a multidisciplinary standardized perioperative treatment protocol in surgical patients that aims to minimize perioperative stress and result in better outcomes. The ERAS protocol is composed of various components of care that have been shown to support recovery and/or avoid postoperative complications. These components include surgeons, anesthesiologists, nurses, pharmacists, nutritionists who are involved in patient care to provide better improvements. The ERAS protocol is composed of various components of preoperative care (counseling, nutrition, lifestyle management, thromboprophylaxis, preparation of the surgical area and antimicrobial prophylaxis), intraoperative care (anesthetic technique, anesthesia management, analgesia, fluid management, temperature regulation, surgical technique) and postoperative care (PONV management, urinary drainage, nutritional intake, early mobilization). Implementation of ERAS is applicable and shows good results along with the benefits for patients undergoing neurosurgery. However, ERAS in neurosurgery is still very limited and requires further research following different types of procedures / operations and different patient conditions.