Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Effectiveness of Honey in Healing Diabetic Foots in Indonesia: Systematic Review Afriansyah, Rafli; Hidayati, Prema Hapsari; Imran, Muh.
Journal of Midwifery and Nursing Vol. 6 No. 3 (2024): September: Health Science
Publisher : Institute Of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/jmn.v6i3.5386

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) is a heterogeneous group of disorders characterized by increased blood glucose levels or hyperglycemia. People with DM are prone to developing sores on their feet. Such incidents have been attributed to three factors, namely the presence of sensory neuropathy, ischemia, and high plantar pressure. Therefore, it is critical to treat local wound infections early and aggressively. Wound treatment in Diabetes Mellitus patients can be done with non-pharmacological therapy, one of which is using honey. Honey has antimicrobial, anti-inflammatory effects and increases fibroblastic, angioblastic and has a small water content to speed up the wound healing process. Objective: This research is to determine the effectiveness of honey in diabetic foot therapy. Method: This research uses a Systematic Review based on Preferred Reporting Items for Systematic Reviews & Meta-Analyses (PRISMA) to identify all published articles using relevant databases and keywords. Results: Based on 25 journals reviewed, the results showed that honey is effective for use as diabetic foot therapy. Conclusion: honey is a good alternative choice in treating diabetic foot wounds. Honey contains antibiotics which function as an antiseptic and antibacterial to protect wounds and can help treat infections that occur in wounds
Faktor Risiko Terjadinya Ulkus Diabetik di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar Tahun 2020-2022 Budiman, Resita Aulia; Nasir, Pratiwi; Imran, Muh.; Putra, Fadil Mula; Rajab, Risna
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14031

Abstract

Ulkus kaki diabetik adalah cedera pada seluruh lapisan kulit, nekrosis atau gangren yang biasanya terjadi pada telapak kaki, sebagai akibat dari neuropati perifer atau penyakit arteri perifer pada pasien diabetes mellitus (DM). Ulkus diabetikum merupakan kejadian luka yang timbul pada penderita DM akibat komplikasi mikroangiopati dan makroangiopati. Tujuan Penelitian mengetahui faktor risiko terjadinya ulkus diabetik di rumah sakit umum kota makasaar tahun 2020-2022. Metode Penelitian menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Faktor risiko terjadinya ulkus diabetik didapatkan hasil uniavriat usia ? 60 tahun sebanyak 20 pasien (64,5%), berjenis kelamin laki-laki sebanyak 17 pasien (54,8%), status gizi obesitas sebanyak 17 pasien (54,8%), lama DM > 10 tahun sebanyak 20 pasien (64,5%), nilai HbA1c > 7 sebanyak 20 pasien (64,5%). Dan dari hasil bivariat didapatkan tidak ada pengaruh usia, jenis kelamin dan gizi terhadap terjadinya ulkus diabetik dilihat dari hasil uji Pearson Chi Square diperoleh nilai ? > ? (?=0,05) dan hasil penelitian pengaruh lama DM dan HbA1C berpengaruh terhadap terjadinya ulkus diabetik dilihat dari hasil uji Pearson Chi Square diperoleh nilai ? < ? (?=0,05).
Diversifikasi glukomanan umbi porang (Amorphophallus muelerri) pada produk edible film dari kitosan Imran, Muh.; Herryanto, Alan Farrel; Selpiana, Mutmainnah; Istiqamah, Istiqamah; Nehayani, Sela; Sushanti, Gusni
Agrokompleks Vol 23 No 2 (2023): Agrokompleks Edisi Juli
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v23i2.536

Abstract

Umbi porang merupakan salah satu jenis tanaman yang mengandung glukomanan yang cukup tinggi (15-16% basis kering). Glukomanan pada porang ini yang dapat menghasilkan film yang baik, biocompatibility yang baik, biodegradable serta memiliki kemampuan membentuk gel. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengkaji konsentrasi kitosan cangkang rajungan dan glukomanan umbi porang yang baik dalam pembuatan edible film. Proses pembuatan edible film dibagi menjadi beberapa tahapan diantaranya: pembuatan tepung glukomanan, ekstraksi kitosan yang terdiri dari proses demineralisasi, deproteinasi, dan deasetilasi. Hasil dari ekstraksi kitosan dan tepung glukomanan kemudian dibuat menjadi edible film dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Yang dimana menggunakan perbandingan konsentrasi antara glukomanan dan kitosan antara lain 1:1, 1:2, 1:3, 2:1, dan 3:1. Edible film yang dihasilkan memiliki warna kecoklatan dan ketahanan air yang baik. Formulasi edible film terbaik dari hasil uji Duncan adalah konsentrasi 1:2 dengan hasil uji rata-rata ketebalan 0,09 mm, ketahanan air 55,4%, biodegradasi 43,89%, kuat tarik 4,35 MPa dan daya hambat mikrobiologi 0,215 mm.