Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PROTEINURIA PASIEN DIABETES MELITUS DAN OBESITAS POLI PENYAKIT DALAM RS IBNU SINA MAKASSAR Indah Lestari; Dzul Rizka; Prema Hapsari; Pratiwi L Basri; Nur Hidayah
Green Medical Journal Vol 1 No 1 (2019): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.595 KB) | DOI: 10.33096/gmj.v1i1.18

Abstract

Prevalensi diabetes melitus di dunia mengalami peningkatan pesat dibarengi meningkatnya angka kejadian komplikasi kronik gangguan ginjal. Resistensi insulin yang mendasari diabetes melitus pada obesitas dimana keduanya merupakan faktor risko utama kejadian kardiovaskuler. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan obesitas dengan terjadinya proteinuria pada pasien diabetes melitus tipe 2 di poli penyakit dalam Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Metode Penelitian cross sectional pada 32 orang pasien DM di RS Ibnu Sina yang diukur berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggangnya. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan urinalisis lengkap dalam satu waktu. Hasil penelitian ini didapatkan kategori proteinuria (+) 4 orang (12,5%), kategori proteinuria (++) 1 orang (3,1%), kategori proteinuria (+++) 2 orang (6,3%), dan kategori proteinuria (++++) 1 orang (3,1%). Pada kategori obesitas didapatkan untuk kategori overweight ada 17 orang (53,1%), obesitas I 5 orang (15,6%), obesitas II tidak ada dan obesitas III sebanyak 1 orang (3,1%). Sedangkan berdasarkan pemeriksaan lingkar pinggang didapatkan pada kelompok lingkar pinggang normal sebanyak 1 orang tidak didapatkan proteinuria dan pada kelompok dengan lingkar pinggang tidak normal sebanyak 31 orang didapatkan proteinuria sebanyak 8 orang.  Setelah dilakukan uji statistik untuk menilai hubungan obesitas dengan proteinuria didapatkan nilai p>0,05. Begitu pula pada analisis hubungan lingkar pinggang dengan proteinuria didapatkan nilai p>0,05. Tidak ada hubungan antara obesitas dan proteinuria begitu pula dengan hubungan lingkar pinggang dan proteinuria.
SLICC 2012: Kriteria Klasifikasi SLE Prema Hapsari Handayani
UMI Medical Journal Vol 2 No 2 (2017): December 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.716 KB) | DOI: 10.33096/umj.v2i2.29

Abstract

Istilah Lupus diambil dari bahasa latin yang berarti serigala dan dipakai pertama kali pada abad pertengahan untuk menggambarkan lesi kulit yang erosive yang mirip dengan gigitan serigala. Pada tahun 1846 seorang ahli dari Vienna bernama Ferdinand von Hebra memperkenalkan istilah “kupu-kupu” untuk menggambarkan rash di daerah malar dan menyebutnya sebagai lupus erythematosus . Ilustrasi ini dipublikasikan pertama kali dalam bukunya berjudul Atlas os Skin Disease pada tahun 1856. Lupus kemudian dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu Discoid Lupus Erythematosus,Neonatal Lupus Erythematosus, Drug Induced Lupus dan Systemic Lupus Erythematosus.
Penelitian Hubungan Kadar LDL(Low Density Lipoprotein) Dengan Tumor Payudara Yang Dicurigai Berisiko Maligna zulfitriani murfat; Prema Hapsari; Reeny Purnamasari; Santriani Hadi; Michaella Almirah
Wal'afiat Hospital Journal Vol 2 No 1 (2021): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.359 KB) | DOI: 10.33096/whj.v2i1.51

Abstract

Kanker payudara adalah salah satu penyakit tidak menular yang cenderung meningkat setiap tahun. Beberapa faktor risiko menyebabkan kanker payudara, salah satunya adalah konsumsi lemak berlebihan yang mengakibatkan hiperlipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kadar LDL dan insiden tumor payudara yang diduga berisiko terkena penyakit ganas. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan penampang. Sampel dalam penelitian tersebut adalah pasien yang dirawat di Bedah Poliklinik Onkologi RSUD Ibnu Sina Makassar dengan tumor payudara sebanyak 30 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan pengucilan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan sebanyak 30 responden dengan tumor payudara dengan rentang usia terbanyak 31-40 tahun (37%), diikuti oleh usia 20-30 dan 41-50 tahun (20%), dan usia lebih dari 50 tahun ( 17%) , jenis tumor payudara terbanyak adalah jenis jinak dan kadar LDL tinggi pada jenis tumor payudara benigna dan maligna. Analisis bivariasi menggunakan Uji Chi-Square menunjukkan bahwa niai p 0,025, yang lebih kecil dari nilai p kurang dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kadar LDL dan insiden tumor payudara yang diduga berisiko ganas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hubungan antara tingkat LDL dan insiden tumor payudara yang diduga berisiko ganas.
Karakteristik Pasien Penyakit Ginjal Kronis di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2019-2021 Prema Hapsari; Andi Kartini Eka Yanti
Wal'afiat Hospital Journal Vol 3 No 2 (2022): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/whj.v3i2.93

Abstract

Latar Belakang: Diagnosis penyakit ginjal kronis (PGK) ditegakkan berdasarkan adanya kerusakan struktur ginjal dan penurunan fungsi ginjal secara ireversibel, yang berlangsung lebih dari 3 bulan. PGK masih menjadi permasalahan kesehatan dengan angka kejadian yang cukup tinggi. Tujuan: mengetahui karakteristik pasien dengan penyakit ginjal kronis di RS Ibnu Sina Makassar Tahun 2019-2021. Metode: penelitian ini menggunakan metode Descriptive Retrospective Study berdasarkan data rekam medik RS Ibnu Sina Makassar 2019-2021. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang didiagnosis PGK. Hasil: ditemukan sebanyak 50 pasien PGK di RS Ibnu Sina Makassar pada tahun 2019-2021. Berdasarkan distribusi sosiodemografi, usia terbanyak yaitu 55-64 tahun (30,0%), persentase pasien wanita (68,0%) lebih besar dibanding pria (32,0%), dan (40,0%) pasien merupakan IRT. Hipertensi etiologi paling banyak ditemukan, yaitu sebesar (36,0%) dan (58,0%) pasien mengalami komplikasi anemia. Sebanyak (90,0%) pasien mengalami peningkatan kreatinin dan (84,0%) mengalami peningkatan ureum. Pada pemeriksaan tanda vital, (42,0%) pasien tergolong hipertensi grade II. Pada pemeriksaan darah rutin, (86,0%) pasien mengalami penurunan Hb, (58,0%) mengalami peningkatan neutrofil, (60,0%) mengalami penurunan limfosit. Pada pemeriksaan radiologi, (24,0%) menunjukkan kardiomegali pada hasil CXR, serta (78,0%) pasien tidak menjalani hemodialisis. Kesimpulan: karakteristik pasien PGK dapat diidentifikasi dari berbagai faktor dan penting untuk diketahui untuk mencegah komplikasi lebih lanjut
Effectiveness of Honey in Healing Diabetic Foots in Indonesia: Systematic Review Afriansyah, Rafli; Hidayati, Prema Hapsari; Imran, Muh.
Journal of Midwifery and Nursing Vol. 6 No. 3 (2024): September: Health Science
Publisher : Institute Of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/jmn.v6i3.5386

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) is a heterogeneous group of disorders characterized by increased blood glucose levels or hyperglycemia. People with DM are prone to developing sores on their feet. Such incidents have been attributed to three factors, namely the presence of sensory neuropathy, ischemia, and high plantar pressure. Therefore, it is critical to treat local wound infections early and aggressively. Wound treatment in Diabetes Mellitus patients can be done with non-pharmacological therapy, one of which is using honey. Honey has antimicrobial, anti-inflammatory effects and increases fibroblastic, angioblastic and has a small water content to speed up the wound healing process. Objective: This research is to determine the effectiveness of honey in diabetic foot therapy. Method: This research uses a Systematic Review based on Preferred Reporting Items for Systematic Reviews & Meta-Analyses (PRISMA) to identify all published articles using relevant databases and keywords. Results: Based on 25 journals reviewed, the results showed that honey is effective for use as diabetic foot therapy. Conclusion: honey is a good alternative choice in treating diabetic foot wounds. Honey contains antibiotics which function as an antiseptic and antibacterial to protect wounds and can help treat infections that occur in wounds
Hubungan Antara Gula Darah Puasa dan Proteinuria Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Hidayati, Prema Hapsari; Abdullah, Rezky Putri Indarwati; Budiman, Budiman
Wal'afiat Hospital Journal Vol 1 No 1 (2020): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.513 KB) | DOI: 10.33096/whj.v1i1.4

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Kontrol glikemik yang buruk, dengan dapat meningkatkan kemungkinan kejadian gagal ginjal kronik yang ditandai dengan adanya proteinuria. Gula darah puasa sebagai salah satu indikator kontrol glikrmik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kadar glukosa darah puasa (GDP) dengan proteinuria pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Metode penelitian yang digunakan adalah desain analitik korelasi, dengan pendekatan cross sectional dan tehnik consecutive sampling untuk pengambilan sampel. Pada penelitian ini didapatkan 32 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kadar GDP normal didapatkan pada 13 subjek penelitian dan GDP tinggi 19 subjek. Pada pemeriksaan proteinuria, tidak satupun sampel dengan GDP normal yang mengalami proteinuria. Sedangkan pada kelompok dengan kadar GDP tinggi didapatkan 8 orang yang mengalami proteinuria, dengan derajat proteinuria (+) sebanyak 4 orang, proteinuria (++) 1 orang, proteinuria (+++) 2 orang dan proteinuria (++++) didapatkan 1 orang. Setelah dilakukan analisis uji Chi-Square didapatkan hubungan yang signifikan antara GDP dengan kejadian proteinuria pada pasien DM tipe 2 dengan nilai p value 0,010 (p kurang dari 0,05). Namun tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara GDP dengan derajat proteinuria pada pasien DM tipe 2 (p value 0,121). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara GDP dengan kejadian proteinuria pada pasien DM tipe 2. Namun tidak dengan derajat keparahan proteinuria.
Penelitian Hubungan Kadar LDL(Low Density Lipoprotein) Dengan Tumor Payudara Yang Dicurigai Berisiko Maligna murfat, zulfitriani; Hapsari, Prema; Purnamasari, Reeny; Hadi, Santriani; Almirah, Michaella
Wal'afiat Hospital Journal Vol 2 No 1 (2021): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.359 KB) | DOI: 10.33096/whj.v2i1.51

Abstract

Kanker payudara adalah salah satu penyakit tidak menular yang cenderung meningkat setiap tahun. Beberapa faktor risiko menyebabkan kanker payudara, salah satunya adalah konsumsi lemak berlebihan yang mengakibatkan hiperlipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kadar LDL dan insiden tumor payudara yang diduga berisiko terkena penyakit ganas. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan penampang. Sampel dalam penelitian tersebut adalah pasien yang dirawat di Bedah Poliklinik Onkologi RSUD Ibnu Sina Makassar dengan tumor payudara sebanyak 30 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan pengucilan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan sebanyak 30 responden dengan tumor payudara dengan rentang usia terbanyak 31-40 tahun (37%), diikuti oleh usia 20-30 dan 41-50 tahun (20%), dan usia lebih dari 50 tahun ( 17%) , jenis tumor payudara terbanyak adalah jenis jinak dan kadar LDL tinggi pada jenis tumor payudara benigna dan maligna. Analisis bivariasi menggunakan Uji Chi-Square menunjukkan bahwa niai p 0,025, yang lebih kecil dari nilai p kurang dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kadar LDL dan insiden tumor payudara yang diduga berisiko ganas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hubungan antara tingkat LDL dan insiden tumor payudara yang diduga berisiko ganas.
Karakteristik Pasien Penyakit Ginjal Kronis di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2019-2021 Hapsari, Prema; Yanti, Andi Kartini Eka
Wal'afiat Hospital Journal Vol 3 No 2 (2022): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.318 KB) | DOI: 10.33096/whj.v3i2.93

Abstract

Latar Belakang: Diagnosis penyakit ginjal kronis (PGK) ditegakkan berdasarkan adanya kerusakan struktur ginjal dan penurunan fungsi ginjal secara ireversibel, yang berlangsung lebih dari 3 bulan. PGK masih menjadi permasalahan kesehatan dengan angka kejadian yang cukup tinggi. Tujuan: mengetahui karakteristik pasien dengan penyakit ginjal kronis di RS Ibnu Sina Makassar Tahun 2019-2021. Metode: penelitian ini menggunakan metode Descriptive Retrospective Study berdasarkan data rekam medik RS Ibnu Sina Makassar 2019-2021. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang didiagnosis PGK. Hasil: ditemukan sebanyak 50 pasien PGK di RS Ibnu Sina Makassar pada tahun 2019-2021. Berdasarkan distribusi sosiodemografi, usia terbanyak yaitu 55-64 tahun (30,0%), persentase pasien wanita (68,0%) lebih besar dibanding pria (32,0%), dan (40,0%) pasien merupakan IRT. Hipertensi etiologi paling banyak ditemukan, yaitu sebesar (36,0%) dan (58,0%) pasien mengalami komplikasi anemia. Sebanyak (90,0%) pasien mengalami peningkatan kreatinin dan (84,0%) mengalami peningkatan ureum. Pada pemeriksaan tanda vital, (42,0%) pasien tergolong hipertensi grade II. Pada pemeriksaan darah rutin, (86,0%) pasien mengalami penurunan Hb, (58,0%) mengalami peningkatan neutrofil, (60,0%) mengalami penurunan limfosit. Pada pemeriksaan radiologi, (24,0%) menunjukkan kardiomegali pada hasil CXR, serta (78,0%) pasien tidak menjalani hemodialisis. Kesimpulan: karakteristik pasien PGK dapat diidentifikasi dari berbagai faktor dan penting untuk diketahui untuk mencegah komplikasi lebih lanjut
Hubungan Dislipidemia Terhadap Terjadinya Keluhan Neuropati Diabetik pada Pasien Diabetes mellitus di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2023: The Relationship between Dyslipidemia and the Occurrence of Diabetic Neuropathy Complaints in Diabetes mellitus Patients at Ibnu Sina Hospital Makassar Year 2023 Taufiqurrahman, Muhammad; Hidayati, Prema Hapsari; Mulyadi, Farah Ekawati; Kanang, Indah Lestari Daeng; Nur, M. Jabal
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 2 (2024): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i2.1835

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Diabetes mellitus adalah gangguan/penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi (hiperglikemia) akibat gangguan pada kerja insulin, sekresi insulin atau keduanya. Pada pasien diabetes mellitus resiko kelainan lipid plasma jauh lebih tinggi. Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan penurunan atau peningkatan kadar fraksi lipid dalam plasma. Neuropati diabetik adalah salah satu komplikasi yang sangat sering terjadi pada penderita diabetes mellitus. Tujuan: Untuk Mengetahui hubungan dislipidemia terhadap terjadiya keluhan neuropati diabetik pada pasien diabetes mellitus. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan data rekam medis pasien di rs ibnu sina tahun 2023 sampai 2024. Hasil: Dari total 58 sampel penelitian didapatkan hasil bahwa sebanyak 70,5 % pasien diabetes mellitus mengalami dislipidemia dan 56,9 % penderita diabetes mellitus dengan dislipidemia mengalami keluhan neuropati diabetik. Dislipidemia memiliki hubungan yang signifikan (nilai p 0,006) dengan kejadian keluhan neuropati diabetik pada pasien diabetes mellitus. Kesimpulan: Terdapat hubungan dislipidemia dengan kejadian neuropati diabetik pada pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. ABSTRACT Background: Diabetes mellitus is a metabolic disorder/disease characterized by high blood glucose levels (hyperglycemia) due to disturbances in insulin work, insulin secretion or both. In diabetes mellitus patients, the risk of plasma lipid abnormalities is much higher. Dyslipidemia is defined as a lipid metabolism disorder characterized by decreased or increased levels of lipid fractions in plasma. Diabetic neuropathy is a complication that often occurs in diabetes mellitus sufferers. In Indonesia, 60% of diabetic neuropathy complications occur in diabetes mellitus. Objective: To determine the relationship between dyslipidemia and the occurrence of diabetic neuropathy complaints in diabetes mellitus patients. Method: This research is an observational analytical study with a cross sectional approach using patient medical record data at Ibnu Sina Hospital from 2023 to 2024. Results: From a total of 58 research samples, the results showed that 70.5% of diabetes mellitus patients experienced dyslipidemia and 56.9% of diabetes mellitus patients with dyslipidemia experienced complaints of diabetic neuropathy. Dyslipidemia has a significant relationship (p value 0.006) with the incidence of diabetic neuropathy complaints in diabetes mellitus patients. Conclusion: There is a relationship between dyslipidemia and the incidence of diabetic neuropathy in diabetes mellitus patients at Ibnu Sina Hospital Makassar.
HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN NEUROPATI DIABETIK DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR Asram, Andi; Hidayati, Prema Hapsari; Mulyadi, Farah Ekawati; Yanti, Andi Kartini Eka; Iskandar, Darariani
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i2.25692

Abstract

Neuropati diabetik adalah kerusakan saraf akibat kadar gula darah yang berlebih pada sebagian besar pasien diabetes mellitus. Banyak faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan resiko terjadinya neuropati diabetik, salah satunya adalah hipertensi. Namun, patomekanisme hipertensi menyebabkan neuropati diabetik masih belum diketahui secara pasti. Selain itu, banyaknya penelitian yang masih kontradiksi menyebabkan pentingnya dilakukan penelitian untuk membuktikan hubungan hipertensi terhadap terjadinya neuropati diabetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan terjadinya neuropati diabetik di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar pada bulan Juni-September Tahun 2023 menggunakan desain analitik observasional dengan metode case control berdasarkan data sekunder berupa rekam medis. Studi ini mendapatkan 124 sampel data penderita diabetes mellitus dengan 62 sampel mengalamai neuropati diabetik (kelompok kasus) dan 62 sampel tanpa neuropati diabetik (kelompok kontrol). Pada kelompok kasus didapatkan 42 (67,7%) sampel yang hipertensi sedangkan pada kelompok kontrol di dapatkan 27 (43,5%) sampel yang hipertensi. Hipertensi secara signifikan berhubungan dengan neuropati diabetik dengan nilai p  0,011 dan odd ratio 2,722. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan hipertensi dengan terjadinya neuropati diabetik di RS Ibnu Sina Makassar.