Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Vital Sign Monitor Guna, Hidayat Puspa; Purwoko, Heri
Medika Teknika : Jurnal Teknik Elektromedik Indonesia Vol 1, No 2 (2020): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mt.010209

Abstract

Pengukuran detak jantung berguna untuk memantau keadaan jantung seseorang, dan pengukuran laju pernafasan dilakukan untuk memantau keadaan paru-paru, yang berfungsi untuk menukar oksigen dengan karbondioksida pada darah. Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui kondisi tubuh seseorang, karena semakin tinggi suhu pasien dari batas suhu normal maka akan berpengaruh pada cepat lambatnya jantung pasien dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam tugas akhir ini akan dirancang alat yang dapat mengukur detak jantung, laju pernafasan dan suhu tubuh. Pada penelitian ini penulis menggunakan finger sensor yang dibangun menggunakan LED inframerah sebagai pemancar dan photodiode sebagai penerima, LM35 sebagai sensor suhu, sensor miccondensoruntuk mendeteksi hembusan nafas, dan LCD sebagai outputan akhir. Dalam tugas akhir ini penulis melakukan pembuatan, percobaan, pengujian, dan pendataan sehingga penulis dapat menyimpulkan:setelah melakukan pengujian BPM, dapat disimpulkan bahwa alat ini masih berada dalam ambang batas yang dianjurkan yaitu memiliki selisih tidak kurang/lebih dari 5 bpm. Setelah melakukan pengujian suhu dapat disimpulkan bahwa pengukuran suhu pada alat ini masih dalam batas toleransi yaitu 1o C.Setelah melakukan pengujian laju pernafasan dapat disimpulan bahwa alat ini masih berada dalam ambang batas yang dianjurkan 1%.
Mesin dan Kegelisahan Manusia Modern: Tautan antara Ideologi dan Kebudayaan dalam Film Modern Times Purwoko, Heri
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 1, No.1: April 2017
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v1i1.18

Abstract

An era can be reflected by film, especially when the film was made. Chaplin is an American film artist who is smart and sensitive in getting the important moment in his life, which is in 1914 until 1967. Modern Times (1936) was one of the important film beside The Kid (1921), The Great Dictator (1940), and Gold Rush (1925). Modern times choosed distracted the audience by machine terror that was real happened in worker life, than presented drama film in satire. In cultural studies methods, this writing tells about Modern Times film: how was human life in metropolis city, in (1936), who fighted work to stay alive while facing industries machine threats which replaced people slowly in modernity atmosphere. Film selalu menarasikan dan merefleksikan suatu zaman tertentu, khususnya era ketika film itu dibuat. Chaplin adalah seorang seniman film Amerika Serikat yang peka dan cerdas dalam memetik penggalan peristiwa di titik-titik penting kehidupannya, terbentang antara tahun 1914 hingga 1967. Film Modern Times (1936) merupakan salah satu film penting karya Chaplin, selain The Kid (1921), The Great Dictator (1940), dan Gold Rush (1925). Alih- alih menampilkan drama cinta yang satir, Modern Times mendistraksi penontonnya dengan teror mesin yang menjadi kenyataan dan harus dihadapi oleh para manusia pekerja. Dengan menggunakan pendekatan cultural studies, tulisan ini mengkaji bagaimana kehidupan manusia yang hidup di kota metropolitan, dalam film Modern Times (1936), berjuang untuk bisa tetap bekerja sambil menghadapi ancaman mesin-mesin industri yang perlahan menggantikan mereka dalam atmosfer modernitas.
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Dan Gambaran Histopatologi Testis Pada Tikus Yang Mengalami Diabetes Melitus Sa’adah, Mas; Purwoko, Heri; Fernanda, Bella
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN, PSIKOLOGI DAN KESEHATAN (J-P3K) Vol 6, No 2 (2025): J-P3K
Publisher : Yayasan Mata Pena Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51849/j-p3k.v6i2.749

Abstract

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik kronis yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi (hiperglikemia) akibat gangguan produksi atau fungsi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona Muricata L.) dalam menurunkan kadar glukosa darah serta dampaknya terhadap gambaran histopatologi testis pada tikus yang mengalami diabetes. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tikus jantan yang diinduksi diabetes melalui injeksi streptozotocin. Tikus dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, di mana kelompok perlakuan diberikan dosis ekstrak daun sirsak yang bervariasi. Kadar glukosa darah diukur secara berkala, dan jaringan testis dikumpulkan untuk analisis histopatologi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak secara signifikan menurunkan kadar glukosa darah pada tikus diabetes dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pemeriksaan histopatologi jaringan testis mengungkapkan perbaikan struktur seluler dan pengurangan kerusakan pada kelompok perlakuan. Temuan ini menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak memiliki potensi sebagai agen antidiabetes serta efek protektif terhadap jaringan testis pada kondisi diabetes. Penelitian lebih lanjut direkomendasikan untuk mengeksplorasi mekanisme molekuler yang mendasari efek tersebut dan mengevaluasi keamanan serta efektivitas ekstrak ini dalam pengaturan klinis.
Genetic factor, short-distance activity, and myopia among medical students Tiswan, Jiad Hanan; Pratama, Irza Haicha; Lina, Juliana; Ivonne, Ivonne; Purwoko, Heri; Yumardika, Deza
Buletin Kedokteran & Kesehatan Prima Vol. 3 No. 2 (2024): September
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/bkkp.v3i2.6160

Abstract

Myopia, a common refractive error, has seen a significant global increase, particularly among young adults. This study aims to investigate the association between genetic factors, short-distance activity, and the incidence of myopia among medical students. A cross-sectional survey design was employed to collect data from medical students in batches 2022 and 2023. Chi-square tests were used to analyze the relationship between the variables. Demographic data revealed a predominantly young female population, with a high proportion of students enrolled in the 2023 academic year. A significant number of students were diagnosed with myopia, ranging from low to high degrees. Risk factor analysis indicated a strong association between reduced short-distance activity and increased myopia risk. Additionally, a family history of myopia emerged as a significant genetic predisposition to the condition. These findings highlight the importance of addressing both environmental and genetic factors to prevent and manage myopia among medical students. Future longitudinal studies with larger sample sizes are needed to further explore the temporal relationship between risk factors and myopia progression.