Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peran Keluarga dalam Perkembangan Sosial Emosi Anak Kelompok B1 RA Al-Islamiyah Panumbuan Raci Bangil Pasuruan Utsmani, M. Mujib; Utami, Naning
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 5 No 1 (2023): Mei
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui permasalahan dalam penelitian ini adalah :1) bagaimana peran keluarga dalam perkembangan sosial dan emosi anak kelompok B1 di RA Al-Islamiyah Panumbuan Raci Bangil Pasuruan. 2) bagaimana tingkat perkembangan sosial dan emosi nak kelompok B1 di RA Al-Islamiyag Panumbuan Raci bangil pasuruan.metode Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi dan angket atau kuosioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua terhadap pekembangan sosial emosional anak kelompok B1 di RA Al-Islamiyah Panumbuan Raci Bangil Pasuruan masih rendah. Orang tua lebih banyak menggantungkan pada guru attau sekolah. Sedangkan pada tingkat perkembangan sosial dan emosi anak kelompok B di RA Al-Islamiyah Panumbuan Raci Bangil Pasuruan sudah berkembang sangat baik.
Peningkatan Motorik Halus Anak Kelompok A Melalui Pembuatan Minuman Tradisional Bahan Alam Di Tk Muslimat Miftahul Huda Tejowangi Purwosari Pasuruan Midtahillah, Miftahillah; Utsmani, M. Mujib; Nisak, Khoirun
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 6 No 1 (2024): Mei
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang penelitian ini kegiatan keterampilan motorik halus kurang diminati anak karena monoton, dan kurangnya penggunaan media, dan kreativitas guru dalam pembelajaran membuat anak merasa bosan dan malas. Salah satu media dapat dimanfaatkan adalah bahan alam untuk pembuatan minuman tradisional, agar mengenal minuman yang sehat dan mengasah motorik halus anak. Dengan subjektif 15 anak yaitu 8 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan dokumentasi hasil karya anak. Alat yang digunnakan adalah lembar instrument penilaian dan observasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Penilaian ini dilakukan melalui 3 siklus dengan beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dengan hasil pra tindakan BSH sebanyak 11% pada siklus 1 meningkat menjadi 44%, siklus 2 meningkat menjadi 64% dan siklus 3 meningkat menjadi 87%. Dari perolehan persentase siklus 3 membuktikan penelitian ini telah mencapai indikator keberhasilan yaitu motorik halus anak mengalami peningkatan ≥80%. Hal ini disimpulkan pemanfaatan bahan alam pembuatan tradisional untuk meningkatkan motorik halus anak di TK Muslimat Miftahul Huda Tejowangi Purwosari Pasuruan meningkat dengan baik sekali.
CREDIT CARD PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Utsmani, M. Mujib
WADIAH Vol. 1 No. 2 (2017): Wadiah : Jurnal Perbankan Syariah
Publisher : Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/wadiah.v1i2.1282

Abstract

The era of globalization demanding transactions as quickly as possible, plus a shift in the culture of the people who are headed for the less cash society, demands the world of banking to continue to innovate technology in the field of digital transactions such as sharia (Islamic credit card). Sharia card basically belongs to the needs tahsiniyyat, which can familiarize humans to the best habits. But if it turns out in practice to cause ugliness, it must be stopped and abandoned. Because if sharia card does not exist, does not mean to harm the harmony of human life as when the absence of things that are dharuriyyat. Nor is there anydifficulty in the absence of a hajiyyat. Sharia law is permitted, with the provision of no interest, is not used for transactions that are inconsistent with sharia, does not encourage excessive spending (istraf) by means of, among others, a maximumceiling of expenditure, the main cardholder must have the financial ability to repay in due course; not using facilities for things that are contrary to sharia.Keywords: credit card, sharia card, Islamic law. AbstrakEra globalisasi yang menuntut dilakukan transaksi secepat mungkin, ditambah pergeseran budaya masyarakat yang sedang menuju less cash society, menuntut dunia perbankan untuk terus melakukan inovasi teknologi di bidang transaksi digital seperti syariah card (kartu kredit syariah). Syariah card pada dasarnya termasuk ke dalam kebutuhan tahsiniyyat, yang dapat membiasakan manusia kepada kebiasaan-kebiasaan yang paling baik. Namun jika ternyata pada praktiknya menimbulkan kemudharatan, maka harus segera dihentikan dan ditinggalkan. Karena apabila syariah card tidak ada, tidak berarti merusakkeharmonisan kehidupan manusia seperti ketika tidak adanya hal yang bersifat dharuriyyat. Juga tidak ditimpa kesulitan seperti ketika tidak adanya hal yang bersifat hajiyyat. Syariah card dibolehkan, dengan ketentuan tidak menimbulkan riba, tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan syariah, tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan (israf) dengan cara antara lain menetapkan pagu maksimal pembelanjaan, pemegang kartu utama harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi pada waktunya, dan tidak menggunakan fasilitas untuk hal-hal yang bertentangan dengan syariah.Kata Kunci: credit card, syariah card, hukum Islam.