Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penilaian Resiko Hama dan Penyakit Ikan Karantina Sebagai Upaya Pencegahan Penyebarannya Melalui Lalu Lintas Komoditas Perikanan Dari Yogyakarta Achmad, Himawan; Susanti, Dewi; Lantiany, Dwi; Supriyanto, Dedy Irawan; Novianto, Hendri; Rahman, Hafit
SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science Vol 2 No 1 (2020): SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/siganus.v2i1.759

Abstract

ABSTRACT: The enactment of Law no 21/2019 has increased the effectiveness of preventive measures on the spread of Fish Quarantine listed Pests and Diseases (FQPD). Under new regulations, each FQPD host must pass laboratory tests to guarantee its FQPD-free status before translocated. This study was conducted to assess the risks of FQPD potentially contracting fishes translocated from Yogyakarta. Descriptive analysis was used by collaborating evaluation results of FQPD risk analyst team of FQIA Yogyakarta, standards and related regulations, and FQPD research results of various sources. The assessments listed 12 viral and 4 bacterial diseases having a high risk to spread. Status of high risk dominated assessment results with the level of risks varied from 18 to 25. Most diseases are the target for health certification and disease surveillance except TILV and RSIVD in Gouramy, VNN and E. ictalurii in Tilapias, CMNV in Vannamei, WSSV in Cherax, YHD in Tiger Prawn, and E. ictalurii in Walking Catfish as the sole target for surveillance; and VNN in Milk Fish as target only for certification. Assessment results are the basis for the determination of test targets of each FQPD host translocated from Yogyakarta. ABSTRAK: Terbitnya UU 21/2019 meningkatkan efektifitas sistem pengendalian sebaran HPIK. Sebelum UU ini diterapkan, potensi berpindahnya HPIK antar area tidak bebas HPIK cukup tinggi akibat diperbolehkannya komoditas perikanan carrier HPIK asymptomatic dilalulintaskan tanpa pengujian laboratorium sesuai regulasi pada saat itu. Hal ini menyebabkan upaya eradikasi di area tujuan tidak berjalan efektif disamping diinterpretasikannya “area bebas atau tidak bebas HPIK” hanya sebatas wilayah administratif membuka peluang berpindahnya HPIK dari area tujuan MP yang tidak bebas HPIK ke area lain disekitarnya yang masih bebas. Berdasarkan regulasi baru, setiap MP harus melalui penetapan bebas HPIK melalui pengujian laboratoris sebelum dilalulintaskan. Studi ini dilaksanakan untuk mengkaji resiko HPIK yang berpotensi terlalulintaskan bersama komoditas perikanan yang sering dikirim keluar dari Yogyakarta. Analisa dilakukan secara deskriptif melalui kajian tim analisa resiko HPIK lingkup SKIPM Yogyakarta dan desk study terhadap berbagai standar, peraturan perundangan terkait dan hasil berbagai penelitian temuan HPIK. Studi ini menunjukkan bahwa terdapat 12 penyakit viral dan 4 penyakit bakterial yang beresiko menyebar dari pintu pengeluaran Yogyakarta. Resiko tinggi mendominasi hasil penilaian HPIK dengan tingkat resiko barvariasi dari 18 hingga 25. Berbagai HPIK pada inang tertentu rata-rata merupakan target untuk sertifikasi dan pemantauan HPIK kecuali TILV dan RSIVD pada Gurami,VNN dan E. ictalurii pada Nila, CMNV pada Vannamei, WSSV Lobster tawar, YHD pada Udang Windu, dan E. ictalurii pada ikan Lele yang hanya merupakan target pemantauan; dan VNN pada Bandeng yang hanya sebagai target sertifikasi. Hasil analisa menjadi dasar penentuan target pengujian HPIK secara laboratoris terhadap komoditas perikanan yang akan dilalulintaskan dari Yogyakarta.
Upaya Pencegahan Penyakit Pada Komoditas Perikanan yang Dilalulintaskan Antar Area dari Pintu Pengeluaran, Yogyakarta Achmad, Himawan
SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science Vol 3 No 1 (2021): SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/siganus.v3i1.1192

Abstract

Studi ini bertujuan untuk menganalisa resiko penyakit ikan yang memiliki potensi tinggi untuk menyebar melalui aktifitas lalu lintas komodtas ikan dari Yogyakarta ke berbagai pulau di Indonesia. Data dianalisa secara deskriptif dan dilakukan desk study terhadap berbagai peraturan perundangan serta temuan penyakit ikan terbaru yang telah menyebar di Pulau Jawa dan Yogyakarta. Dari 51 patogen yang telah ditetapkan pemerintah, tedapat 25 patogen terdiri dari 14 virus, 7 bakteri, 2 jamur, dan 2 parasit yang harus dikendalikan dan dicegah terjadinya wabah di Yogyakarta. Adapun dari ke-25 patogen tersebut terdapat 15 patogen (10 virus, 4 bakteri, dan 1 parasit) yang harus ditetapkan status bebas pada setiap pengiriman ikan keluar dari Yogyakarta melalui pengujian laboratorium sebagai dasar penerbitan sertifikat kesehatan ikan. Dalam kajian ini menunjukkan bahwa jumlah penyakit ikan yang harus diwaspadai di Yogyakarta meningkat dibandingkan periode sebelumnya, dimana hal ini menunjukkan peningkatan tingkat kewaspadaan Karantina Ikan Yogyakarta dalam mencegah sebaran PIK dari Yogyakarta. ABSTRACT The present study was to analyze disease risks that have a high probability to transmit via fisheries commodities frequently transported from Yogyakarta to other islands of Indonesia. Data were analyzed descriptively and a desk study was carried out on updated regulations and new discoveries relating to diseases already spread in Java Island up to the year 2021. Of the total 51 diseases concerned in the latest national regulations, there are 25 pathogens consisting of 14 viral, 7 bacterial, 2 fungal, and 2 parasitic diseases which must be controlled and prevented to cause outbreaks in Yogyakarta. Of the pathogens concerned in Yogyakarta or Java island, there are 10 viral, 4 bacterial, and 1 parasitic disease that must be strictly free of any consignments translocated from exit points of Yogyakarta by carrying out laboratory tests before a health certificate is issued. The study shows increases in the number of diseases to be concerned of, compared with the previous study, emphasizing vigilance and prudence of Fish quarantine of Yogyakarta in preventing the spread of diseases from Yogyakarta