Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENETAPAN KADAR PEWARNA TARTRAZIN PADA MIE INSTAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV–VIS Yuyun Wulandari
Jurnal Analis Farmasi Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v6i1.5489

Abstract

Mie instan merupakan salah satu contoh makanan instan atau siap saji. Didalam mie instan terdapat zat pewarna sintetis. Warna merupakan daya tarik terbesar untuk menikmati makanan setelah aroma. Namun penggunaan pewarna sintetis harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku karena dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan monitoring pewarna sintetis pada makanan. Metode analisis yang digunakan adalah Spektrofotometri Uv-Vis. Pewarna sintetis yang terkandung dalam sampel tersebut adalah pewarna yang memungkinkan penggunaannya untuk makanan oleh PERMENKES RI seperti Tartrazin. Telah dianalisis bahwa pewarna tartrazin memiliki panjang gelombang maksimum 430 nm dengan kadar Sampel A 11,3 mg/Kg, Sampel B 7,5 mg/Kg, Sampel C 12,3 mg/Kg, Sampel D 6,3 mg/Kg, Sampel E 8,4 mg/Kg, Sampel F 5,4 mg/Kg, Sampel G 8,8 mg/Kg. Berdasarkan BPOM RI Nomor 37 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan BTP Pewarna ditetapkan bahwa pewarna tartrazin diizinkan dalam kategori pangan pada pasta dan mie denganbatas maksimum 70 mg/Kg. Kata kunci: Pewarna Sintetis, Tartrazin, Spektrofotometri Uv-Vis
PENETAPAN KADAR PEWARNA TARTRAZIN PADA MIE INSTAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV–VIS Yuyun Wulandari
Jurnal Analis Farmasi Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.557 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v6i1.5489

Abstract

Mie instan merupakan salah satu contoh makanan instan atau siap saji. Didalam mie instan terdapat zat pewarna sintetis. Warna merupakan daya tarik terbesar untuk menikmati makanan setelah aroma. Namun penggunaan pewarna sintetis harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku karena dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan monitoring pewarna sintetis pada makanan. Metode analisis yang digunakan adalah Spektrofotometri Uv-Vis. Pewarna sintetis yang terkandung dalam sampel tersebut adalah pewarna yang memungkinkan penggunaannya untuk makanan oleh PERMENKES RI seperti Tartrazin. Telah dianalisis bahwa pewarna tartrazin memiliki panjang gelombang maksimum 430 nm dengan kadar Sampel A 11,3 mg/Kg, Sampel B 7,5 mg/Kg, Sampel C 12,3 mg/Kg, Sampel D 6,3 mg/Kg, Sampel E 8,4 mg/Kg, Sampel F 5,4 mg/Kg, Sampel G 8,8 mg/Kg. Berdasarkan BPOM RI Nomor 37 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan BTP Pewarna ditetapkan bahwa pewarna tartrazin diizinkan dalam kategori pangan pada pasta dan mie denganbatas maksimum 70 mg/Kg. Kata kunci: Pewarna Sintetis, Tartrazin, Spektrofotometri Uv-Vis
Manajemen Krisis Komunikasi dalam Isu Transparansi Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2024 Yuyun Wulandari
Da'watuna: Journal of Communication and Islamic Broadcasting Vol. 5 No. 2 (2025): Da'watuna: Journal of Communication and Islamic Broadcasting
Publisher : Intitut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/dawatuna.v5i2.6560

Abstract

The 2024 Madrasah Science Competition (KSM) faced transparency issues that affected public trust in its organisation. This study aims to identify the communication crisis management approach applied, evaluate the effectiveness of the strategies used, and analyse the short and long term impact of this crisis on the image of KSM. Using Situational Crisis Communication Theory (SCCT), this study found that accountability-based communication strategies, technology utilisation, and stakeholder collaboration were effective in mitigating the crisis. The results of the study are expected to serve as a guide for similar competition organisers in facing transparency challenges.