Taufany, Fadlilatul
Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pra Desain Pabrik Minyak Kayu Putih Dari Daun Kayu Putih Hafid, Abdul; Syukharial, Muhammad Alraedi; Altway, Ali; Taufany, Fadlilatul
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i2.121577

Abstract

Kebutuhan minyak kayu putih di Indonesia sangatlah besar, hal ini dapat dilihat dari data konsumsi minyak kayu putih di Indonesia. Kebutuhan tersebut sebagian besar dipenuhi dengan impor dari negara lain. Indonesia merupakan negara yang potensi kekayaan alam yang banyak seharusnya dapat memproduksi minyak kayu putih sendiri untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang sangat besar. Melihat permintaan minyak kayu putih yang sangat besar dan belum dapat dicukupi dari produksi dalam negeri, dibuat rancangan pra desain pabrik minyak kayu putih dengan kapasitas produksi sebesari 60 ton/tahun. Melalui metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan meninjau ketersediaan bahan baku, pemasaran, sumber energi listrik dan air, sumber tenaga kerja, aksesabilitas dan fasilitas transportasi, hukum dan peraturan, iklim dan topografi, lokasi untuk mendirikan pabrik terpilih yaitu berada di Indramayu, Jawa Baray. Raw material yang digunakan pada produksi minyak kayu putih yaitu daun kayu putih. Produksi minyak kayu putih meliputi beb erapa proses diantaranya, proses steam distillation, condensation, decantation, dan, vacuum distillation. Steam dihasilkan dari boiler dengan bahan bakar briket yang didapat dari hasil pengolahan limbah daun kayu putih pada proses steam distillation. Analisa ekonomi dilakukan dengan asumsi modal awal yaitu 60% modal sendiri dan 40% modal pinjaman, masa konstruksi 2 tahun, laju inflasi 3% per tahun, bunga bank 8% per tahun. Dari analisa ekonomi yang telah dilakukan hasil dari Total Capital Investment (TCI) sebesar $922.191, Working Capital Investment (WCI) Rp. 1.877.495.732 ; Fixed Capital Investment (FCI) Rp. 12.450.709.153,00; Total Production Cost (TPC) Rp. 61.249.357.68; Internal Rate of Return (IRR) 16,17% ; Pay Out Time (POT) 6,23 tahun; dan Break Even Point (BEP) 29,15.
Pra Desain Pabrik Garam Farmasi dari Garam Olahan dengan Kapasitas Produksi 1500 Ton/Tahun Fadila, Achyani Putri; Aini, Afifah Nur; Nurkhamidah, Siti; Taufany, Fadlilatul
Jurnal Teknik ITS Vol 13, No 1 (2024)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v13i1.121421

Abstract

Salah satu garam industri yang masih diimpor oleh Indonesia adalah garam farmasi. Garam farmasi merupakan garam yang memiliki tingkat kemurnian NaCl yang sangat tinggi mencapai 99,5% dan biasa digunakan dalam industri farmasi sebagai cairan infus, pembersih darah, obat kapsul, pelarut vaksin, sirup, oralit, dan minuman kesehatan. Proses pembuatan garam farmasi dari garam olahan dibagi menjadi 3 unit proses, yaitu unit pemurnian bahan baku, unit penguapan dan pengkristalan, dan unit pengeringan dan pengendalian produk. Dari hasil proses didapatkan garam farmasi dengan kemurnian mencapai 99,9%. Pabrik garam farmasi ini memiliki kapasitas produksi sebesar 1500 ton/tahun dengan waktu operasi 330 hari kerja pada usia pabrik selama 10 tahun. Lokasi pendirian pabrik direncanakan di Kecamatan Manyar, Gresik. Berdasarkan analisa ekonomi, laju pengembalian modal (IRR) yang didapatkan sebesar 13,84% dengan waktu pengembalian modal (POT) selama 6 tahun, dan NPV positif sebesar Rp1.928.382.237,2 yang menunjukkan bahwa pabrik ini layak untuk didirikan.
Pra Desain Pabrik Produksi Semi-Refined Carrageenan dari Rumput Laut Euchemaa Cottonii Tsabisah, Nindya; Budihendrawan, Raden Muhammad Yazid; Taufany, Fadlilatul; Rahmawati, Yeni
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v12i3.124421

Abstract

Negara Indonesia merupakan negara yang berpotensi besar dalam pembudidayaan rumput laut karena daerah perairannya yang luas. Rumput laut jenis Eucheuma cottonii merupakan rumput laut yang mempunyai peluang pasar cukup potensial di Indonesia. Eucheuma cottonii dikelompokkan dalam Alga merah (Rhodophyceae) sebagai rumput laut penghasil karaginan karena memiliki kadar karaginan yang demikian tinggi, sekitar 62-68% berat keringnya. Karaginan merupakan polisakarida yang linier dan molekul galaktan dengan unit-unit utamanya adalah galaktosa. Karaginan merupakan hasil ekstraksi rumput laut dengan air atau larutan alkali dari spesies tertentu kelas Rhodophyceae. Karaginan merupakan senyawa hidrokoloid yang terdiri dari ester kalium, natrium, magnesium dan kalsium sulfat. Terdapat dua metode yang berbeda untuk menghasilkan dua jenis karaginan. Metode tersebut adalah Refined Carrageenan dan Semi-Refined Carrageenan. Refined Carrageenan adalah jenis karaginan yang sudah murni tanpa ada selulosa. Sedangkan Semi-Refined Carrageenan adalah jenis karaginan masih belum murni (terdapat selulosa ) tetapi sudah dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Metode yang digunakan dalam pabrik ini adalah Semi-Refined Carrageenan karena proses pembuatannya cepat dan tidak membutuhkan biaya yang banyak. Dilakukan proses yang berurutan yang terbagi menjadi tiga unit proses, yaitu Unit Pre-treatment, Unit Perebusan dalam Alkali, dan Unit Pengolahan Lanjut. Unit Perebusan dalam Alkali bertujuan untuk mendapatkan karaginan yang terkandung pada rumput laut. Selanjutnya adalah proses pencucian dan memisahkan antara fitrat dan cake. Filtrat ditekan menggunakan Hidrolik Press, kemudian dikeringkan dengan Tray Dryer. Hasil menuju Ball Mill untuk menjadikannya tepung dengan ukuran 80 mesh. Dengan asumsi telah dilakukan perjanjian dengan vendor dan kontraktor bahwa peralatan dibeli pada tahun 2023 dengan menggunakan kurs mata uang saat kontrak ditandatangani. Instalasi peralatan dilakukan pada pertengahan tahun 2024 dan pabrik mulai beroperasi pada awal tahun 2026. Hasil penjualan per tahun sebesar Rp 187.500.060.000, Internal rate of return sebesar 18,31%, pay out time selama 7,48 tahun, Break Event Point sebesar 38,21%, dan didapatkan hasil NPV sejumlah Rp. 330.605.060.776.
Desain Pabrik Sodium Carbonate dari Gas CO2 dan NaOH Pamungkas, Raditya Yudhi; Putri, Rheyna Casca Hanafi; Altway, Ali; Taufany, Fadlilatul
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.148137

Abstract

Karbon dioksida (CO2) merupakan senyawa yang umum dihasilkan dari proses pembakaran di industri. Dengan semakin meningkatnya industri yang selaras dengan perkembangan zaman, semakin banyak pula emisi karbon dioksida yang terlepas ke udara lepas. Karbon diksida termasuk salah satu gas rumah kaca dimana ketika dilepas ke udara dapat menyebabkan pemanasan global. Hal ini perlu ditanggulangi dengan pengurangan kadar CO2 yang dilepas ke udara. Pengurangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yakni dengan pemanfaatan karbon dioksida dari flue gas yang dihasilkan oleh poweplant menggunakan metode absorpsi. Absorpsi sendiri dapat diartikan sebagai proses pemisahan suatu bahan dari campuran gas dengan mengikat bahan pada permukaan absorben cair yang disertai pelarutan. Pelarut yang digunakan yaitu larutan NaOH sehingga CO2 dapat terikat dalam NaOH dengan metode karbonasi untuk kemudian membentuk Na2CO3. Natrium karbonat (Na2CO3) atau biasa dikenal sebagai soda ash merupakan senyawa yang banyak digunakan dalam berbagai bidang industri. Senyawa ini memiliki peranan penting dalam perkembangan industri di Indonesia. Sayangnya, kebutuhan ini tidak selaras dengan adanya produksi dalam negeri, dimana seluruh kebutuhan soda ash masih bergantung pada sektor impor. Mempertimbangkan hal tersebut, perencanaan pabrik soda ash akan menangani kedua permasalahan sekaligus, yaitu emisi CO2 yang mengkhawatirkan dan ketergantungan soda ash pada sektor impor.