Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Zakat Management to Improve the Religious Understanding of The Poor in Baznas: Educational Perspective Islam Sewang, Ahmad M; Tahir, Muhyiddin; Esse, Indo
ETDC: Indonesian Journal of Research and Educational Review Vol. 2 No. 1 (2022): December
Publisher : Education and Talent Development Center Indonesia (ETDC Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/ijrer.v2i1.2716

Abstract

This article aims to describe Zakat Management in an Effort to Improve the Understanding of the Dhuafa (Islamic Education Perspective) with the problems (1) Zakat management according to the Islamic education perspective (2) Understanding of religion for the dhuafa (3) Efforts to manage zakat to improve the understanding of religion for the dhuafa. This type of research is qualitative research with the research location of BAZNAS Wajo Regency, the approach used is an educational and sociological approach. Data collection methods are interviews, observations and documentation. The research instruments are interview guidelines, observation guidelines, and documentation guidelines. After the data is collected, it is analyzed in three stages, namely data reduction, data presentation and data verification or drawing conclusions and testing data exhaustion. The results of the study found that (1) Zakat management according to the perspective of Islamic education is through 3 stages, namely: collecting zakat through the Zakat Collection Unit (UPZ) in each Village and Sub-district in 14 Districts in Wajo Regency, then distributing zakat covering the fields of economy, education, humanity, health, preaching and advocacy. And zakat supervision is carried out through internal and external audits. (2) The National Zakat Agency (BAZNAS) of Wajo Regency in understanding religion for the dhuafa in economic welfare. Before distributing zakat, the National Zakat Agency (BAZNAS) Baznas holds a meeting with mustahik and provides religious understanding first to the dhuafa. (3) Efforts to manage zakat to improve religious understanding among the poor, namely regulations, policies, work programs of the National Zakat Collection Agency (BAZNAS) of Wajo Regency provide assistance through the Wajo Sejahtera program, providing business capital to sellers of basic necessities, food, drinks, and for motorbike service businesses (workshops), by making agreements to further improve their obedience and carry out their obligations as Muslims.
SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN WAJO DI DESA TOSORA ABAD XV-XVII PERSPEKTIF SIYASAH SYAR'IYYAH Esse, Indo; Sultan, Lomba
Siyasatuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Siyasah Syar'iyyah Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Prodi Hukum Tata Negara (Siyasah Syariyyah) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini diarahkan untuk mengkaji bentuk dan sistem pemerintahan kerajaan Wajo khususnya pada Abad XV-XVII. Penelitian ini keseluruhannya menggunakan penelitian kualitatif. Sistem pemerintahan Kerajaan Wajo pada masa pemerintahan raja Cinnotabi sampai pada masa pemerintahan Batara Wajo menerapkan sistem pemerintahan monarki absolut, namun karena masyarakat merasakan ketidakadilan, sikap otoriter raja dan ketidakcakapnya dalam menjalankan pemerintahan, maka gelar Batara Wajo disepakati diubah menjadi Arung Matoa, dengan sistem pemerintahan monarki konstitusional, di mana kekuasaan raja dibatasi oleh aturan adat dan hukum yang berlaku. Namun jika diperhatikan, pada saat kekuasaan dibawah kendali Latadangpare Puangrimaggalatung Arung Matoa ke-IV, sistem pemerintahan menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, seperti membentuk dewan pemerintahan yang memiliki tugas yang berbeda-beda, hal tersebut masih diterapkan setelah pemilihan Arung Matoa baru, dewan pemerintahan diberi tugas masing-masing untuk mengawal jalannya pemilihan Arung Matoa. Sementara dari perspektif siyasah syar’iyyah, sistem pemerintahan Kerajaan Wajo sedikit banyaknya memiliki kesamaan dengan syariat Islam, meskipun hukum Islam tidak dijadikan sebagai landasan hukum dalam kehidupan kerajaan, namun secara substansi telah tercermin adanya praktik hukum Islam yang sudah dilaksanakan, seperti dalam acara sunnatan, perkawinan, kewarisan, dan adanya lembaga yang secara khusus mengatur masalah agama yang disebut parewa sarak.Kata Kunci: Kerajaan Wajo Abad XV-XVII; Sistem Pemerintahan; Siyasah Syar’iyyah