Program pengabdian masyarakat ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan diplomasi dan negosiasi di kalangan pemuda, khususnya siswa SMA, dengan tujuan utama mengatasi rendahnya pengetahuan tentang diplomasi multilateral di Indonesia. Penelitian sebelumnya menyoroti bahwa pemuda Indonesia memiliki keterbatasan pengetahuan tentang cara kerja diplomasi di forum-forum multilateral dan minimnya pemahaman mengenai ASEAN. Kondisi ini menyebabkan Indonesia sering kali tidak optimal dalam memanfaatkan forum-forum multilateral dan isu-isu yang relevan bagi pemuda kurang diakomodasi. Untuk menanggulangi masalah ini, program ini menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis aktivitas dan gamifikasi, yang memungkinkan siswa mempelajari konsep dan keterampilan melalui simulasi peran yang interaktif dan menyenangkan. Metode ini mencakup asesmen awal, seminar oleh pakar, dan simulasi sidang formal. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam aspek literasi siswa terhadap ASEAN, kemampuan menyusun argumentasi sebagai delegasi negara, pemahaman prosedur persidangan, keterampilan menjalankan sidang secara formal, dan kemampuan menyusun draf resolusi. Dampak dari kegiatan ini adalah peningkatan kesiapan dan daya saing pemuda Indonesia untuk berpartisipasi secara aktif dalam forum multilateral tingkat internasional, serta memberikan model yang dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain.