Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Sterilisasi dan Induksi Daun Muda Durian (Durio zibethinus) Dalam Medium MS Dengan Penambahan Kinetin dan IAA Secara In Vitro Supangkat, Gatot; Rineksane, Innaka Ageng; Pamuji, Kurniawati
PLANTA TROPIKA: Jurnal Agrosains (Journal of Agro Science) Vol 1, No 1 (2005)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/pt.v1i1.3110

Abstract

A research  to study the sterilization   method  and application   of Kinetin  and IAA to induce the Durian  young  leaf (Durio zibethinus) in MS  medium   was conducted in Balai Benih Induk Hortikultura in Salaman  Magelang  district  of Central  Java  started  on September  until December 2003. The Laboratory experiment   was arranged  in two phases,  which were  the optimation  phase of sterilization   and  induction   phase.  At  the  first  phase,  the  sterilization method  used  was  the modification   of Mulya  (2001) method.  The modification   use of sterilant,  vitamin  C antioxidant, Alcohol  70 %, Benlate, Agrept,  Tween-20  and Betadine  were done to obtain  effectiveness   of the sterilization.  Explants  planted  then in MS medium  for two weeks. Contamination   time, percentage of contamination   and viabilitas  (percentage of living explants)  were observed  then.  At the second phase,  the treatments were arranged  in a 3 x 3 factorial  completely   randomized   design  (CRD)  to observed  the influence  of Kinetin  and IAA combination.   The concentration   of Kinetin  observed were 2, 4, and 6 mg/I, where  as the IAA concentration   were 0.5,  1.0, and  1.5 mg/I. All treatments were  repeated  three  times,  with three samples  on each  replication.   The percentage   of browning explants, percentage  of contaminated   explants,  site of  contamination   and percentage of explants live were observed  at the end of incubation. The results  showed that sterilization  of Durian young leaves explants  with 1  g/l deterjent  for 15 minutes  then by 2 g/l Benlate  and Agrept  for 10 minutes,  then by 1  g/200 mg Vitamin C, then by Alcohol  70 % for 1  minute, then by 20% Clorox,  then by 2 drip of Tween-20  for 10 minute and then by Betadine  decreased  the contamination down to 50 %, and this kind of sterilization  was relatively better than  the other  kinds.  Application   of growth  regulators   were  not  able  to induce  explants growth,  but stimulated  callus formation  at the cutting surface though,  in the application  of Kinetin 4 mg/1 + IAA 0,5 mg/I, Kinetin 4 mg/1 + IAA  1,5 mg/1, Kinetin  6 mg/I+  IAA 0,5  mg/1 and Kinetin 6 mg/l+IAA   1,0 mg/I.
PESAN KOMUNIKASI RISIKO UNTUK MENURUNKAN EMISI GAS RUMAH KACA DI PROGRAM KAMPUNG IKLIM PEKAYON BEKASI Patrianti, Tria; Supangkat, Gatot; Aulia, Rihlah Nur
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol 7, No 2 (2023): Perspektif Komunikasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/pk.7.2.193-206

Abstract

Bekasi merupakan kota kedua tertinggi di Indonesia yang memiliki kualitas udara terburuk, sekaligus meraih banyak penghargaan dari pemerintah pusat atas kontribusinya menggerakkan masyarakat dalam pengendalian perubahan iklim melalui program kampung iklim (proklim). Proklim merupakan program yang memberikan pengakuan terhadap partisipasi aktif masyarakat yang telah melaksanakan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang terintegrasi, sehingga dapat mendukung target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) nasional dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim. Aksi mengolah sampah, memanen air hujan, atau menggunakan teknologi ramah lingkungan telah menjadi bagian dari upaya pengendalian perubahan iklim di tingkat tapak dalam Proklim.  Pemerintah Kota Bekasi telah mengkomunikasikan pesan risiko pengendalian perubahan iklim untuk ketahanan iklim bagi masyarakat terhadap dampak perubahan iklim. Dalam mengkomunikasikan risiko bencana lingkungan, pemerintah dianggap paling tepat sebagai komunikator risiko. Komunikasi risiko dengan pengembangan pesan yang baik akan memiliki peran strategis dalam memberikan pengetahuan, pemahaman, dan menumbuhkan sikap serta perubahan perilaku untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.    Pengembangan pesan komunikasi untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam ketahanan bencana, menurunkan emisi dari sampah, merupakan salah satu contoh konkrit dalam pengendalian perubahan iklim di tingkat tapak.  Penelitian ini  bertujuan untuk  mengeksplorasi komunikasi risiko dan pengembangan pesan risiko Pemerintah Kota Bekasi dalam Proklim dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui teknik observasi, wawancara, dan penelusuran dokumen pemerintah serta  observasi partisipan dengan melibatkan diri pada komunitas proklim RW 11 Pekayon Jaya Bekasi. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa komunitas Proklim secara mandiri mengembangkan pesan risiko untuk menurunkan emisi GRK melalui program event, dan bermitra dengan korporasi dan perguruan tinggi.
PELATIHAN PUBLIK SPEAKING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DAN KEPALA SEKOLAH BAGI SEKOLAH MUHAMMADIYAH Nuryakin, Nuryakin; Supangkat, Gatot
DedikasiMU : Journal of Community Service Vol 6 No 4 (2024): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/dedikasimu.v6i4.8982

Abstract

Setiap individu memiliki ketrampilan komunikasi yang berbeda-beda dalam aktivitas profesi mereka. Ketrampilan dalam berkomunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam pekerjaan keseharian mereka. Berkomunikasi adalah proses bertukar pesan dan informasi kepada indovidu lainnya sehingga memberikan dampak atau efek kepada audiens. Seni berbicara di depan umum, yang dikenal sebagai public speaking, merupakan salah satu bentuk komunikasi yang membutuhkan keterampilan khusus. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan pelatihan public speaking. Pelatihan public speaking ini dilakukan pada guru dan kepala sekolah yang ada pada sekolah-sekolah Muhammadiyah Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Barat yang dilaksanakan sebagai bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dan diikuti oleh 40 peserta yang merupakan guru dan kepala sekolah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi para guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi dalam berbicara di depan umum, memahami dasar-dasar public speaking, serta menguasai teknik dan strategi keterampilan berbicara di depan umum dalam hal ini adalah kompetensi guru dan kepala sekolah dalam mengajar kepada para siswa. Pelatihan ini berlangsung selama dua hari, di mana peserta mendapatkan materi dasar yang dikombinasikan dengan teknik public speaking. Proses pra-pelaksanaan diawali dengan observasi awal, diskusi sedang, adaptasi pelatihan, pretest, penyampaian materi, praktik, diskusi dan refleksi serta post test untuk mengukur pencapaian tujuan kegiatan. Hasil dari pelatihan menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Para peserta mulai menguasai dasar-dasar public speaking, seperti meningkatkan rasa percaya diri, mengadopsi sikap ideal saat berbicara dengan memanfaatkan gestur dan gerakan tubuh (kontak mata, bahasa tubuh), serta mampu menyampaikan materi dengan baik menggunakan teknik-teknik public speaking.
Kajian Kualitas Gula Cair Dari Tiga Varietas Singkong (Manihot esculenta Crantz) Dewi, Sukuriyati; Supangkat, Gatot; Ramaduhita , Meilita
Produksi Tanaman Vol. 11 No. 9 (2023): September
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2023.011.09.07

Abstract

Singkong merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan pangan suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas gula cair singkong dari tiga varietas. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Pratama Chem-Mix Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan mengambil 3 jenis varietas singkong dengan pertimbangan ketiga varietas singkong tersebut mudah dijumpai dan ditanam oleh petani. Variabel yang diamati meliputi rendemen pati (%), kadar pati (%), analisis gula reduksi (%), dan uji organoleptik (warna, rasa, dan aroma). Uji jarak berganda Duncan dan sidik ragam digunakan untuk menganalisis data yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gula cair yang dihasilkan adalah varietas Melati (rendemen pati 22,83%, kadar pati 82,91%, gula reduksi 58,31%) dan varietas Mentega (rendemen pati 19%, kadar pati 85,75%, gula reduksi 59,96%) dengan rasa yang manis.
URBAN FIRE DISASTER MITIGATION POLICY (Case Study of Fires in the City of Jakarta) Taufiqurokhman , Taufiqurokhman; Satispi, Evi; Trustisari, Hastin; Supangkat, Gatot
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 3 (2022)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Jakarta City (DKJ) area which is prone to fire is in the high category, where the biggest factor causing electrical short circuits is 90 percent. The research objective is to describe the fire disaster mitigation efforts carried out by the DKJ Fire and Rescue Service (Gulkarmat). The research uses qualitative descriptive methods. Key informant, Head of the DKJ Gulkarmat Service. Currently, a snowball search is being carried out for informants, namely the Head of the Fire Prevention Division of Gulkarmat DKJ. Data collection techniques include interviews, observations, and documentation studies with interactive model data analysis techniques. The research results show that fire disaster mitigation efforts carried out by the DKJ Fire and Rescue Service (Gulkarmat) have been carried out well, but need to be improved. Education and outreach is needed to the DKJ community regarding fire mitigation, with a massive outreach design and required education, outreach, supervision and evaluation.
Uptake of Nitrogen, Phosphorus, and Kalium nutrients in various local rice varieties with various irrigations Isnawan, Bambang; Aini, Lis Noer; Septiana, Timami Nur; Supangkat, Gatot
AJARCDE (Asian Journal of Applied Research for Community Development and Empowerment) Vol. 9 No. 2 (2025)
Publisher : Asia Pacific Network for Sustainable Agriculture, Food and Energy (SAFE-Network)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29165/ajarcde.v9i2.675

Abstract

Intermittent irrigation in cultivating rice plants can reduce and save water needs. The study aims to identify NPK nutrient uptake in various kinds of irrigation to select the suitability of local rice varieties in several types of irrigation. The research was conducted in the Experimental Land, Soil, and Plant Nutrition Laboratory and Production Laboratory of the Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Yogyakarta, for five months. The research method was conducted using a field experiment with a Randomized Complete Block Design (RCBD) of 3 repetitions and a 3 by 4 strip plot layout. Factor I, namely irrigation, includes conventional irrigation (A1), ten days of inundation and five days of drying (A2), and seven days of inundation and three days of drying (A3). Factor II is the rice varieties, including Rojolele Genjah (V1), Pandan Wangi (V2), Mentik Wangi (V3), and Ciherang (V4). The results showed no interaction between the irrigation type and the variety of the observed parameters. Irrigation does not affect the absorption of N, P, and K, but it affects the weight of rice clump grain. Variety influences the uptake of P and K in rice plants. The Pandan Wangi variety has a higher P absorption than other varieties. Rojolele varieties have higher K absorption than Pandan Wangi and Ciherang varieties. The grain weight per rice clump of the Pandan Wangi variety is heavier than that of other varieties. Grain weight per rice clump with 10-day intermittent irrigation: 5-day drying is heavier than conventional irrigation. It is necessary to develop rice cultivation of the Pandan Wangi variety with intermittent irrigation because it does not reduce the absorption of N, P, and K, and the grain per clump is heavier Contribution to Sustainable Development Goals (SDGs):SDG 2: Zero HungerSDG 6: Clean Water and SanitationSDG 12: Responsible Consumption and Production
Development of Floating Rice Cultivation Technology in Community-Based Peat Swamp Land Widodo, Aris Slamet; Supangkat, Gatot; Mulyono, Mulyono; Ulum, Bahrul
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol. 14 No. 1 (2025): February 2025
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v14i1.10-20

Abstract

Peat swamp farming has great potential to increase food security from local potential. One of the technological innovations of cultivation on peat swamp land is by applying floating rice cultivation. This study aims to assess the success rate of implementing floating rice cultivation technology on peat swamp land in East Kalimantan. The method used is participatory action research with the community in one of the villages in East Kalimantan, namely Minta Village, Penyinggahan District, West Kutai Regency. Floating rice was applied using a 1.5 x 6 m bamboo raft with a total of 40 rafts. The rice varieties used were SR (Sri Republik) Super Genjah 75 HST rice. The results of the study showed that the plant height reached 90 cm, with 32 tillers, and 32 floating rice panicles. The average grain yield was 30 grams/clump or equivalent to 5 tons/ha assuming land use efficiency of 80%. The obstacles in floating rice cultivation in peat swamp land are the presence of pests in the form of sundep in the growth phase and sparrows in the rice grain production phase. In an effort to accelerate the adoption of floating cultivation technology, intensive socialization and education are needed. Keywords: Agricultural production, Cultivation technology, Floating rice, Innovation technology, Peat swamp land.