Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Pola Tanam Tumpang Sari terhadap Produktivitas Rimpang dan Kadar Senyawa Aktif Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Arifin, Poppy F.; Faiza, Lucky Lia; Nurcholis, Waras; Ridwan, Taufik; Batubara, Irmanida; Susilowidodo, Raphael Aswin; Wisastra, Rosalina
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 2 No. 2 (2017): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Tropical Biopharmaca Research Center, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jji.v2i2.32

Abstract

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb. Synm. Curcuma javanica) merupakan tanaman obat asli Indonesia yang memiliki khasiat multifungsi. Namun jangka waktu panen temulawak yang cukup lama (sekitar 9-12 bulan) menyebabkan para petani enggan menanam tanaman temulawak. Untuk itu pengembangan metode penanaman perlu dilakukan agar menguntungkan secara ekonomis bagi petani, salah satu metode yang dapat digunakan adalah tumpang sari. Tumpang sari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama. Beberapa keuntungan dari metode tumpang sari antara lain pemanfaatan lahan kosong disela-sela tanaman pokok, penggunaan cahaya, air serta unsur hara yang lebih efektif, mengurangi resiko kegagalan panen, dan menekan pertumbuhan gulma. Penelitian temulawak dilakukan dengan menggunakan rancangan petak-petak terbagi (split plot design). Rancangan acak kelompok (RAK) dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan variabel jarak tanam, jumlah tunas, dan waktu panen. Parameter agronomi yang diamati adalah bobot rimpang basah dan kering yang mengindikasikan produktivitas per tanaman dan jumlah per bagian rimpang. Kandungan bioaktif xanthorrhizol dan kurkuminoid pada temulawak ditentukan dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Hasil pengukuran kurkuminoid dan xanthorrhizol pada temulawak menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada kadar kedua metabolit sekunder dari penanaman dengan dan tanpa tumpang sari. Dapat disimpulkan bahwa metode penanaman tumpang sari dapat tidak mempengaruhi kadar metabolit sekunder dari temulawak sebagai tanaman utama, sehingga dapat menjadi pilihan metode pertanian untuk meningkatkan manfaat ekonomi para petani temulawak.
Effect of Local Microorganism Utilization to Increase Productivity of Javanese Turmeric (Curcuma xanthorriza Roxb.) Faiza, Lucky Lia; Arifin, Poppy F.; Nurcholis, Waras; Ridwan, Taufik; Darusman, Latifah K; Susilowidodo, Raphael Aswin; Wisastra, Rosalina
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 3 No. 2 (2018): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Tropical Biopharmaca Research Center, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jji.v3i2.55

Abstract

The quality of javanese turmeric as one of the most widely use herb in Indonesian traditional medicine, is often ignored and unoptimized. Therefore, research on Javanese turmeric cultivation become critical to be performed.One of crucial aspect is sufficiency of water and nutrients to increase rhizome productivity during vegetative period. Therefore, fertilization plays an important role in increasing soil macronutrients content and ultimately enhance Javanese turmeric’s quality.The aim of this research is to determine the potential of addition local microorganism (LMO) solution as an organic fertilizer on rhizome production and bioactive content of Javanese Turmeric . The research on LMO application for Javanese turmeric plantation was conducted at Soho Center of Excellence in Herbal Research (SCEHR). LMO was made by utilizing local waste of snail and fruits collected from around plantation area. Three different groups of treatment were applied, one group as a control and two groups were treated by additional LMO along vegetative period. The measured parameters were weight of rhizome, curcuminoid and xanthorrhizol levels. The results showed that LMO addition to the regular fertilization able to increase Javanese turmeric productivity and shorten both vegetative and generative period of time while maintain its quality. It can be concluded that LMO application is also good approach for both field, Javanese turmeric agriculture and natural medicine.