Renaningsih, Renaningsih
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perencanaan Fondasi Tiang Bor Abutment Jembatan Kali Kendeng (Perbandingan Metode Meyerhof dan Metode Reese & Wright) Susanto, Agus; Renaningsih, Renaningsih; Candrarini, Riska Aditya
Dinamika Teknik Sipil: Majalah Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13/No.2/Desember 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.062 KB) | DOI: 10.23917/dts.v13i2.13049

Abstract

Fondasi merupakan struktur bawah yang berfungsi untuk meneruskan beban yang berasal dari struktur atas, baik beban dalam arah vertikal maupun horizontal ke tanah. Secara umum fondasi digolongkan menjadi dua golongan yaitu fondasi dangkal dan fondasi dalam. Jika suatu struktur dibangun di atas suatu lahan di mana lapisan tanah kerasnya terletak pada elevasi yang cukup dalam, maka tipe fondasi yang sesuai untuk struktur tersebut adalah fondasi dalam. Fondasi tiang bor (bored pile) merupakan salah satu jenis fondasi dalam yang dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, baru kemudian diisi tulangan dan dicor beton. Fondasi tiang ini biasanya dipakai pada tanah yang stabil sehingga memungkinkan untuk membentuk lubang yang stabil dengan mesin bor.  Para ahli geoteknik telah merumuskan beberapa metode untuk perencanaan bored pile, diantaranya metode Meyerhof dan metode Reese Wright. Kedua metode tersebut menggunakan prinsip kombinasi end bearing dan friction pile. Pada perencanaan dengan metode Meyerhof menggunakan peramasamaan atau rumus, sedangkan pada metode Reese Wright menggunakan gambar grafik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kapasitas dukung ultimit tiang tunggal, kapasitas izin kelompok tiang dan jumlah fondasi bored pile yang dibutuhkan pada abutmen Jembatan Kali Kendeng Susukan, Semarang dengan metode Meyerhof dan metode Reese Wright. Data tanah yang digunakan untuk perencanaan bored pile adalah data nilai N-SPT  lapisan tanah pada lokasi proyek jembatan. Sebelum melakukan analisis perhitungan kapasitas dukung, dilakukan perhitungan pembebanan, yaitu beban  hidup, beban mati, dan beban kendaraan. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa beban aksial total yang harus ditahan oleh fondasi adalah sebesar 49881,266 kN. Kapasitas dukung ultimit tiang tunggal dengan metode Reese Wright diperoleh sebesar 5842,130 kN, dan dengan metode Meyerhof sebesar 4857,130 kN. Kapasitas izin kelompok tiang dengan metode Reese Wright sebesar 58421,300 kN dan Meyerhof sebesar 58285,560 kN, di mana keduanya sedikit lebih besar dari beban aksial yang harus ditahan, maka hasil hitungan dari kedua metode tersebut memenuhi untuk menahan beban. Dengan menggunakan SF 2,5 jumlah tiang bored pile yang dibutuhkan dengan metode Reese Wright diperoleh sebanyak 10 tiang, dan dengan metode Meyerhof diperoleh sebanyak 12 tiang.
Konsolidasi Tanah Lempung Ekspansif di Ngawi Jawa Timur Yang Distabilisasi Dengan Serbuk Gypsum Renaningsih, Renaningsih; Adhistia, Danny; Wiqoyah, Qunik; Susanto, Agus
Bulletin of Civil Engineering Vol 3, No 1 (2023): Februari
Publisher : Civil Engineering Department, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/bce.v3i1.17490

Abstract

Tanah di desa Soko, Ngawi, Jawa Timur  termasuk  dalam kategori tanah lempung dengan plastisitas tinggi dan memiliki potensi kembang susut yang tinggi, berdasarkan penelitian sebelumnya dengan hasil uji mineral tanah ekspansif yaitu mineral montmorillonite. Penelitian ini berupaya memperbaiki sifat fisis dan sifat mekanis tanah dengan stabilisasi menggunakan serbuk gypsum dengan persentase campuran gypsum 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10% dari berat sampel, supaya dapat bermanfaat untuk merencanakan struktur konstruksi terbaik diatasnya. Pengujian penelitian meliputi uji  sifat fisis dan uji sifat mekanis pada tanah asli dan tanah campuran. Hasil uji fisis pada tanah asli dan tanah campuran menunjukkan bahwa semakin bertambahnya kandungan gypsum nilai specific gravity, nilai batas plastis, dan nilai batas susut  mengalami kenaikkan sedangkan nilai kadar air, batas cair, indeks plastisitas, dan lolos saringan No.200 mengalami penurunan. Klasifikasi menurut AASTHO menunjukkan bahwa tanah asli dan tanah campuran 2,5% termasuk dalam kelompok A-7-6, sedangkan campuran 5%, 7,5%, dan 10% termasuk kelompok A-7-5. Klasifikasi menurut USCS tanah persentase campuran 0%, 2,5%, 5%, 7,5% termasuk dalam kelompok CH, sedangkan persentase 10% termasuk MH. Hasil uji sifat mekanis pemadatan dengan Standard Proctor didapatkan semakin bertambahnya kandungan gypsum nilai berat volume kering maksimal semakin naik sedangkan nilai kadar air optimum semakin turun. Hasil uji konsolidasi didapatkan seiring bertambahnya kandungan gypsum nilai Coefficient of Consolidation semakin naik dan nilai Compression Index dan Settlement of Consolidation semakin turun. Nilai Cv tertinggi 0,0531 cm2/detik, nilai Cc terendah 0,1578, dan nilai Sc terendah 0,0027 cm yang terdapat pada persentase campuran 10%.