Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MAKNA TUTURAN DALAM PROSESI PERNIKAHAN ADAT KUTAI: TINJAUAN SEMIOTIKA ROLAND BARTHES Putri, Rizqi Purnama; Murtadlo, Akhmad; Purwanti, Purwanti
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 5, No 2 (2021): April 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v5i2.3223

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis makna denotasi dan konotasi dalam tuturan pernikahan adat Kutai dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Objek penelitian difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dalam menyampaikan pesan-pesan mengenai nilai budaya yang tercermin di setiap prosesi pernikahan dalam tradisi masyarakat Kutai. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan wawancara langsung ke masyarakat Kutai yang memahami tuturan dalam pernikahan Adat Kutai. Merekam suara narasumber sebagai data dan mencatat segala hal yang perlu dicatat. Selanjutnya diperkuat dengan studi pustaka yakni dengan arsip perpustakaan daerah Kota Samarinda. Berdasarkan hasil pembahasan, menyimpulkan bahwa: 1). Makna denotasi pada prosesi pernikahan adat Kutai memiliki beberapa tuturan yakni Meminang, Kebun belukar, Nyorong tanda, Uang sumahan, Bepacar, Bealis, Naik Pengantin, Naik mentuha. Proses yang dilakukan untuk melamar seorang gadis kemudian menyerahkan seserahan baik berupa benda maupun uang. Tradisi ini dilakukan sebagai syarat dalam proses pernikahan adat Kutai. 2). Makna konotasi pada tuturan prosesi adat pernikahan Kutai yakni Meminang, kata kebun belukar yang dilambangkan sebagai seorang anak gadis yang akan diikat oleh laki-laki untuk dipersunting. Nyorong tanda, seserahan berupa benda agar terjaganya rahasia rumah tangga yang selalu sejalan mengarungi kehidupan berumah tangga. Bepacar, menandakan agar terhindarnya dari bencana serta aura mempelai wanita makin bercahaya. Bealis, menandakan agar mempelai wanita terlihat manis dan cantik. Naik pengantin, melambangkan kesulitan dan kebahagian di dalam rumah tangga serta mendapatkan hal-hal baik dikehidupan. Naik mentuha, sebuah kesiapan sang mempelai dalam melepaskan diri untuk mengarungi bahtera rumah tangga.