Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT Laksana Tekhnik Makmur Fitria Ika Aryanti; reviana inda dwi suyatmo; Ella Melyna; Rebecca Christine
Dedikasi:Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Dedikasi
Publisher : Universitas Jayabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31479/dedikasi.v2i1.143

Abstract

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan hal yang sangat penting dalam suatu industri. K3 dilaksanakan dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi semua karyawan. K3 erat kaitannya dengan bahaya dan kecelakaan kerja, dimana untuk mencapai tujuan sebelumnya, kedua hal ini harus diminimalisir. Sudah banyak peraturan hukum yang mengatur mengenai pelaksanaan K3. Namun, banyak perusahaan yang belum paham mengenai pentingnya K3. Sehingga diperlukan pemahaman mengenai pentingnya K3 bagi seluruh karyawan perusahaan karena pelaksanaan K3 ini butuh komitmen jangka panjang dan partisipasi dari seluruh elemen. Oleh karena itu, dilakukanlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa sosialisasi K3 di PT Laksana Tekhnik Makmur. Sebelum kegiatan sosialisasi dilaksanakan, dilakukan pengambilan data melalui kuesioner untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan dan pemahaman K3 di industri tersebut. Sosialisasi sendiri dilakukan dengan memaparkan hasil kuesioner dan menjelaskan pentingnya K3. Setelah kegiatan sosialisasi, dilakukan perbaikan K3 diantaranya dengan pemasangan poster maupun sticker yang berkaitan dengan K3 di lingkungan PT Laksana Tekhnik Makmur. Keywords : occupational safety and health, hazard, accident, PT Laksana Tekhnik Makmur
Hidrokarbon Hasil Perengkahan Sampah Polystyrene Foam Ella Melyna
JURNAL QUIMICA Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jq.v3i1.3383

Abstract

Polystyrene foam atau yang lebih dikenal styrofoam banyak digunakan untuk kemasan, bahan kerajinan, dekorasi, bahan bangunan, dan sebagainya. Namun penggunaan polystyrene foam untuk kemasan masih menimbulkan beberapa kontroversi. Beberapa pandangan negatif muncul mengenai penggunaan polystyrene foam seperti menyebabkan masalah kesehatan dan lingkungan. Menurut aspek lingkungan, polystyrene foam merupakan material yang sulit terurai secara alami oleh alam. Penanganan sampah polystyrene foam yang sebatas pembuangan saja akan membebani alam dalam penguraiannya. Oleh karena itu kegiatan pengelolaan sampah polystyrene foam perlu dilakukan. Salah satu metode pengelolaan sampah polystyrene foam untuk dijadikan suatu produk yang lebih berguna dan bermanfaat bagi masyarakat pada masa yang akan datang adalah mengkonversi sampah polystyrene foam menjadi bahan bakar. Bagaimanapun juga dilihat dari bahan dasarnya sampah polystyrene foam berpotensi mempunyai nilai ekonomis sebagai sumber bahan baku jika diolah dengan cara yang tepat yaitu akan menghasilkan hidrokarbon sebagai bahan dasar energi. Konversi sampah polystyrene foam menjadi bahan bakar adalah dengan cara perengkahan sampah polystyrene foam menggunakan katalis (catalytic cracking) yang dijalankan pada suhu lebih rendah daripada thermal cracking. Pada penelitian ini, sampah polystyrene foam direngkah menggunakan katalis H-Zeolit pada suhu 360oC. Hasil perengkahan sampah polystyrene foam dianalisa menggunakan alat GC-MS. Hasil perengkahan sampah polystyrene foam pada suhu 360oC dengan katalis H-Zeolit menghasilkan 85,52% fraksi gasoline dan 7,4% fraksi kerosin dan diesel dengan komposisi fraksi gasoline 100% golongan aromatik. Kandungan senyawa aromatik yang tinggi dalam gasoline bersifat karsinogen, sebagai pembentuk deposit dan penyumbang emisi gas buang berbahaya. Referensi : [1] Miskudin Taufik, “Teluk Jakarta Jadi Sarang Sampah Plastik,” 2019. https://itjen.kemdikbud.go.id/public/post/detail/teluk-jakarta-jadi-sarang-sampah-plastik (accessed Apr. 15, 2021). [2] K. H. Lee, D. H. Shin, and Y. H. Seo, “Liquid-phase catalytic degradation of mixtures of waste high-density polyethylene and polystyrene over spent FCC catalyst. Effect of mixing proportions of reactants,” Polym. Degrad. Stab., vol. 84, no. 1, pp. 123–127, Apr. 2004, doi: 10.1016/j.polymdegradstab.2003.09.019. [3] Adrian, “Depolimerisasi Katalitik Sampah Plastik menjadi BBM menggunakan Limbah Katalis RFCC Pertamina UP-VI Balongan,” 2013. [4] Nurfathiyahalfi, “Bensin dan Bilangan Oktan.docx - Bensin dan Bilangan Oktan Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor | Course Hero,” 2019. https://www.coursehero.com/file/45124238/Bensin-dan-Bilangan-Oktandocx/ (accessed Apr. 15, 2021). [5] Ashadi, “Knocking Archives - Kimia itu Mudah,” 2012. http://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/tag/knocking/ (accessed Apr. 15, 2021). [6] T. H. Soerawidjaja, “Bahan-Bahan Bakar Hidrokarbon Utama : Bensin, Solar, dan Avtur,” 2014. [7] P. Ghosh, K. J. Hickey, and S. B. Jaffe, “Development of a detailed gasoline composition-based octane model,” Ind. Eng. Chem. Res., vol. 45, no. 1, pp. 337–345, 2006, doi: 10.1021/ie050811h. [8] Anjar, “Efek Samping Sering Ganti Oktan BBM - Garasi.id,” 2020. https://garasi.id/artikel/ganti-oktan-bbm/59af7a6ce7ed0a12e93bfeec (accessed Apr. 15, 2021).
The Effect of Coffee Husk Waste Addition with Alkalisation Treatment on the Mechanical Properties of Polypropylene Composites Ella Melyna; Atika Pratiwi Afridana
Equilibrium Journal of Chemical Engineering Vol 7, No 1 (2023): Volume 7, No 1 July 2023
Publisher : Program studi Teknik Kimia UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/equilibrium.v7i1.68556

Abstract

ABSTRACT. Indonesia is the fourth largest coffee producing country in the world with 762.38 thousand tonnes production in 2020. The coffee bean waste in the form of coffee skins is around 50-60% of the harvest. Coffee skin waste is a type of natural material that has not been widely used. Processing coffee skin waste as a filler in thermoplastic polymers can be a solution to environmental problems. This study using the polypropylene matrix. This study was conducted to determine the effect of adding coffee husk by alkalizing treatment on polypropylene composites on tensile strength, impact strength and flexural strength. The composition of coffee husk used is 20, 30, 40% wt. The coffee husk was first alkalized with 5%, 8%, and 11% KOH to remove lignin. Composite manufactured using manual forming machines. The results of this study indicate that the addition of coffee husk reduces the value of the tensile strength and flexural strength of the polypropylene composite. The addition of 20% wt coffee husk with 5% KOH alkalisastion on the polypropylene composite gave the highest tensile strength value of 5.65 MPa and the highest flexural strength of 28.72 MPa. Alkalisastion treatment with KOH on coffee husk reduces the value of tensile strength and flexural strength in polypropylene composites. The treatment without 0% KOH alkalisastion on coffee husk gave the highest tensile strength value of 13.30 MPa and alkalizing treatment with 5% KOH on coffee husk gave the highest flexural strength value of 28.72 MPa with the addition of 20% wt coffee husk. Alkalisastion treatment with KOH on coffee husk increased the impact strength value on polypropylene composites. Alkalisastion treatment with 11% KOH on coffee husk gave the highest impact strength value of 4.62 kJ/m2 with the addition of 20% wt coffee husk.Keywords: composite, polypropylene, coffee husk, alkalisation 
Dinamika dan Karakter Produk Hasil Dekarboksilasi Sabun Hidroksi Pelargonat Ella Melyna; Tirto Prakoso; Tatang Hernas Soerawidjaja
Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan Vol. 5 No. 1 (2021): April 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.118 KB) | DOI: 10.33795/jtkl.v5i1.210

Abstract

The development of biofuel have a lot of advantages for national growth, such as, imports reduction of fuel and increasing national energy security and sustainability. Therefore, biofuel production technology for substitution of fuel oil especially gasoline, is very important. One of technology method to produce biogasoline is decarboxylation of pelargonic hydroxy metal soap. Magnesium hydroxy pelargonate [Mg(OH)(OOCC8H17)] can be decarboxylated to produce n-octane [C8H18] and magnesium carbonate [MgCO3] which at temperatures close to 500oC decompose into MgO and CO2. The objectives of this research is to investigate comprehensively the dynamics and character liquid products from decarboxylation of pelargonic hydroxy soap [Mg(OH)OOCC8H17] reaction at temperature range of 250-350oC.
The Effect of Adding Mg-Zn/Al Hydrotalcite on the Decarboxylation Product of Hydroxy Pelargonate Soap Ella Melyna; Tirto Prakoso; Tatang Hernas Soerawidjaja
Fluida Vol 16 No 1 (2023): FLUIDA
Publisher : Department of Chemical Engineering, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v16i1.4502

Abstract

Pelargonic acid is a by-product of the ozonolysis reaction of oleic acid to azelic acid. Pelargonic acid decarboxylation is the process of removing a carboxyl group (-COO-) from pelargonic acid (C9H18O2) to produce n-octane (C8H18) hydrocarbons, which are the main group of hydrocarbons that make up gasoline. The main parameter in gasoline is the octane number. The octane number of n-octane (C8H18) is 15, which is considered low, while good gasoline is desired to have a high octane number. To convert straight-chain alkanes and alkenes into branched alkanes and alkenes, an isomerization process can be carried out on vapor-cracking products using a solid catalyst. Transition metals and their compounds can be used as catalysts. Transition metals are able to change the oxidation state, create complex compounds, absorb other substances on the metal surface, and activate these substances. The transition metals used in this study are Zn and Al. The stages of the research process were the preparation of Mg-Zn/Al hydrotalcite base, the manufacturing of hydroxy pelargonate soap, and the decarboxylation of hydroxy pelargonate soap. The results of this study found that the highest product gain, namely 64.76%, occurred when Mg-Zn/Al = 5:5:2 hydrotalcite was in 300% excess. The highest product selectivity to 2.16% n-octane occurred in the use of a 300% excess of Mg-Zn/Al = 3:3:2 hydrotalcite. A low Al/Mg/Zn ratio of 2:10 can increase product yield; a high Al/Mg/Zn ratio of 2:6 can increase product selectivity and lower the freezing point.
Perbaikan Kualitas Produksi dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di PT. ABC Nisa, Khadijah Sayyidatun; Melyna, Ella; Maulana, Muhammad Iqbaal; Ridwan, Muhammad Arsyi Arrizqi
Journal of Community Services in Sustainability Vol. 1 No. 1 (2023): Journal of Community Services in Sustainability
Publisher : Politeknik STMI Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52330/jocss.v1i1.139

Abstract

PT. ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi komponen-komponen otomotif. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) merupakan metode yang umum digunakan untuk melakukan pemetaan potensi kegagalan pada mesin. Dengan adanya pemetaan potensi kerusakan mesin, strategi perawatan maupun perbaikan mesin dapat ditentukan. Penyusunan FMEA pada di PT. ABC dilakukan pada 48 peralatan yang terdiri dari 2 unit kompresor, 33 unit injection molding, 2 unit cooling tower, 2 unit water chiller, 2 unit dehumidifier, 1 unit mixer, dan 6 unit crusher. Setiap risiko kegagalan pada peralatan pabrik dianalisis penyebab dan tingkat kegagalannya, kemudian berdasarkan data-data tersebut dilakukan penyusunan strategi preventive maintenance, predictive maintenance, dan breakdown maintenance. Hasil strategi maintenance yang disusun dapat menjadi bahan evaluasi maupun referensi bagi industri dalam menentukan kebijakan terkait maintenance peralatan pabrik. Beberapa strategi maintenance yang dapat dilakukan yakni mencatat laju alir dan tekanan operasi, mengganti motor mesin, serta mengganti dies.
Sintesis Biokomposit Resin Epoksi/Serat Ijuk/Serat Kelapa dengan Alkalisasi KOH Melyna, Ella; Jingga Sopian, Annisa
Jurnal Teknologi Vol. 11 No. 2 (2024): Jurnal Teknologi
Publisher : Universitas Jayabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31479/jtek.v11i2.239

Abstract

Saat ini penggunaan polimer di dunia industri semakin berkembang, salah satunya dengan dibentuk menjadi komposit polimer. Matriks yang dapat digunakan dalam pembuatan komposit salah satunya adalah polimer termoset jenis resin epoksi. Penggunaan serat alam sebagai penguat dalam pembuatan komposit dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan serat sintetis yang dianggap kurang ramah lingkungan. Serat kelapa memiliki nilai kelenturan yang tinggi dan tidak mudah patah, sedangkan serat ijuk memiliki nilai kuat tarik yang cukup tinggi dan tidak mudah terurai. Sebelum serat digunakan dalam pembuatan komposit, serat terlebih dahulu diberi perlakuan alkali untuk menghilangkan kandungan lignin supaya ikatan antara matriks dan serat menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan serat ijuk dan serat kelapa pada komposit dengan menggunakan resin epoksi terhadap kuat tarik dan nilai kekerasannya. Variabel penelitian ini adalah variasi komposisi massa resin epoksi/serat ijuk/serat kelapa yaitu 70:30:0, 70:0:30, 70:15:15, dan 60:30:10. Pembuatan komposit dilakukan dengan menggunakan metode Hand Lay Up dan selanjutnya dilakukan pengujian kekuatan tarik dengan menggunakan Universal Testing Machine (UTM) dan kekerasan menggunakan Durometer Hardness Tester Shore D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit dengan nilai kekuatan tarik tertinggi berada pada variasi komposisi resin:serat ijuk:serat kelapa 70:15:15 yaitu sebesar 26,45 MPa, hal ini menunjukkan bahwa dengan penambahan serat ijuk dan serat kelapa dengan komposisi seimbang dapat memberikan nilai kekuatan tarik terbaik, sedangkan komposit dengan nilai kekerasan tertinggi berada pada variasi komposisi resin:serat ijuk:serat kelapa 70:0:30 yaitu sebesar 77,5 Shore D, hal ini menunjukkan bahwa dengan penambahan serat kelapa pada pembuatan komposit memberikan pengaruh terhadap peningkatan nilai kekerasan. Kata Kunci: Hand lay up; komposit; resin epoksi; serat ijuk; serat kelapa
Penambahan Limbah Ampas Kopi dengan Perlakuan Alkalisasi KOH pada Komposit Bermatriks Polipropilena Melyna, Ella; Rais Jibalautada Hamidatu Rabbi, Ahmad
Jurnal Teknologi Vol. 11 No. 2 (2024): Jurnal Teknologi
Publisher : Universitas Jayabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31479/jtek.v11i2.310

Abstract

Seiring berkembangnya teknologi maka perkembangan pengolahan dan pemanfaatan limbah juga semakin meningkat. Pada penelitian ini, limbah ampas kopi digunakan sebagai campuran bahan pengisi dalam komposit polipropilena dengan perlakukan alkalisasi KOH dengan ukuran limbah ampas kopi yang digunakan adalah <400 mikrometer. Alkalisasi limbah ampas kopi dengan konsentrasi KOH 10% dan perbandingan komposisi penambahan limbah ampas kopi terhadap berat polipropilena dalam penelitian ini adalah 5:95%wt; 10:90%wt dan 15:85%wt dengan tujuan agar didapatkan sifat kekakuan, kuat impak, dan laju alir leleh polimer terbaik. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai modulus young tertinggi adalah 2911,71 MPa pada komposisi limbah ampas kopi alkalisasi 10%:polipropilena 15:85%wt. Nilai kuat impak tertinggi adalah 3,16 kJ/m2 pada komposisi limbah ampas kopi alkalisasi 10%:polipropilena 5:95%wt. Selanjutnya untuk nilai laju alir leleh polimer polipropilena tertinggi adalah 9,46 g/10 menit pada komposisi limbah ampas kopi alkalisasi 10%:polipropilena 5:95%wt lebih tinggi +9% dibandingkan dengan nilai laju alir leleh polimer polipropilena tanpa penambahan limbah ampas kopi yaitu 8,68 g/10 menit. Peningkatan nilai laju alir leleh polimer ini menunjukkan penambahan limbah ampas kopi berpotensi menjaga stabilitas leleh polipropilena dalam proses pembentukannya menjadi komposit karena adanya kandungan polifenol yang terdapat pada limbah ampas kopi. Kata Kunci: alkalisasi, komposit, limbah ampas kopi, polipropilena
Pengaruh Kecepatan Pengadukan serta Penambahan Poli Vinil Alkohol (PVA) dan Sodium Dodesil Sulfat (SDS) pada Enkapsulasi Minyak Biji Rami dalam Urea-Formaldehid Untuk Aplikasi Self-Healing Coating Suyatmo, Reviana Inda Dwi; Fitriyani, Noviannisa Cahya; Fadila, Mitha Anifanisa; Melyna, Ella; Nulhakim, Lukman
Jurnal Teknologi Vol. 11 No. 2 (2024): Jurnal Teknologi
Publisher : Universitas Jayabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31479/jtek.v11i2.311

Abstract

Salah satu sisi negatif penggunaan logam adalah resiko korosi jika terkena oksidasi berlebih. Salah satu Upaya untuk mencegah hal tersebut adalah dengan teknologi self-healing coating. Self-healing coating merupakan sistem pelindung pada logam dalam mencegah atau memperlambat proses korosi dengan mempunyai sistem perbaikan kerusakan secara mandiri. Penelitian ini mempelajari Pengaruh Kecepatan Pengadukan serta Penambahan Penambahan Poli Vinil Alkohol (PVA) dan Sodium Dodesil Sulfat (SDS) pada Enkapsulasi Minyak Biji Rami dalam Urea-Formaldehid Untuk Aplikasi Self-Healing Coating. Variasi kecepatan pengadukan yang dipakai yaitu 900 rpm, 1000 rpm, dan 1200 rpm. Surfaktan/pengemulsi yang digunakan yaitu Polivinil Alkohol (PVA) dan Sodium Dodesil Sulfat (SDS) dengan rasio persentase massa PVA/SDS yakni 5:0, 5:1, 4:1, 0:5. Hasil pengujian gugus fungsi mikrokapsul dengan diameter ideal menggunakan fourier transform infrared (FTIR) membuktikan bahwa adanya minyak biji rami yang berhasil terenkapsulasi dalam urea-formaldehid. Hasil pengujian ukuran diameter mikrokapsul menggunakan mikroskop digital menunjukkan dengan kecepatan pengadukan 1200 rpm didapatkan diameter rata-rata mikrokapsul terkecil yaitu sebesar 44,179 µm. Variasi PVA/SDS 5:1 menghasilkan ukuran mikokapsul dengan diameter terkecil dan berbentuk bulat dibandingkan dengan variasi lainnya yaitu sebesar 67,1822 ?m. Hasil pengujian kinerja self-healing coating menggunakan mikrokapsul dengan diameter terkecil pada permukaan plat steel membuktikan bahwa minyak biji rami mampu memperbaiki kerusakan dengan mempersempit area goresan. Pengujian korosi juga membuktikan minyak biji rami mampu memperlambat proses korosi ditandai dengan area korosi yang lebih sempit dibandingkan dengan plat steel tanpa mikrokapsul. Keywords : encapsulation, linseed oil, Poly Vinyl Alcohol,  self-healing coating , Sodium Dodecyl Sulfate
Pengaruh Perlakuan Ekstraksi Limbah Ampas Kopi terhadap Sifat Mekanis Komposit Bermatriks Polipropilena Melyna, Ella; Syiar, Raizy Ziman
Rekayasa Material, Manufaktur dan Energi Vol 6, No 2: September 2023
Publisher : Fakultas Teknik UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/rmme.v6i2.14920

Abstract

The rapid development of technology and science produces renewable versatile ideas and products. This study examines the use of coffee grounds as filler for polymer composites. The polymer used is a polypropylene thermoplastic polymer. The use of spent coffee grounds can reduce environmental waste. The oil content in coffee grounds is hydrophobic, while the polypropylene matrix itself is hydrophilic. The purpose of extracting coffee grounds is to remove the oil content in coffee grounds, with reduced oil and water content, the adhesion between the polypropylene surface and the coffee grounds will be better. The manufacture of polymer composites uses a Manual Forming Machine (MFM) with a variety of additions of extracted coffee grounds to polypropylene. The results of the study stated that the extraction treatment on coffee grounds increased the values of tensile strength, impact strength, and flow rate compared to the addition of coffee grounds without extraction, but variations in the addition of coffee grounds decreased the values of tensile strength, impact strength and flow rate. The highest variation in the polypropylene matrix composite with the addition of 5% coffee grounds waste extraction resulted in a tensile strength of 20.22 MPa, an impact strength of 2.398 kJ/m², and a flow rate value of 8.48 g/10 minutes. The extraction process removes the oil content. This is evidenced by the loss of ester groups in the functional group test results of the extracted coffee grounds waste.