Garuda - Garba Rujukan Digital

POTENSI LINGKUNGAN SEBAGAI DAYA DUKUNG KEBERADAAN SITUS NGALAU TOMPOK SYOHIAH I, TANAH DATAR Nenggih Susilowati -; Lismawaty
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 6 No. 2 (2020): KINDAI ETAM
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/ke.v6i2.70

Sumber daya alam nirhayati, hayati, dan sumber air pada kawasan karst merupakan daya tarik yang mendorong manusia untuk memanfaatkan gua-gua (cave) dan ceruk-ceruk alam (rock shelter) seperti yang terdapat di Nagari Situmbuk. Keberadaan sebagian gua dan ceruk menyimpan jejak budaya manusia ketika memanfaatkannya. Sisa-sisa budaya itulah yang menjadi penanda kehidupan manusia dalam memanfaatkan lingkungan alamnya di masa lalu hingga kini. Tujuan penelitian di Ngalau Tompok Syohiah I adalah untuk menggambarkan pemanfaatan ruang gua dan kronologinya, dan mengetahui faktor-faktor lingkungan sebagai pendukung keberadaan situs tersebut. Metode penelitian bersifat eksploratif – deskriptif menggunakan alur penalaran induktif (khusus ke umum) dengan melakukan survei dan ekskavasi. Hasil penelitian arkeologi dan geologi di Ngalau Tompok Syohiah I menjelaskan pemanfaatan ruang gua oleh manusia yang menghuni sementara di gua itu pada sekitar abad ke-16 hingga abad ke-20 M. Perlakuan meratakan bagian permukaan tanah di dalam ruangan ditunjukkan oleh stratigrafi pada kotak-kotak ekskavasi yang menggambarkan bahwa kondisi awalnya miring ke arah utara. Perlakuan istimewa pada stalagmit, hingga membuat makam semu, serta simbol-simbol yang digambarkan pada dinding gua dikaitkan dengan religi lama yang berlatar belakang pada kegiatan pertanian, hingga kegiatan lainnya. Aktivitas tersebut sangat didukung oleh kondisi lingkungan yang dekat dengan sumber air, dan lahan yang subur. Natural resources, including water sources in the karst area attract and encourage human to take advantages of caves and rock shelters such as those found in Nagari Situmbuk. Some caves and niches have kept the traces of human culture during their inhabitation. Those cultural remnants are the mark of human life in utilizing their natural environment from the past to the present. The purpose research at Ngalau Tompok Syohiah I is to describe the cave space used and its chronology, and to determine the environmental factors that support the site's existence. The research method is exploratory-descriptive using inductive reasoning lines (specific to the general) by conducting surveys and excavations. The results of archaeological and geological research in Ngalau Tompok Syohiah I explained the use of cave space by humans who had temporarily inhabited around the 16th to the 20th centuries. The treatment of flattening the soil surface in the room showed by the stratigraphy of the excavation boxes depicts the initial condition was tilted to the north. The special treatment of stalagmites, the creation of fake tombs, and the symbols depicted on the cave walls are associated with old religions with a background of agricultural activities and other activities. These activities were strongly supported by environmental conditions that are close to water sources and fertile land.

ESTIMASI SUMBERDAYA PASIR BATU DENGAN METODE CROSS SECTION PADA DESA BIRU-BIRU KABUPATEN DELI SERDANG Simanjuntak, Jefri; Halawa, Analiser; Lismawaty
Jurnal Sains dan Teknologi ISTP Vol. 20 No. 02 (2024): JANUARI
Publisher : LPPM ISTP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59637/jsti.v20i02.330

Deli Serdang Regency is a Regency in North Sumatra Province which has natural resource potential in the form of non-metallic minerals and rocks. Stone sand (sirtu) comes from two parts, the large sized volcanic rock material and the fine sized consisting of clay and sand. Based on PP 96 of 2021, stone sand is included in the rock class. This research was conducted to determine resource estimates using the cross section method and the characteristics of rock sand in the research area. Data collection was carried out following the SNI 4726:2011 exploration concept, exploration stages include: review survey, inspection and general exploration of the surface of the mapping area. Based on the mapping results, the distribution of rock sand is not square (random), so using the trapezoidal method to assist in calculating the volume of rock sand in the calculation, we get an estimate of rock sand resources with an indicated resource classification, namely 641,812.5 m3 and the characteristics of rock sand with rock fragments which are thought to come from the mentar unit ( QTvm) and sand originating from the Keutapang (Tuk) formation. The sand-to-stone ratio in the southwestern deposition area is dominated by ±70% sand and ±30% stone, while in the northeastern deposition area it is dominated by ±80% rock and ±20% sand. The suggestion that the author can convey is the need to carry out subsurface mapping to determine the distribution and thickness of rock sand below the surface.

KARAKTERISTIK JENIS ENDAPAN BERDASARKAN MODEL VARIOGRAM ELEVASI PADA DESA PARDAMEAN AJIBATA KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SUMATERA UTARA Akbar, Ade Arriza; Lismawaty; Sedarta
Jurnal Sains dan Teknologi ISTP Vol. 20 No. 01 (2023): Desember
Publisher : LPPM ISTP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59637/jsti.v20i01.358

Variogram is a measure of variance, Variogram is used to determine the distance where the observed data values become independent or have no correlation. The symbol of the variogram is 2γ. The variogram is a tool in geostatistics that is useful for showing spatial correlations between measured data. Regionalized variables are variables that have different values (vary) with changing locations/places.Exploration or feasibility studies, mine-engineer/geologist are required to be able to understand the characteristics of the value distribution at an affordable and simple cost, especially since the minerals are of low value. According to David (1977), modeling the variogram a distribution of reported values is typical for each type of deposit. The use of surfer software in the application of elevation variograms using GPS and Google Earth elevation data makes comparisons of data between elevation variograms in the study area. The results of the elevation variogram data show a gradual and consistent increase in the upward curve that can be interpreted as a sediment type research field. Field data validation to determine the characteristics of the sediment at the study site. Field conditions have different variations in grain size and lithology but the results of the elevation variogram still show a consistent increase. In the initial exploration stage the variogram method can help determine the type of deposit and changes in the direction of the deposit.

ANALISA GEOKIMIA ENDAPAN PIROKLASTIK DI SITUS LOYANG MENDALE & LOYANG UJUNG KARANG, ACEH TENGAH Lismawaty; Taufiqurrahman Setiawan; Ketut Wiradnyana
Jurnal Sains dan Teknologi ISTP Vol. 22 No. 02 (2025): JANUARI
Publisher : LPPM ISTP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59637/jsti.v22i2.471

Loyang (Gua) Mendale dan Loyang Ujung Karang merupakan situs arkeologi yang berada di Dataran Tinggi Gayo Aceh Tengah dan kedua situs tersebut teridentifikasi pernah menjadi tempat hunian dan tempat penguburan kebudayaan pra sejarah. Stratigrafi kedua siklus terdapat lapisan alamiah diatas lapisan budaya neolitik dan diatas lapisan budaya mesolitik, kedua lapisan alamiah tersebut dianggap sebagai pemutus berlangsungnya budaya/kehidupan di masa neolitik dan mesolitik. Hasil penelitian sebelumnya menunjukan jenis endapan piroklastiknya berufa tuf yang terdiri dari tiga lapisan: lapisan tuf bawah berada diatas lapisan budaya neolitik, lapisan tuf tengah diatas lapisan budaya mesolitik dan lapisan tuf atas berada menerus diatas lapisan tuf tengah. Penelitian lanjutan ini dimaksudkan untuk mendetailkan hasil penelitian sebelum nya dengan analisa geokimia unsur utama batuan (mayor element) batuan melalui metode XRF (X-Ray Fluorance). Tujuan penelitian ini mengetahui siapa (batuan, komposisi) dari endapan alamiah, darimana asal dan bagaimana proses kehadiran lapisan alamiah di dalam kedua loyang atau proses alam apa yang berlangsung sehingga kedua loyang terindikasi dihuni, lalu ditinggalkan dan dihuni kembali. Analisa geokimia dilakukan pada empat sampel : 3 (tiga) sampel dari Loyang Mendale (lapisan bawah-tengah dan atas tuf) dan satu sampel dari Loyang Ujung Karang (lapisan tuf bawah) Analisa hasil geokimia endapan piroklastik menunjukan lapisan tuf bawah Loyang Ujung Karang, lapisan bawah dan tengah loyang Mendale berasal dari magma bersifat dasitik, sedangkan lapisan tuf atas berasal dari magma yang bersifat andesitik. Mineral normatif hasil analisa CIPW (Cross, Iddings, Pirson, and Washington) terdiri dari mineral kuarsa, anortit, albit dan ortoklas (mineral felsik penyusun utama batuan). Perbedaan komposisi mineral dari magma dasitik dan andesitik ditunjukan oleh perbedaan presentasi kehadiran nya. Asal endapan piroklastik tuf dalam loyang Mendale dan Loyang Ujung Karang diduga berasal dari hasil erupsi/letusan Gunungapi Nama Salah. Hal tersebut didasarkan pada kesamaan jenis magmatik dan lokasi keberadaan Gunung Nama Salah yang berjarak dekat dan berada disisi barat kedua loyang.

Title

Found 4 Documents
Search

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Title Search

Found 4 Documents Search

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Title

Found 4 Documents
Search