Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Meneropong Dimensi Internet of Things pada Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Hutasoit, Binsar; Farida, Helen; Yulianto, Tunggul; Hartono, Handreas; Hendra, Vitaurus
Regula Fidei : Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 7, No 1: Maret 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan, Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/rfidei.v7i1.76

Abstract

Digital technology that is developing rapidly has brought great changes to the world of education. Digital technology has entered the period of the industrial revolution 4.0 marked by increased network connectivity, the development of interactions between digital systems, artificial and virtual intelligence. The rapid development of digital devices has resulted in the use of the internet in everyday life and school systems. Internet of Things (IoT) can be interpreted as interconnection between hardware connected to the internet. IoT has changed a pattern of life and educational behavior patterns by changing the way of the learning process by providing a more efficient educational experience. Christian Religious Education as part of the school system cannot escape the development of IoT. Christian Religious Education was chosen to be the subject to be observed with the consideration that Christian Religious Education is the main religious science that can be used as a solution to overcome various negative impacts due to the increasingly massive development of digital technology. There is a positive side to the application of IoT, but there is also a negative side related to morality and ethics. Nomophobia is one of the negative sides as a form of anxiety and dependence on one's smartphone. Christian religious education teachers must act to neutralize the symptoms where digital media has been used as a reference to answer the problems faced by students. Thus students will return to the word of God which is authoritative in all aspects of their lives.   AbstrakTeknologi digital yang perkembang pesat telah membawa perubahan yang besar pada dunia pendidikan. Teknologi digital telah memasuki periode revolusi industri 4.0 ditandai dengan meningkatnya jaringan konektivitas, perkembangan interaksi antar sistem digital, kecerdasan artifisial dan virtual. Perkembangan cepat perangkat digital telah menghasilkan penggunaan internet di dalam kehidupan sehari-hari dan sistem persekolahan. Internet of Things (IoT) dapat diartikan sebagai interkoneksi antar perangkat keras yang terhubung dengan internet. IoT telah mengubah suatu pola kehidupan dan pola perilaku pendidikan dengan mengubah cara proses pembelajaran dengan memberikan pengalaman pendidikan yang lebih efisien. Pendidikan Agama Kristen sebagai bagian dari sistem persekolahan tidak dapat melepaskan diri dengan perkembangan IoT. Pendidikan Agama Kristen dipilih untuk dijadikan mata pelajaran yang diamati dengan pertimbangan bahwa Pendidikan Agama Kristen merupakan ilmu utama keagamaan yang dapat dipergunakan sebagai solusi jawaban mengatasi berbagai dampak negatif akibat perkembangan teknologi digital yang semakin masif. Ditemukan sisi positif pada penerapan IoT, namun terdapat pula sisi negatifnya yang berkaitan dengan moralitas dan etika. Nomophobia merupakan salah satu sisi negatif sebagai bentuk kecemasan dan ketergantungan pada smartphone yang dimilinya. Guru pendidikan agama Kristen harus bertindak untuk menetralisir gejala dimana media digital telah dipakai sebagai rujukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi anak didik. Dengan demikian anak didik akan kembali kepada firman Allah yang berotoritas dalam seluruh aspek kehidupannya. 
Kesatuan Perikoretik Pada Frasa Ut Omnes Unum Sint Siahaan, Harls Evan R.; Siahaan, Vera Herawati; Hendra, Vitaurus
Vox Dei: Jurnal Teologi dan Pastoral  Vol 3 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Ekumene Jakarta.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46408/vxd.v3i1.136

Abstract

Kesatuan gereja telah menjadi proyek ekumenis Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia dengan produk Dokumen Keesaan Gereja. Narasi kesatuan tidak hanya sebatas pergumulan PGI, karena kegerakan ekumenis ini memotivasi banyak kelompok gereja terbentuk, berakar pada doa, yang sekaligus harapan Yesus, melalui narasi Yohanes 17:21 pada frasa Ut Omnes Unum Sint. Tesis dalam penelitian ini adalah, narasi Yohanes 17:21 mengadopsi sebuah konsep kesatuan perikoretik, sehingga frasa ut omnes unum sint harus dimaknai dalam bingkai relasi perikoresis trinitaris. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa kesatuan yang dinarasikan dalam frasa tersebut merupakan kesatuan yang bersifat perikoretik. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan interpretatif, frasa ut omnes unum sint juga berimplikasi pada narasi kesetaraan, selain diskursus kesatuan gereja. Kesimpulannya, narasi kesatuan gereja dalam frasa ut omnes unum sint haruslah berproyeksi juga pada semangat kesetaraan.