Walean, Jefrie
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Reinterpretasi Misi pada Ruang Publik Pluralisme: Analisis Matius 28:19-21 Walean, Jefrie
MAGNUM OPUS: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 3, No 1: Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi IKAT Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.626 KB) | DOI: 10.52220/magnum.v3i1.134

Abstract

  This study examines the concept of mission and reinterpretation of mission in the public sphere. This study aims to reinterpret the text of Matthew 28:19-21 in the public sphere and then position the missiological substance in a relevant way. This research is expected to provide socio-theological understanding in pluralism to churches and believers so that they have a responsibility in the mission but need to review the concept of mission in the public sphere. The author uses qualitative research. This study concludes that the interpretation of the mission in the description of the text of Matthew 28: 19-21 must be understood comprehensively and seeks to place the mission contextually without leaving the joints of diversity.  AbstrakPenelitian ini mengkaji konsep misi dan reinterpretasi misi di ruang publik. Penelitian ini bertujuan mereinterpretasikan teks Matius 28:19-21 di ruang publik selanjutnya memosisikan substansi misiologis secara relevan. Penelitian ini diharapkan memberi pemahaman sosio-teologis dalam kemajemukan kepada gereja dan orang percaya agar memiliki tanggung jawab dalam misi namun perlu mengkaji ulang konsep misi di ruang publik. Penulis menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa interpretasi misi dalam uraian teks Matius 28: 19-21 harus dipahami secara komprehensif dan berusaha untuk menempatkan misi secara kontekstual tanpa meninggalkan sendi-sendi keberagaman.    
Gereja dalam Keragaman dan Keharmonisan: Studi Sosioteologis Merawat Kerukunan Hidup Beragama Walean, Jefrie
MAGNUM OPUS: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 2, No 2: Juni 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi IKAT Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52220/magnum.v2i2.83

Abstract

Artikel ini mengkaji hubungan antarumat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian dan saling menghormati dalam pengamalan ajaran agama serta kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Kerukunan umat beragama itu ditentukan oleh dua faktor yaitu prilaku umat beragama dan kebijakan negara/pemerintah yang kondusif bagi kerukunan. Semua agama mengajarkan kerukunan beragama sehingga berfungsi sebagai faktor integratif. Penelitian ini bertujuan menampilkan potret sosiologis masyarakat Indonesia dalam menjalan kegiatan keagamaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan mengumpulan data-data melalui studi pustaka. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa relasi antar pemeluk agama di Indonesia selama ini sangat harmonis namun di era reformasi yang notabene mendukung kebebasan muncul berbagai ekspresi kebebasan dalam bentuk pikiran, ideologi politik, faham keagamaan, maupun dalam ekspresi hak-hak asasi. Urgensi terbukanya ruang dialog publik pemerintah dan tokoh lintas agama adalah keniscayaan untuk merawat kerukunan hidup antar umat beragama. Konflik yang terjadi antar-umat beragama tidak murni disebabkan oleh faktor agama, tetapi oleh faktor politik, ekonomi atau lainnya yang kemudian dikaitkan dengan agama. Simpulan dari penelitian ini adalah keragaman budaya, bahasa tidak menghalangi partisipasi gereja untuk mewujudkan masyarakat madani yang konsisten menjalankan prinsip demokratis serta menghargai kemajemukan (pluralitas) masyarakat
Analisis Kejadian 29 tentang Etos Kerja Kristen di Era Modern Walean, Jefrie
Jurnal Salvation Vol. 2 No. 2 (2022): Januari 2022
Publisher : STT Bala Keselamatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This research intends to get an overview of the concept of work based on Jacob's 14 years of experience described in the text of Genesis 29. Universally, the philosophy of work is the actualization of efforts to meet physical needs and efforts to meet spiritual needs. In the context of the modern era, the Christian work ethic is subject to opinion bias, so it requires a biblical study. This study aims to obtain a linear understanding of work ethic and service ethic. This study uses a thematic and descriptive qualitative approach to obtain comprehensive reasoning on the text of Genesis chapter 29. This study concludes that the Bible views that the mandate to fulfill the earth must be accompanied by material efforts. Real results in Christian service are determined by the work ethic paradigm that views work as part of the contribution to filling the earth. Abstrak: Penelitian ini bermaksud mendapatkan gambaran konsep bekerja berdasarkan pengalaman Yakub selama 14 tahun yang diuraikan dalam teks Kejadian 29. Secara universal, filosofi bekerja yaitu aktualisasi usaha memenuhi kebutuhan jasmani dan usaha memenuhi kebutuhan rohani. Dalam konteks era modern, etos kerja kristen mengalami bias opini sehingga memerlukan kajian Alkitabiah. Penelitian ini bertujuan mendapatkan pemahaman yang linier terkait etos bekerja dan etos pelayanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan tematis serta deskriptif kualitatif untuk mendapatkan penalaran yang komprehensif terhadap teks Kejadian pasal 29. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Alkitab memandang bahwa mandat memenuhi bumi harus dibarengi dengan usaha secara material. Hasil nyata dalam pelayanan kristen ditentukan oleh paradigma etos kerja yang memandang kerja sebagai bagian dari kontribusi memenuhi bumi
Menelisik Kontribusi Ayah dalam Menanamkan Kesabaran pada Anak di Keluarga Kristen Manurung, Kosma; Walean, Jefrie
Jurnal Salvation Vol. 3 No. 2 (2023): Januari 2023
Publisher : STT Bala Keselamatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56175/salvation.v3i2.14

Abstract

Abstract: Patience is important to be taught by fathers to their children because it is very relevant, has an impact on children's social emotional intelligence, and is related to children's success in the future. This article intends to examine the contribution of fathers in instilling patience in children in Christian families. By using the description method and supported by literature review, it is hoped that it can provide a clear, in-depth picture, and have an academic footing related to patience in the Bible description, the importance of patience for children, and the maximum contribution that fathers can make in instilling patience in children. It was concluded that fathers greatly contributed to instilling patience in children when actively involved in educating children, introducing patience as early as possible, understanding this is a long-term effort, a unique form of affection for children, and the closest example that can be imitated by children. Abstrak: Kesabaran penting diajarkan oleh ayah kepada anaknya karena sangat relevan, berdampak pada kecerdasan sosial emosional anak, serta terkait dengan kesuksesan anak dimasa depan. Artikel ini bermaksud menelisik kontribusi ayah dalam menanamkan kesabaran pada anak di keluarga Kristiani. Dengan menggunakan metode deskripsi dan didukung oleh kajian literatur diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas, mendalam, serta memiliki pijakan akademik terkait dengan kesabaran dalam gambaran Alkitab, pentingnya kesabaran bagi anak, dan kontribusi maksimal yang ayah bisa berikan dalam menanamkan kesabaran pada anak. Disimpulkan bahwa ayah sangat berkontribusi dalam menanamkan kesabaran pada anak ketika terlibat aktif mendidik anak, memperkenalkan kesabaran sedini mungkin, memahami ini usaha jangka panjang, bentuk kasih sayang yang unik kepada anak, dan contoh paling dekat yang dapat ditiru oleh anak.
Moderasi Beragama Solusi dalam Kepura-puraan: : Analisa Sosiologis Antiklimaks Pluralisme Walean, Jefrie
Jurnal Salvation Vol. 5 No. 1 (2024): Juli 2024
Publisher : STT Bala Keselamatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56175/salvation.v5i1.36

Abstract

Abstract: Religious diversity in Indonesia is both a potential and a challenge. In the context of pluralism, religious moderation is a solution to prevent conflict and build harmony between religious communities. However, religious moderation can also be a pretense, where individuals or groups only show tolerance on the surface, but do not actually have a deep commitment to the values ​​of moderation. This research aims to analyze the phenomenon of religious moderation in the context of pluralism in Indonesia, with a focus on the anticlimax of pluralism. Through sociological analysis, this research identifies factors that encourage and hinder religious moderation, as well as their impact on relations between religious communities. The research results show that religious moderation in Indonesia still faces various challenges. One of the main challenges is anticlimactic pluralism, where individuals or groups show an attitude of tolerance on the surface, but actually do not have a deep commitment to the values ​​of moderation. This can cause misunderstandings and conflicts between religious believers. This research also finds that sincere and deep religious moderation can be achieved through inclusive and critical religious education, as well as through open and constructive inter-religious dialogue. Abstrak: Keberagaman agama di Indonesia menjadi potensi sekaligus tantangan. Dalam konteks pluralisme, moderasi beragama menjadi solusi untuk mencegah konflik dan membangun harmoni antarumat beragama. Namun, moderasi beragama juga bisa menjadi kepura-puraan, di mana individu atau kelompok hanya menunjukkan sikap toleransi di permukaan, tetapi sebenarnya tidak memiliki komitmen yang mendalam terhadap nilai-nilai moderasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena moderasi beragama dalam konteks pluralisme di Indonesia, dengan fokus pada antiklimaks pluralisme. Melalui analisis sosiologis, penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong dan menghambat moderasi beragama, serta dampaknya terhadap hubungan antarumat beragama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa moderasi beragama di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah antiklimaks pluralisme, di mana individu atau kelompok menunjukkan sikap toleransi di permukaan, tetapi sebenarnya tidak memiliki komitmen yang mendalam terhadap nilai-nilai moderasi. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik antarumat beragama. Penelitian ini juga menemukan bahwa moderasi beragama yang tulus dan mendalam dapat dicapai melalui pendidikan agama yang inklusif dan kritis, serta melalui dialog antarumat beragama yang terbuka dan konstruktif.
Polemik Memakan Darah: Studi Kasus dalam Sidang di Yerusalem Walean, Jefrie
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 (2022): Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.508 KB) | DOI: 10.53814/eleos.v1i2.6

Abstract

Abstract: This study aims to find answers to the controversy about halal and haram eating blood based on investigations in the trial in Jerusalem. The polemic of eating blood has become a theological controversy among Christians from time to time. Controversy due to differences of opinion because it has a background of diverse theological assumptions. This polemic can actually be resolved if the relational perception is a win-win solution. Is in today's life the prohibition on eating blood in the Old Testament still applies and is it still a disaster for mankind? This study uses a qualitative method with library research and analysis using the principles of hermeneutic interpretation. This study concludes that the doctrinal culmination point related to the blood-eating polemic is one of the factors that breaks relations between Christian groups so that it becomes an interesting "hot" issue.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban kontroversi tentang halal dan haram makan darah berdasarkan penelusuran dalam sidang di Yerusalem. Polemik makan darah telah menjadi kotroversi teologis dikalangan Kristen dari masa ke masa. Kontroversi akibat perbedaan pendapat karena memiliki latar belakang asumsi teologis yang beragam. Polemik ini sejatinya dapat diselesaikan jika persepsi relasional yang bersifat win-win solution. Apakah dalam kehidupan sekarang larangan memakan darah dalam Perjanjian Lama masih berlaku dan masih masih merupakan suatu kebinasaan bagi umat manusia? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan riset pustaka dan analisa menggunakan prinsip-prinsip penafsiran hermeneutik. Penelitian ini menyimpulan titik kulminasi doktrinal terkait polemik makan darah menjadi salah satu pemecah hubungan antar golongan orang Kristen sehingga menjadi isu yang menarik.