Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Deteksi Resistensi Cacing Gastrointestinal Terhadap Albendazole Dengan Metode Fecal Egg Count Reduction Test (FECRT) Pada Babi Di Lombok Utara: Detection of Gastrointestinal Nematode Resistance to Albendazole by the Fecal Egg Count Reduction Test (FECRT) Method in Pig in North Lombok Ningrum, Adek Livia Yunita; Tirtasari, Kunti; Kholik, Kholik
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 5 No. 1 (2022): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.976 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v5i1.487

Abstract

Resistensi antelmintik golongan albendazole telah dilaporkan terjadi hampir di seluruh dunia dengan tingkat prevalensi yang cukup tinggi. Data tentang deteksi antelmintik golongan albendazole di Pulau Lombok sangat minim terutama pada babi di peternakan rakyat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui resistensi antelmintik albendazole pada peternakan babi di Lombok Utara yang akan menggambarkan efektifitas dari albendazol dengan melihat nilai Egg Per Gram Feses (EPG) dan Fecal Egg Count Reduction Test (FECRT). Penelitian menggunakan community field trial dengan pre and post design dengan menggunakan 16 babi sebagai hewan percobaan. Babi yang menjadi hewan coba dalam penelitian ini adalah babi yang mempunyai EPG besar dari 150 sebelum pemberian Albendazole. Albendazole diberikan secara oral dengan dosis (15mg/kg). Nilai EPG akan dianalisis dengan T-test berpasangan untuk melihat efektifitas dari Albendazole dan resistensi antelmintik albendazole dideteksi dengan metode Fecal Egg Count Reduction Test (FECRT) setelah 14 hari pemberian albendazole. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai EPG sebelum pemberian albendazole adalah (641.25 ± 484.89) dan sesudah pemberian albendazole adalah 27.5 ± 71.13. Hasil nilai t- test berpasangan menunjukan p kecil dari 0,05 (p-value=0.00) dan nilai FECRT dari pemberian Albendazole sebesar 95.71%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdeteksi resistensi Albendazole terhadap cacing gastrointestinal dan albendazole bisa dinyatakan masih efektif digunakan dalam kasus kecacingan pada peternakan babi.
Detection of Antibiotic Resistance Salmonella Sp Isolated from Layer Chicken Farm in Sesaot West Lombok April, Berlian Ronaldi; Agustin, Alfiana Laili Dwi; Atma, Candra Dwi; Tirtasari, Kunti
Media Kedokteran Hewan Vol. 33 No. 1 (2022): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v33i1.2022.18-25

Abstract

Antibiotic resistance is a global problem related to human and animal health. Antibiotic resistance occurs when bacteria acquire a resistant gene that allows them to survive when exposed to the antibiotic. Production animals and their production environment are considered as a reservoir for the emergence of resistant bacteria that transfer to humans either directly or indirectly. Narmada Subdistrict in West Lombok is one of the districts that have a large population of poultry. One of the infectious diseases that often attacks poultry and is treated using antibiotics is Salmonella sp. This study aims to determine the data on antibiotic resistance in Salmonella sp. This resistance data can be used as an effort to prevent antibiotic resistance against Sallmonella sp bacteria in layer chicken farms in Sesaot, West Lombok. This research using eight Salmonella sp. isolates, they were tested with antibiotics PenicillinG, Tetracycline and Oxytetracycline. Bacterial resistance test was carried out after the results obtained from the identification of bacteria, Salmonella sp. The results obtained from eight Salmonella sp isolates tested for antibiotic resistance, antibiotics were categorized as susceptible to Penicillin G (75%), Oxytetracycline (12.5%), and Tetracycline (12.5%). Antibiotics were categorized as intermediates consisting of Penicillin G (0.0%), Oxytetracyline (12.5%), and Tetracycline (50%). and Antibiotics categorized as resistant consisted of Penicillin G (25%), Oxytetracycline (75%), and Tetracycline (37.5%).
Resistensi Antibiotik terhadap Bakteri Escherichia coli yang Diisolasi dari Ayam Layer di Desa Sesaot Kabupaten Lombok Barat Agustin, Alfiana Laili Dwi; Ningtyas, Novarina Sulsia Ista'In; Tirtasari, Kunti
Media Kedokteran Hewan Vol. 33 No. 2 (2022): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v33i2.2022.87-95

Abstract

Resistensi antibiotik saat ini menjadi ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat global, sehingga WHO mengkoordinasi kampanye global untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap antibiotik. Resistensi merupakan kemampuan bakteri untuk menghilangkan ataupun melemahkan daya kerja antibiotik. Munculnya kemampuan bakteri, khususnya Escherichia coli untuk bersifat resisten terhadap penggunaan senyawa antibiotik tentunya menimbulkan masalah yang besar bagi manusia, hewan, dan lingkungan. Kecamatan Narmada yang ada di Lombok Barat merupakan salah satu Kecamatan yang memiliki populasi ternak ayam yang cukup banyak, salah satu penyakit infeksi yang sering meyerang unggas dan diobati menggunakan antibiotik adalah Escherichia coli. Penelitian ini bertujuan mengatahui data resistensi antibiotik pada Escherichia coli, data resistensi tersebut dapat digunakan sebagai salah satu upaya pencegahan resitensi antibiotik terhadap bakteri Escherichia coli di peternakan ayam layer di desa Sesaot Kabupaten Lombok barat. Jenis penelitian deskriptif. Dengan menggunakan delapan isolat Escherichia coli, diujikan dengan antibiotic Tetracyline, Penicllin G dan Oxytetracyline. Uji resistensi bakteri dilakukan setelah diperoleh hasil dari identifikasi bakteri, bakteri Escherichia coli distreak menggunakan cotton bud dan dioleskan ke media Mueller Hilton Agar (MHA) kemudian disc cakram antibiotik ditempelkan pada media tersebut dan diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37oC pada inkubator. Hasil yang didapatkan dari enam isolat Escherichia coli yang diuji resistensi antibiotik, antibiotik dikategorikan supceptible Tetracycline (0.0%), Penicillin G (0.0%), dan Oxytetracycline (0.0%). Antibiotik dikategorikan intermediet terdiri dari Tetracycline (33.3%), Penicillin G (0.0%), dan Oxytetracycline (0.0%). Kemudian antibiotik dikategorikan resisten terdiri dari Tetracycline (66.6%), Penicillin G (100%), dan Oxytetracycline (100%).