Diabetes melitus yakni penyakit metabolik saat kadar gula darah seseorang meningkat karena berbagai faktor dan dapat merusak organ tubuh. Prevalensi kasus diabetes melitus dari tahun ke tahun terus meningkat, termasuk di Kabupaten Gresik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor risiko diabetes melitus tipe 2 pada instrumen FINDRISC terhadap kejadian hiperglikemia pada lansia. Penelitian observasional analitik ini menggunakan desain studi cross-sectional yang melibatkan populasi lansia dengan jumlah sampel sebesar 70 lansia Posyandu Bedilan dan Posyandu Pekelingan yang dipilih berdasarkan metode simple random sampling. Data terkait instrumen FINDRISC didapatkan melalui metode wawancara, sedangkan data IMT dan kadar gula darah didapatkan dari pemeriksaan langsung. Kedua variabel dianalisis dengan Fisher’s Exact Test. Mayoritas responden termasuk kelompok usia dewasa lanjut, berjenis kelamin perempuan, dan memiliki IMT diatas normal. Diketahui bahwa 60 responden (85.71%) memiliki kadar gula darah normal, sedangkan 10 responden lainnya termasuk kategori hiperglikemia. Sebanyak 33 responden (47.14%) mendapatkan skor FINDRISC kategori rendah-sedang dengan rata-rata skor sebesar 10,01. Variabel FINDRISC yang memiliki hubungan dengan hiperglikemia yakni konsumsi buah dan sayur serta riwayat gula darah tinggi. Variabel usia, IMT, lingkar perut, aktivitas fisik, konsumsi obat darah tinggi, serta riwayat keluarga penderita diabetes tidak memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian hiperglikemia. Hasil skor FINDRISC tidak memiliki hubungan dengan kejadian hiperglikemia. Diperlukan penelitian lebih luas dan mendalam serta berbagai upaya lain dalam rangka mencegah kejadian diabetes melitus.