Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Konsentrasi Garam Terhadap Kadar Protein dan Kualitas Organoleptik Telur Bebek . Nuruzzakiah; Hafnati Rahmatan; Devi Syafrianti
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 1, No 1 (2016): Agustus 2016
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.293 KB)

Abstract

Telur bebek sebagai bahan pangan yang cukup sempurna mengandung zat gizi tinggi yang mudah dicerna, kaya protein, lemak dan zat-zat lain yang dibutuhkan tubuh. Kandungan protein dalam telur bebek cukup tinggi, yakni 13,1 gram per 100 gram dibandingkan dengan telur ayam 12,8 gram. Telur bebek memiliki sifat yang mudah rusak. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan pengawetan, yaitu  metode kering (abu dan garam). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi garam terhadap kadar protein telur bebek dan mengetahui pengaruh konsentrasi garam terhadap karakteristik organoleptik telur bebek. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari P0 (Konsentrasi abu 60 gram : garam 0 gram), P1 (Konsentrasi abu 60 gram : garam 20 gram), P2 (Konsentrasi abu 60 gram : garam 40 gram), P3 (Konsentrasi abu 60 gram : garam 60 gram), dan P4 (Konsentrasi abu 60 gram : garam 80 gram). Data penelitian ini bersumber pada hasil uji kadar protein dan kualitas organoleptik telur asin. Pengumpulan data untuk kadar protein dilakukan dengan menguji kadar protein telur bebek yang telah diberikan garam dengan konsentrasi yang berbeda-beda dan untuk kualitas organoleptik berdasarkan angket yang sudah diisi oleh panelis terhadap karakteristik telur bebek yang telah diasinkan dengan konsentrasi garam yang berbeda. Analisis data dilakukan dengan analisis varian (ANAVA) dan untuk kualitas organoleptik dilakukan uji lanjut uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan grafik kadar protein tertinggi pada perlakuan P2 dengan rerata skor 14,23% dan hasil organoleptik yaitu untuk karakteristik tekstur yang sangat kenyal diperoleh P4 dengan rerata skor 6, karakteristik warna yang sangat orange diperoleh P4 dengan rerata skor 5, karakteristik rasa yang sangat asin diperoleh P4 yaitu dengan rerata skor 5, dan karakteristik aroma yang sangat tidak amis diperoleh P4 dengan rerata skor 6. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi garam yang berbeda-beda tidak berpengaruh terhadap kadar protein telur bebek akan tetapi konsentrasi garam yang berbeda-beda berpengaruh terhadap kualitas organoleptik telur bebek yaitu tekstur, rasa, warna dan aroma.
Uji Palatabilitas Pakan Pada Burung Rangkong di Penangkaran Taman Rusa Nanda Yustina; Abdullah .; Devi Syafrianti
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 1, No 2 (2016): November 2016
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.709 KB)

Abstract

Tingkat palatabilitas pakan pada hewan sangat penting, karena hal ini akan mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya hewan, serta keberhasilan suatu penangkaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat palatabilitas pakan pada Burung Rangkong di penangkaran Taman Rusa sangat . Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Analisis data palatabilitas pakan dihitung menggunakan selection index. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat palatabilitas pakan pada masing-masing Burung Rangkong menunjukkan tingkat palatabilitas yang berbeda-beda. Palatabilitas pakan pada Burung Rangkong 1 adalah tomat dengan nilai selection index 0,94, Burung Rangkong 2 pepaya dengan nilai selection index 0,93, Burung Rangkong 3 tomat dengan nilai dengan nilai selection index 0,97, dan Burung Rangkong 4 tomat dengan nilai selection index 0,92. Simpulan dari  penelitian ini menunjukkan tiga Burung Rangkong menunjukkan kesukaan pakan yang paling tinggi pada pakan tomat, dan satu burung Rangkong menunjukkan pakan yang paling disukuai adalah pepaya. Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka pemberian pakan untuk masing-masing burung rangkong lebih baik dibedakan kuantitasnya antara satu dengan yang lain.Kata kunci: Palatabilitas, Pakan, Burung Rangkong.  Feed palatability level of animals is very important, as this will affect the growth and development of animals, and also for  the success of captivity animal itself. The aim of this study is to determine feed palatability level on hornbill in Taman Rusa. This study used descriptive method. Analysis of the data calculated using the feed palatability index selection. The results showed that the level of palatability of feed on each hornbill shows the level of palatability different. Palatability of feed on tomato hornbill 1 is a selection index with a value of 0.94, hornbill 2 papaya with a selection index value of 0.93, hornbill 3 tomatoes with Unmatched value with an index of 0.97, and a hornbill 4 tomatoes with value selection index 0.92. The conclusions of this study indicate three favorite feed hornbill showed the highest feed on tomatoes, and a hornbill shows favorite feed is papaya. Based on the research that has been done, then feeding for each hornbill better differentiated quantity between one another.Keywords: Palatability, feed, hornbill.
Keanekaragaman Insekta pada Tanaman Cengkeh di Gampong Meunasah Beutong Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar Intan Maulina; M Ali Sarong; Devi Syafrianti
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 1, No 1 (2016): Agustus 2016
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.579 KB)

Abstract

Penelitian yang berjudul “Keanekaragaman Insekta pada Tanaman Cengkeh di Gampong Meunasah Beutong Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar” telah dilakukan pada bulan Desember 2015 s.d Maret 2016. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui keanekaragaman insekta pada tanaman cengkeh di Gampong Meunasah Beutong Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar, (2) Untuk mengetahui komposisi spesies insekta yang menguntungkan dan merugikan pada tanaman cengkeh di Gampong Menasah Beutong Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Jenis penelitian yang digunakan adalah jelajah serta observasi langsung pada tanaman cengkeh. Pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling. Analisis data dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan mengunakan rumus  indeks keanekaragaman oleh Shannon-Weiner (H’). Hasil penelitian diketahui tingkat keanekaragaman sebesar 5.56 dengan katagori tinggi dan komposisi spesies insekta menguntungkan sebesar 8,90% dan komposisi spesies insekta merugikan sebesar 91,10% pada kedua stasiun pengamatan pagi dan malam. Kesimpulan adalah (1) Tingkat keanekaragaman spesies insekta pada perkebunan cengkeh adalah tinggi. (2) Komposisi spesies insekta yang menguntungkan lebih sedikit dibandingkan dengan komposisi spesies insekta merugikan pada perkebunan cengkeh di Gampong Meunasah Beutong Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar.
Identification of Misconception of Animal Tissue Material on Students of Senior High School of 2 Meulaboh Districts Aceh Barat fathur hadyan; Khairil Khairil; Devi Syafrianti
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 7, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Research has been conducted to identify problems of misconception that occur in understanding animal tissue material on students of Senior High School of 2 Meulaboh Districts Aceh Barat. Data collection was done by written test in the form of diagnostic test and interview. Diagnostic tests are made in the form of multiple choice with open reasoning accompanied by CRI Score. Data were analyzed by calculating the percentage of each answer and CRI score chosen by the students. The results showed that the average level of (T) totally guess answer as much as 19.46%, TTK (Do not Know the Concept) as much as 27.31%, TK (Know the Concept) as much as 31.74%, and M (Misconception) as 21, 49%. Telah dilakukan penelitian untuk mengindentifikasi permasalahan miskonsepsi yang terjadi dalam memahami materi jaringan hewan pada Siswa SMA Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis berupa tes diagnostik dan wawancara. Tes diagnostik dibuat dalam bentuk pilihan ganda dengan alasan (reasoning) terbuka yang disertai dengan skor CRI. Data dianalisis dengan cara menghitung persentase dari setiap jawaban dan skor CRI yang dipilih oleh siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat (T) Tebakan sebanyak 19,46 %, TTK (Tidak Tahu Konsep) sebanyak 27,31%, TK (Tahu Konsep) sebanyak 31,74%, dan M (Miskonsepsi) sebanyak 21,49%.
Analisis Kendala Praktikum Biologi di Sekolah Menengah Atas: (Obstacles Analysis of Biology Laboratory Practice of High School) Nur Rahmah; Iswadi Iswadi; Asiah Asiah; Hasanuddin Hasanuddin; Devi Syafrianti
BIODIK Vol. 7 No. 2 (2021): June 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/bio.v7i2.12777

Abstract

This study aims to determine the completeness of laboratory facilities and infrastructures, the implementation of the laboratorial practice, to measure the causal factors of laboratorial practice to run, and to be alert of laboratory infrastructure completeness and the implementation of the biology laboratorial practice. Data were collected by observation and questionnaires. The sample in this study were 11 high schools in Banda Aceh, with respondents 11 biology teachers who are responsible for teaching class XI and 99 students of class XI IPA. The data were analyzed using the proportion formula and the product moment answer formula. The study resulted in the findings that: 1) the proportion of completeness of facilities and infrastructure was 66.77% (good). 2) the proportion of laboratorial ptactice implementation was 62.81% (sufficiently implemented). 3) factors of laboratorial procurement, including, inadequate support, inadequate materials, insufficient time allocation, lack of readiness of laboratory assistants in preparing tools and materials, absence of laboratory assistants in several sample schools, and some biology / laboratory assistants in The sample school had never been trained to guide students or to use laboratory equipment. 4) the correlation between the laboratory facilities completeness and infrastructure with laboratorial practice implementation was 0.27 (low). Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium, kriteria keterlaksanaan praktikum, mengumpulkan faktor kendala yang menyebabkan kurang berjalannya praktikum, dan untuk mengetahui korelasi antara kelengkapan sarana prasarana laboratorium dengan keterlaksanaan praktikum biologi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan angket. Sampel dalam penelitian ini adalah 11 SMA di Kota Banda Aceh, dengan responden 11 guru biologi yang mengajar kelas XI dan 99 peserta didik kelas XI IPA. Data dianalisis dengan menggunakan rumus persentase dan rumus korelasi Product moment. Hasil penelitian diketahui bahwa: 1) persentase kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium sebesar 66,77% (baik). 2) persentase keterlaksanaan praktikum sebesar 62,81% (cukup terlaksana). 3) faktor kendala pelaksanaan praktikum diantaranya, fasilitas pendukung yang tidak memadai, minimnya kelengkapan bahan praktikum, alokasi waktu untuk praktikum tidak mencukupi, kurangnya kesiapan  laboran dalam mempersiapkan alat dan bahan praktikum, tidak adanya laboran di beberapa sekolah sampel, dan sebagian guru biologi/laboran di sekolah sampel belum pernah mengikuti pelatihan mengenai praktikum atau penggunaan alat laboratorium. 4) korelasi antara kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium dengan keterlaksanaan praktikum sebesar 0,27 (rendah).