Wardoyo, Gregorius Tri
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

AMANAH AGUNG TUHAN YESUS DALAM KEEMPAT INJIL DAN IMPLIKASINYA DALAM MEMAHAMI INJIL, BUDAYA DAN PEWARTA INJIL Wardoyo, Gregorius Tri
LOGOS Vol 18 No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v18i1.1175

Abstract

Injil Matius 28:16-20 kerap kali dijadikan dasar misi murid-murid Yesus di dunia ini. Ada bahaya misi disempitkan pada tindakan membaptis saja. Melalui studi intertekstual yakni dengan membandingkan Injil Matius dengan ketiga Injil lainnya, ditemukan bahwa misi tidak sekadar tindakan  membaptis  tetapi lebih-lebih  mewartakan  Injil yang  berisi  bahwa Allah  senantiasa menyertai umat manusia dan bahwa Allah yang sama menawarkan kepada umat manusia pertobatan dan pengampunan dosa dari Allah. Inilah kabar sukacita yang hendaknya diwartakan oleh pewarta Injil dalam budaya dimana mereka hidup.
AMANAH AGUNG TUHAN YESUS DALAM KEEMPAT INJIL DAN IMPLIKASINYA DALAM MEMAHAMI INJIL, BUDAYA DAN PEWARTA INJIL Wardoyo, Gregorius Tri
LOGOS Vol 18 No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v18i1.1175

Abstract

Injil Matius 28:16-20 kerap kali dijadikan dasar misi murid-murid Yesus di dunia ini. Ada bahaya misi disempitkan pada tindakan membaptis saja. Melalui studi intertekstual yakni dengan membandingkan Injil Matius dengan ketiga Injil lainnya, ditemukan bahwa misi tidak sekadar tindakan  membaptis  tetapi lebih-lebih  mewartakan  Injil yang  berisi  bahwa Allah  senantiasa menyertai umat manusia dan bahwa Allah yang sama menawarkan kepada umat manusia pertobatan dan pengampunan dosa dari Allah. Inilah kabar sukacita yang hendaknya diwartakan oleh pewarta Injil dalam budaya dimana mereka hidup.
Takut Akan Tuhan Sebagai Dasar Hidup Kaum Muda: Telaah Amsal 1:7 dalam Konteks Milenial dan Gen Z Sianturi, Krisna Ricardo; Wardoyo, Gregorius Tri
Seri Filsafat Teologi Vol. 35 No. 34 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/serifilsafat.v35i34.285

Abstract

Generasi Milenial dan Gen Z hidup dalam era yang ditandai oleh kemajuan teknologi, arus informasi yang cepat, serta pergeseran nilai-nilai sosial dan spiritual. Di tengah realitas tersebut, mereka menghadapi tantangan serius dalam membentuk kehidupan yang bermakna dan berakar secara moral maupun spiritual. Relativisme moral, individualisme, dan sekularisme menjadi karakter dominan yang mengikis ketundukan terhadap otoritas ilahi, dan menyebabkan banyak kaum muda mengalami kebingungan nilai, kekosongan rohani, serta krisis makna hidup. Dalam konteks ini, Amsal 1:7 “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan” menjadi landasan penting dalam membangun kehidupan yang bijaksana dan bertanggung jawab. Artikel ini bertujuan untuk menelaah makna “takut akan Tuhan” secara eksegetis dan teologis dalam terang Amsal 1:7, serta mengaitkannya dengan tantangan spiritual dan etika yang dihadapi generasi Milenial dan Gen Z. Penelitian ini menunjukkan bahwa “takut akan Tuhan” bukan sekadar rasa takut dalam arti negatif, melainkan sikap hormat, tunduk, dan kesadaran akan kehadiran dan otoritas Allah dalam seluruh aspek kehidupan. Sikap ini merupakan dasar dari hikmat sejati, yang membimbing kaum muda untuk hidup dengan arah yang jelas, nilai-nilai yang kokoh, serta spiritualitas yang berakar. Dengan fondasi ini, kaum muda didorong untuk tidak hanya bertahan dalam arus zaman, tetapi juga menjadi agen transformasi yang membawa terang di tengah dunia yang gelap. Peran komunitas iman sangat penting dalam menanamkan nilai ini agar generasi muda tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara spiritual dan etis.
Menggali Paradoks: Yesus Bangkit dan Yesus Dibangkitkan Agu, Egidius; Wardoyo, Gregorius Tri
JURNAL PASTORAL KATEKETIK Vol 1 No 2 (2024): Jurnal Pastoral Kateketik (JPKAT)
Publisher : Sekolah Tinggi Katolik Touye Paapaa Deiyai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70343/7pycw903

Abstract

This research aims to explore the paradox within Christian belief regarding the resurrection of Jesus Christ: Jesus rose and Jesus was raised. This exploration is crucial given that the resurrection of Jesus is the foundation of Christian faith, which understands His victory over death, while also symbolizing resurrection and the hope of eternal life. This study is examined through the perspective of biblical theology. By gaining a deeper understanding of the paradox of Jesus' resurrection, it is hoped that it will provide richer insights into theological understanding and enrich academic discussions as well as the comprehension of the content of faith. The points that reconcile the paradox of the resurrection affirm that Jesus is truly God and truly human, emphasize the relationship of the Triune God, and highlight the uniqueness of His resurrection. The use of the terms "rose" and "was raised" affirms the two natures in one person, Jesus Christ