Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terhebat dialam semesta ini. Sebagaimana disampaikan kedahsyatan dari otak manusia dalam Al-Qur’an. Dengan otak, manusia berpikir yang akhirnya mampu mengubah dunia. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat urgen bagi manusia. Sebab, pendidikanlah yang dapat membuat manusia mampu menciptakan berbagai kemajuan dan mewarnai peradaban dalam kehidupannya. Manusia yang terdidik cenderung memiliki kemampuan dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dengan rasional, terukur, dan sistematis. Otak adalah pintu depan diri untuk melakukan perubahan. Otak menentukan bagaimana berpikir, merasakan, dan bertingkah laku. Otak mempengaruhi dalam menyikapi yang telah lewat, menyikapi yang akan dijalani, dan membentuk masa depan. Mendidik anak adalah sebuah seni. Membantu murid mampu mendialogkan otaknya dengan patut (otak kiri dan otak kanan), membutuhkan cara yang kreatif agar dapat mempertemukan berbagai koneksi pengalaman dan keyakinan di masa lalu. Seni mendidik hendaknya bekerja sebagaimana halnya neuron otak melakukan koneksi. Meningkat atau melemahnya koneksi tergantung kekuatan otak dalam melakukan jejaring. Guru yang menggunakan konstruktivisme dalam proses pembelajaran mampu meletakkan pengetahuan sekarang dengan sangat konkrit untuk terkoneksi dengan pengetahuan yang ada di masa lalu. Mencelupkan anak pada “emotional cemicals”, memicu kimiawi energy untuk senantiasa mengejar keingintahuannya, menemukan jaringan-jaringan kegiatan dapat saling terkait sebagaimana neuron di otak senantiasa melakukan koneksi-koneksinya