Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN SKALA RUANG KOTA D/H DALAM PERSPEKTIF SOUNDSCAPES (STUDI KASUS KAWASAN PUSAT KOTA MANADO) Suriandjo, Hendrik Suryo; Umboh, Karry E.H.; Tampinongkol, Ronald R.; Wulur, Yogini A.; Malonda, Ayesha A.L.
RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi Vol. 9 No. 1 (2021): RADIAL: JuRnal PerADaban SaIns RekAyasan dan TeknoLogi
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37971/radial.v9i1.221

Abstract

Abstrak: Kajian Skala Ruang Kota d/h Dalam Perspektif Soundscapes (Studi Kasus Kawasan Pusat Kota Manado). Bunyi hanyalah satu komponen dari pengalaman orang-orang di tempat tersebut : ada juga pengalaman visual, suhu, angin, vegetasi, bahan yang berbeda dari permukaan lantai, keamanan fisik dari tempat itu, kegiatan mereka sendiri dan kegiatan orang lain terlihat jelas di tempat ini. Baku kebisingan yang ada di Indonesia ialah baku tentang tingkat kebisingan dalam kawasan dan lingkungan menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-48/Menlh/11/1996. Tujuan penelitian ini untuk menemukan nilai kebisingan dan dimensi skala d/h agar kenyamanan bunyi dapat dirasakan dalam ruang kota. Penelitian dilaksanakan di pusat kota Manado tepatnya di kawasan Taman Kesatuan Bangsa, dengan menggunakan mix methods melalui rumus LAeq 10 menit dan Leq Siang, untuk mendapatkan baku kebisingan dalam kawasan. Hasil penelitian menemukan jika nilai d/h semakin kecil maka akan terasa semakin bising suatu kawasan dan untuk mengimbangi kesan bising suatu kawasan agar terasa normal dan nyaman dilakukan dengan cara membuat perbandingan d/h agar sama dengan nilai 4. Kata Kunci : Kebisingan, Kenyamanan, Skala d/h. Abstract: Study of Urban Spatial Scale d/h in Soundscapes Perspective (Case Study of Manado City Center Area). Sound is only one component of the experience of people in the place: there is also the visual experience, temperature, wind, vegetation, different materials of the floor surface, the physical safety of the place, their activities, and the activities of others visible in this place. The existing noise standard in Indonesia is the standard for noise levels in the area and the environment according to the Decree of the State Minister of the Environment Number: Kep-48/Menlh/11/1996. The purpose of this study was to find the noise value and the dimensions of the d/h scale so that the comfort of sound can be felt in urban spaces. The research was carried out in the center of Manado city, precisely in the National Unity Park area, using mixed methods using the LAeq 10 minutes formula and Leq Siang, to get the noise standard in the area. The results of the study found that if the d/h value is smaller, the area will feel noisier, and to compensate for the noisy impression of an area so that it feels normal and comfortable, it is done by making a d/h comparison to be equal to a value of 4. Keywords: Noise, Comfort, d/h Scale
TRANSFORMASI SPASIAL PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN MODAYAG - MODAYAG BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR 2013-2019 Suriandjo, Hendrik Suryo; Manaf, Murshal; Malonda, Ayesha A.L.; Umboh, Karry E.H.; Tampinongkol, Ronald R.; Wulur, Yogini A.
RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi Vol. 9 No. 2 (2021): RADIAL: JuRnal PerADaban SaIns RekAyasan dan TeknoLogi
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37971/radial.v9i2.245

Abstract

Abstrak: Transformasi Spasial penggunaan lahan di Kecamatan Modayag-Modayag Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, mengalami perubahan yang cukup signifikan pada selang 2013 – 2019. Salah satu hal yang memicu terjadinya hal ini adalah posisi Kecamatan Modayag-Modayag Barat yang berbatasan dengan beberapa Kabupaten dan Kota di Provinsi Sulawesi Utara, diantaranya Kabupaten Bolaang Mongondow, Kotamobagu dan Kabupaten Minahasa Selatan, sehingga memiliki daya tarik wilayah tersendiri. Tujuan dari Penelitian ini untuk menganalisis dan mengidentifikasi lahan yang mengalami transformasi dan yang mengalami penambahan luasan terbesar, termasuk mengidentifikasi lahan apa yang terkonversi menjadi permukiman. Data yang digunakan adalah shapefile Tutupan lahan tahun 2013 dan shapefile tutupan lahan tahun 2019. Metode penelitian yang digunakan kuantitatif lewat pendekatan analisis spasial GIS menggunakan ArcGis versi 8.0, dan tools pendukung analisis perubahan lahan. Penelitian ini dapat disimpulkan : 1). Konversi lahan terbesar dan mengalami peningkatan terjadi pada kebun campuran ke hutan sebesar 452 Ha atau 46%, kebun campuran ke perkebunan sebesar 188,45 Ha atau sebesar 19%, dan Kebun Campuran ke Tegalan/ladang sebesar 161,68 Ha atau sebesar 19%, 2). Konversi lahan permukiman mengalami peningkatan dan mengurangi luasan danau 0,01 Ha atau atau 0,002%, Hutan Lahan Kering sebesar 1,13 Ha atau 0,009%, Perkebunan sebesar 45,4 Ha atau 1,40%, dan juga sudah mengkonversi lahan sawah 5,04 Ha atau 1,87%. Kata kunci: Transformasi Spasial; Konversi Lahan; GIS Abstract: Spatial transformation of land use in the Modayag-Modayag Barat District, Bolaang Mongondow Timur Regency, underwent a significant change between 2013 - 2019. One of the things that triggered this was the position of the Modayag-Modayag Barat District which borders several regencies and cities in North Sulawesi Province, including Bolaang Mongondow Regency, Kotamobagu City and South Minahasa Regency, so that they have their own regional appeal. The purpose of this study is to analyze and identify land that is undergoing transformation and which has experienced the largest increase in area, including identifying what lands have been converted into settlements. The data used are the 2013 land cover shapefile and the 2019 land cover shapefile. The research method used is quantitative through a GIS spatial analysis approach using ArcGIS version 8.0, and supporting tools for land change analysis. This research can be concluded: 1). The largest land conversion and an increase occurred in mixed gardens to forest by 452 ha or 46%, mixed gardens to plantations by 188.45 ha or 19%, and mixed gardens to dry fields/fields by 161.68 ha or 19%. 2). Residential land conversion has increased and reduced the lake area by 0.01 Ha or or 0.002%, Dry Land Forest by 1.13 Ha or 0.009%, Plantation by 45.4 Ha or 1.40%, and has also converted rice fields 5, 04 Ha or 1.87%. Keywords: Spatial Transformation; Land Conversion; GIS