Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit metabolisme yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia yang diakibatkan oleh kurangnya insulin atau terjadinya resistensi insulin. Belimbing wuluh merupakan salah satu tanaman herbal yang mengandung antioksidan sehingga perlu dilakukan uji potensi antioksidan ekstrak etanol daun belimbing wuluh terhadap kadar gula darah. Metode yang digunakan yaitu penelitian eksperimental dengan rancangan pretest and post-test with control group design dengan 24 sampel tikus wistar jantan yang terbagi dalam 4 kelompok yaitu 2 kelompok kontrol (kelompok normal dan kelompok hiperglikemik) 1 kelompok pembanding (glibenklamid) dan 1 kelompok perlakuan (ekstrak etanol daun belimbing wuluh). Ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dan glibenklamid mempunyai efek dalam menurunkan kadar gula darah pada tikus yang diinduksi streptozotosin yang dibuktikan dengan adanya perubahan rata-rata besar kadar gula darah tikus pretest perlakuan glibenklamid sebesar 258,4117 mg/dL dan setelah perlakuan sebesar 126,4300 mg/dL dan perubahan rata-rata kadar gula darah pada pre ekstrak etanol daun belimbing wuluh sebesar 257,7717 mg/dL dan setelah perlakuan sebesar 149,0933 mg/dL. Kapasitas antioksidan darah pada kelompok yang diberi glibenklamid dan kelompok yang diberi ekstrak etanol daun belimbing wuluh menunjukkan nilai signifikansi 1,000 yang berarti tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok pembanding (glibenklamid) dengan kelompok perlakuan (ekstrak etanol daun belimbing wuluh). Kapasitas antioksidan darah pada kelompok yang diberi glibenklamid dan kelompok yang diberi ekstrak etanol daun belimbing wuluh tidak berbeda signifikan jika dilihat secara statistik yang dapat dilihat dari angka signifikansinya yaitu 0,880. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan antioksidan ekstrak etanol daun belimbing wuluh berpengaruh terhadap penurunan kadar gula pada kondisi hiperglikemia.