Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kualitas Pelaksanaan Online Public Relation Pemerintah Provinsi Bangka Belitung melalui babelprov.go.id ditinjau dari Penerapan Prinsip The 7C’s Framework Achmad Riyadi; Iksander Salam
Jurnal JTIK (Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi) Vol 6 No 3 (2022): JULY-SEPTEMBER 2022
Publisher : KITA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/jtik.v6i3.489

Abstract

One of the effectiveness of babelprov.go.id is indicated by the high level of visits (high traffic) and how long visitors stay on the website (bounce rate). Therefore the role of the babelprov.go.id interface is significant in increasing the traffic as part of the online public relations activities in Bangka Belitung Province. As a part of the communication process, the design of babelprov.go.id is merely intended to support the success of the online public relations it carries. The study aimed to determine the degree of the online public relation implementation on babelprov.go.id reviewed from the 7 C's Framework models and to determine what the most dominant model of the 7C's Framework was that affected the quality of the babelporv.go.id. By using a descriptive-analytical with a qualitative approach, the research suggest that the implementation of online public relations through babelprov.go.id has been quite ideal because it has fulfilled five of the seven models required in the 7 C's Framework. As the second finding, the most dominant model of the 7C's Framework models that affects the quality of the site interface is the content model which focuses on more information posted on the web.
Peluang Baru dalam Jurnalisme Online Iksander, Iksander
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2 No 2 (2019): Studia Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Pahlawan 12 Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47995/jik.v2i2.26

Abstract

Editor Media Sosial (EMS) adalah pekerjaan yang muncul dari penetrasi teknologi digital terhadap industri jurnalistik. Sebagai sebuah pekerjaan baru, Editor Media Sosial masih berada dalam posisi yang kurang jelas dalam ruang redaksi awalnya. Kendati adanya fakta yang membingungkan ini, namun masih saja ada orang dari ruang redaksi online yang ditugaskan untuk mencari perhatian komunitas lewat perbincangan maya, selain membuat posting terbaru mengenai suatu berita di beranda Facebook atau memberikan informasi tertentu pada laman Twitter. Karenanya, makalah ini ditujukan untuk mendefinisikan peranan EMS, posisinya dalam ruang redaksi dan organisasi media. Lebih lanjut, makalah ini juga mendiskusikan kecenderungan pekerjaan ini dan masa depannya Disimpulkan bahwa masih ada banyak nama untuk mendefinisikan tugas sebagai EMS. Temuan lainnya juga menyimpulkan bahwa editor jenis ini telah terintegrasi ke dalam organisasi redaksi secara baik dan mampu beradaptasi dengan kerja ruang redaksi. Simpulan lainnya adalah bahwaEMS bekerja dalam ketrampilan ganda, yakni membuat para pengguna lain terlibat dalam proyek crowdsourcing sekaligus bagaimana mengirimkan berita yang bernilai tinggi kepada pembaca.Simpulan penting lainnya adalah EMS pada dasarnya adalah seorang jurnalis itu sendiri, sehingga ia harus membuat berita dalam secara cepat sekaligus bagaimana membuat berita tersebut akurat.
PERAN DAN POLA INTERAKSI PESAN PADA AKUN MEDIA SOSIAL PEMKAB BANGKA Iksander, Iksander
KOMUNIKASIA: Journal of Islamic Communication and Broadcasting Vol 1 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Program Study of Islamic Communication and Broadcasting, Faculty of Da’wa and Islamic Communication, State Institute for Islamic Studies of Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/kpi.v1i2.2020

Abstract

The use of social media as part of e-government development for local governments is an obligation, especially related to the concept of online public relations for every institution in today's digital era. This research was aimed to describe the social media accounts owned by the Bangka Regency Government in supporting the presence of the official site bangka.go.id as well as to define what pattern of message interaction was among the social media accounts. Based on a descriptive analysis using the 7'cs Framework approach, this study found that social media accounts owned by the Bangka Regency Government were classified as non-existent. the second finding is that the message interaction can be classified as one-way patterns where one content on one platform is forwarded to another social media platform without any difference.
Hambatan Komunikasi Internal Aparatur Desa Karya Makmur Pemali Kabupaten Bangka Dalam Melayani Masyarakat Hidayati, Yuli; Iksander, Iksander
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 7 No 1 (2024): Studia Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Pahlawan 12 Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47995/jik.v7i1.240

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi hambatan komunikasi internal yang dihadapi oleh aparatur Desa Karya Makmur, Pemali, Kabupaten Bangka dalam melayani masyarakat. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian mengidentifikasi beberapa hambatan utama: Hambatan Personal berupa emosi negatif seperti marah, frustrasi, dan stres yang mengganggu komunikasi efektif, serta prasangka antar pegawai yang menghambat komunikasi terbuka dan produktif. Hambatan Fisik meliputi sinyal telepon yang buruk, jarak fisik, dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung, yang mengurangi frekuensi interaksi. Hambatan Kultural/Budaya, seperti perbedaan kemampuan berbahasa dan nilai antar pegawai, memengaruhi cara berkomunikasi dan berkolaborasi. Hambatan Lingkungan terkait suhu, pencahayaan, dan fasilitas yang tidak memadai, serta gangguan luar dan tekanan waktu yang menghambat efektivitas kerja. Rekomendasi penelitian ini mencakup pelatihan pengelolaan emosi, pelatihan untuk mengatasi prasangka, dan peningkatan profesionalisme serta kerjasama tim. Penggunaan platform komunikasi seperti WhatsApp, interaksi tatap muka, dan pertemuan rutin disarankan untuk meningkatkan koordinasi. Selain itu, perlu diadakan pelatihan bahasa, penerapan bahasa yang jelas, perbaikan fasilitas kantor, dan manajemen waktu yang efisien untuk mengatasi hambatan yang ada.