@font-face{ font-family:"Times New Roman"; } @font-face{ font-family:"宋体"; } @font-face{ font-family:"Calibri"; } @font-face{ font-family:"SimSun"; } p.MsoNormal{ mso-style-name:Normal; mso-style-parent:""; margin:0pt; margin-bottom:.0001pt; font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:SimSun; mso-bidi-font-family:'Times New Roman'; } span.msoIns{ mso-style-type:export-only; mso-style-name:""; text-decoration:underline; text-underline:single; color:blue; } span.msoDel{ mso-style-type:export-only; mso-style-name:""; text-decoration:line-through; color:red; } } div.Section0{page:Section0;} Penggunaan logam sebagai bahan konstruksi, perlu diketahui seberapa cepatkah suatu logam itu rusak atau tidak berfungsi karena korosi. Maka dari itu dibutuhkan pengendalian korosi agar bahan kontruksi dapat berfungsi maksimal. Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan suatu struktur beton diantaranya kekuatan ikatan atau kuat lekat (bonding strength) antara beton dan tulangannya sendiri. Penurunan kekuatan ikatan beton dengan tulangannya dapat terjadi bila pada permukaan baja tulangan yang digunakan sebelum atau setelah dilakukan pengecoran terdapat kotoran berupa deposit korosi, tanah, minyak pelumas dan lain-lain. Pada penelitian ini, dilakukan perendaman selama beberapa waktu pada baja tulangan di berbagai kondisi air digunakan sebagai cara untuk mengukur laju korosi pada baja tulangan konstruksi beton, karena air adalah salah satu komposisi utama untuk tercampurnya beton, yang akan memicu proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pengerjaan beton. Sehingga dari usaha ini, diharapkan, dapat diketahui kondisi air yang dipakai untuk pembuatan beton bertulang, dengan mempertimbangkan dampak yang akan dialami oleh baja tulangan di dalam beton tersebut.