Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Factors Associated with The Incidence of Primary Dysmenorrhea in Adolescent Girls Tria Qorita, Elsa; Atik Maryanti, Syska; Gumiarti
D'Nursing and Health Journal (DNHJ) Vol. 5 No. 1 (2024): Women's Health in Nursing Concepts
Publisher : Universitas Bondowoso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61595/dnursing.v5i1.856

Abstract

Background: Background: Dysmenorrhea is severe pain in the lower abdomen during menstruation. The impact on adolescent girls includes pain felt in the abdomen and back. Based on data from the Jember Regency Health Office, 69.5% mostly experienced primary dysmenorrhea. Based on the results of preliminary studies at Senior High School 2 Jember conducted by researchers on 15 young women, 9 young women (60%) experienced dysmenorrhea. This study aims to determine the Factors Associated with the Incidence of Primary Dysmenorrhea in Class X Adolescent Girls at Senior High School 2nd Jember. Methods: This study used descriptive research design. The population in this study were all grade X adolescent girls at Senior High School 2nd Jember who experienced primary dysmenorrhea. The sample amounted to 147 respondents. Research sampling using total sampling technique. The research instrument used was a questionnaire. Data were analyzed using univariate analysis. Results: The frequency distribution of respondents who experienced primary dysmenorrhea based on the age factor of early menarche 61.9%, abnormal menstrual duration 63.3%, there was a family history of dysmenorrhea 61.2%, and abnormal BMI 69.4%. Conclusion: The conclusion in this research is that almost all respondents experience primary dysmenorrhea. Factors associated with the incidence of dysmenorrhea in class X adolescent girls at Senior High School 2 Jember are age of menarche, length of menstruation, family history of dysmenorrhea and Body Mass Index (BMI). Adolescent girls in class X at Senior High School 2nd Jember are advised to manage a healthy lifestyle and exercise regularly.
Hubungan Anemia dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil di RSD Balung Jember Nastiti Hayuningtyas, Bella; Lulut Sasmito; Gumiarti
JPNM Jurnal Pustaka Nusantara Multidisiplin Vol. 3 No. 3 (2025): October : Jurnal Pustaka Nusantara Multidisiplin
Publisher : SM Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59945/jpnm.v3i3.718

Abstract

Preeklampsia merupakan kondisi yang mengganggu kehamilan dimana terdapat hipertensi yang disertai adanya proteinuria dan edema, serta sering terjadi pada usia kehamilan diatas 20 minggu dan menjelang persalinan. Faktor resiko terjadinya preeklamsia salah satunya yaitu anemia. Riset ini dilakukan guna menilai korelasi antara anemia dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil. Data pendahuluan yang dikumpulkan di di RSD Balung, Jember diperoleh data ibu hamil pada bulan Oktober-Desember 2022 sebanyak 119 ibu hamil, dengan 35 diantaranya terdiagnosa preeklampsia. Ibu hamil yang terdiagnosa preeklampsia 62% mengalami anemia. Teknik pengambilan data secara retrospektif dengan menggunakan pendekatan crosssectional. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah 1094 data ibu hamil tahun 2023. Sampel penelitian diperoleh menggunakan metode simple random sampling dengan total 292 rekam medis yang sesuai dengan kriteria inklusi. Analisis data dilakukan melalui uji Chi-Square , lalu dilanjutkan dengan uji korelasi lambda. Hasil pengolahan data menunjukkan 50,3% tidak anemia, 36,3% anemia ringan, 11,6% anemia sedang, 1,7% anemia berat, 65,4% tidak preeklampsia dan 34,6% preeklampsia. Tidak ditemukan korelasi antara kondisi anemia dengan munculnya kejadian preeklampsia dengan nilai ρ-value 0,604 > α 0,05. Meskipun Anemia dan preeklampsia tidak berhubungan, kedua kejadian tersebut merupakan komplikasi kehamilan yang harus dilakukan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan ANC (Antenatal Care). Preeclampsia is a pregnancy complication characterized by hypertension accompanied by proteinuria and edema, and it commonly occurs after 20 weeks of gestation or near delivery. One of the risk factors for preeclampsia is anemia. This study was conducted to assess the correlation between anemia and the incidence of preeclampsia among pregnant women. Preliminary data collected at RSD Balung, Jember, showed that from October to December 2022 there were 119 pregnant women, of whom 35 were diagnosed with preeclampsia. Among those diagnosed with preeclampsia, 62% also experienced anemia. The data were collected retrospectively using a cross-sectional approach. In this study, the population consisted of 1,094 medical records of pregnant women in 2023. The sample was obtained using a simple random sampling method, resulting in 292 medical records that met the inclusion criteria. Data analysis was carried out using the Chi-Square test, followed by the Lambda correlation test. The results showed that 50.3% of the participants were not anemic, 36.3% had mild anemia, 11.6% had moderate anemia, 1.7% had severe anemia, 65.4% did not experience preeclampsia, and 34.6% experienced preeclampsia. No correlation was found between anemia and the incidence of preeclampsia, with a p-value of 0.604 > α 0.05. Although anemia and preeclampsia were not significantly associated, both conditions are pregnancy complications that require early detection through Antenatal Care (ANC) examinations.
Hubungan Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Desa Gunungmalang Kecamatan Sumberjambe Jember aprileonny aziizah, Sekar mutiara; Gumiarti; Riza Umami
JPNM Jurnal Pustaka Nusantara Multidisiplin Vol. 3 No. 4 (2025): December : Jurnal Pustaka Nusantara Multidisiplin (ACCEPTED)
Publisher : SM Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59945/jpnm.v3i4.734

Abstract

Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan suatu kondisi saat ibu hamil tidak mendapatkan asupan energi yang mencukupi secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Ibu hamil yang berisiko mengalami KEK jika hasil pengukuran LILA kurang atau sama dengan 23,5 cm. Di Indonesia ibu hamil yang mengalami KEK mencapai 283.833, Di Jawa Timur sebanyak 55.853 orang, di Kabupaten Jember ada di wilayah Puskesmas Sumberjambe sebanyak 194 orang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Sumberjambe diperoleh data ibu hamil KEK di Desa Gunungmalang pada bulan Januari yaitu sebanyak 53 ibu hamil. KEK pada ibu hamil disebabkan oleh pola nutrisi sehari hari, paritas, ekonomi, pendidikan. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan Kek dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Desain penelitian secara deskriptif analitik dengan dengan pendekatan crosssectional. Populasi pada penelitian ini sebanyak 67 ibu hamil tahun 2024. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling dan didapatkan sampel sebanyak 40 ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data dengan uji Chi-Square yang dilanjutkan dengan uji koefisien kontingensi. Hasil penelitian menunjukkan 62,5% tidak KEK, 37,5% KEK, 70% tidak anemia, 30% anemia. Terdapat hubungan antara KEK dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan hasil uji Chi-Square didapatkan nilai p-value 0,000 <α 0,05. Pada penelitian ini ada Hubungan KEK Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Desa Gunungmalang Kecamatan Sumberjambe, Jember sehingga petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan pemantauan gizi, asupan nutrisi dan memonitoring kadar Hb ibu hamil.