Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN MEMBATIK KHAS DAERAH & PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA DIGITAL PROMOSI SEBAGAI SARANA BRANDING MASYARAKAT DESA CURUGLEMO Setiyawan, Clemens Felix
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol 8, No 1 (2024): APRIL
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v8i1.7983

Abstract

Desa Curuglemo Mandalawangi Pandeglang Banten memiliki potensi desa diantaranya wisata alam, hasil ladang pertanian serta budaya kearifan lokal. Desa Curuglemo akan mengembangan pariwisata berbasis pertanian dan perkebunan, kesenian budaya kearifan lokal berkarakter identik dengan desa Curuglemo. Dalam pencarian karakter inilah, sesuai hasil diskusi dengan kepala desa dan ketua Bumdes menghasilkan beberapa solusi desain program yang dibutuhkan desa. Yaitu, pelatihan membatik motif khas Curuglemo dimana motif ini hasil riset dari ornamentasi artefak yang ditemukan di Curuglemo kemudian dikombinasikan dengan karakter tanaman ladang pertanian serta pemandangan alam yang indah dengan tekstur alam dan gunung yang sangat khas yang menjadi dasar motif batik khas desa Curuglemo. Pelatihan batik ini akan memperdayakan perempuan dan anak muda desa, supaya anak muda bisa berkarya di desa sendiri tanpa merantau ke kota seperti yang terjadi selama ini. Selain pelatihan membatik, akan diadakan juga pelatihan digital marketing melalui konten You Tube, Tiktok, Instagram serta Website. Digital marketing dan website dibuat dari metode Design Thinking dan Human Centered Design (HCD) agar perancangannya berjalan secara sistematis. Pelatihan ini berdasar pada desain komunikasi visual yaitu persuasi, identitas serta informasi yang menyatu dalam media desain dan dipublish di platform digital untuk meningkatkan wisata serta penjualan hasil pertanian, ladang, produk makanan tradisional, kerajinan tangan. Sehingga dapat menjadi pengasilan bagi anak muda dengan membuat desain konten di platform digital tersebut. Hal ini tentu dapat membuat target konsumen dari desa Curuglemo bisa lebih luas lagi. Diharapkan dari pembuatan website, digital marketing dan motif batik khas desa dapat memajukan kewirausahaan di wilayah setempat.
PENGEMBANGAN POTENSI DESA BINAAN DENGAN PEMBUATAN WEBSITE DAN DIGITAL MARKETING Setiyawan, Clemens Felix; Shobri, Mohammad
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol. 6 No. 3 (2022): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v6i3.6366

Abstract

Desa Keranggan merupakan salah satu wilayah yang terdapat Tangerang Selatan. Desa Keranggan menjadi salah satu desa yang memiliki kampung ekowisata keranggan dan kewirausahaan kurang lebih seratusan usaha kecil dan menengah sebagai potensi untuk masyarakat sebagai sumber penghasilan. Meskipun memiliki peluang kerja yang luas tetapi dari masyarakat dari Desa Keranggan masih terdapat beberapa hambatan seperti minimnya kemampuan untuk memanfaatkan media digital dan media sosial sebagai jangkauan promosi dan penjualan produk UKM dan Ekowisata yang bisa lebih diperluas namun tidak digunakan dengan baik. Maka dari itu bentuk solusi yang diberikan yakni, sebuah media informasi dan pemasaran produk UKM agar masyarakat setempat dapat mengembangkan dan mampu beradaptasi dengan media digital untuk mengikuti perkembangan zaman. Hal ini tentu saja diharapkan dapat membuat target konsumen dari Desa Keranggan bisa lebih luas dan lebih tertarik dengan Ekowisata dan UKM sebagai potensi Desa Keranggan maka diperlukan Website Desa dan Digital Marketing yang telah dibuat didasari dari metode Design Thinking dan Human Centered Design (HCD) agar perancangannya berjalan secara sistematis. Diharapkan dari adanya Pembuatan website desa dan digital marketing dari Ekowisata dan produk UKM dapat memajukan kewirausahaan di wilayah setempat.
Women's Empowerment Through Regional Batik Training & Training on Making Promotional Digital Media as a Means of Branding the People of Curuglemo Village Setiyawan, Clemens Felix
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol. 7 No. 2 (2023): OCTOBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v7i2.7495

Abstract

Curuglemo Mandalawangi Pandeglang Banten Village has village potential including natural tourism, agricultural products and local wisdom culture. Curuglemo Village will develop tourism based on agriculture and plantations, arts and culture of local wisdom with identical characteristics to Curuglemo Village. It was in this search for character, according to the results of discussions with the village head and Bumdes chair, that several program design solutions were needed by the village. Namely, training in batik with the typical Curuglemo motif where this motif is the result of research from artifact ornamentation found in Curuglemo and then combined with the character of agricultural fields and beautiful natural scenery with very distinctive natural textures and mountains which are the basis for the typical batik motifs of Curuglemo village. This batik training will empower women and young people in the village, so that young people can work in their own villages without having to migrate to cities as has been the case so far. Apart from batik training, digital marketing training will also be held through You Tube, Tiktok, Instagram and Website content. Digital marketing and websites are made using the Design Thinking and Human Centered Design (HCD) methods so that the design runs systematically. This training is based on visual communication design, namely persuasion, identity and information that are integrated in design media and published on digital platforms to increase tourism and sales of agricultural products, fields, traditional food products, handicrafts. So that it can be an income for young people by creating content designs on these digital platforms. This of course can make the target consumers of 2 Curuglemo village even wider. It is hoped that the creation of websites, digital marketing and typical village batik motifs can promote entrepreneurship in the local area.
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN MEMBATIK KHAS DAERAH & PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA DIGITAL PROMOSI SEBAGAI SARANA BRANDING MASYARAKAT DESA CURUGLEMO Setiyawan, Clemens Felix
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v8i1.7983

Abstract

Desa Curuglemo Mandalawangi Pandeglang Banten memiliki potensi desa diantaranya wisata alam, hasil ladang pertanian serta budaya kearifan lokal. Desa Curuglemo akan mengembangan pariwisata berbasis pertanian dan perkebunan, kesenian budaya kearifan lokal berkarakter identik dengan desa Curuglemo. Dalam pencarian karakter inilah, sesuai hasil diskusi dengan kepala desa dan ketua Bumdes menghasilkan beberapa solusi desain program yang dibutuhkan desa. Yaitu, pelatihan membatik motif khas Curuglemo dimana motif ini hasil riset dari ornamentasi artefak yang ditemukan di Curuglemo kemudian dikombinasikan dengan karakter tanaman ladang pertanian serta pemandangan alam yang indah dengan tekstur alam dan gunung yang sangat khas yang menjadi dasar motif batik khas desa Curuglemo. Pelatihan batik ini akan memperdayakan perempuan dan anak muda desa, supaya anak muda bisa berkarya di desa sendiri tanpa merantau ke kota seperti yang terjadi selama ini. Selain pelatihan membatik, akan diadakan juga pelatihan digital marketing melalui konten You Tube, Tiktok, Instagram serta Website. Digital marketing dan website dibuat dari metode Design Thinking dan Human Centered Design (HCD) agar perancangannya berjalan secara sistematis. Pelatihan ini berdasar pada desain komunikasi visual yaitu persuasi, identitas serta informasi yang menyatu dalam media desain dan dipublish di platform digital untuk meningkatkan wisata serta penjualan hasil pertanian, ladang, produk makanan tradisional, kerajinan tangan. Sehingga dapat menjadi pengasilan bagi anak muda dengan membuat desain konten di platform digital tersebut. Hal ini tentu dapat membuat target konsumen dari desa Curuglemo bisa lebih luas lagi. Diharapkan dari pembuatan website, digital marketing dan motif batik khas desa dapat memajukan kewirausahaan di wilayah setempat.
PERANCANGAN MEDIA DIGITAL BERBASIS WEBSITE DAN PENANDA JALAN BAGI DESA PAGEDANGAN Setiyawan, Clemens Felix
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol. 8 No. 3 (2024): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v8i3.7990

Abstract

Universitas Multimedia Nusantara telah melaksanakan program Merdeka Belajar yang diadakan Kemdikbudristek secara serentak sejak Semester Ganjil 2021/2022. Penulis bersama rekan kelompok melaksanakan salah satu Cluster naungan program MBKM yaitu Cluster Proyek Desa dengan Desa Pagedangan sebagai desa latar perancangan. Kegiatan perancangan Cluster MBKM Proyek Desa dilakukan selama 6 bulan dari 6 Februari hingga 21 Juli 2023. Melihat permasalahan mengenai minimnya informasi tentang desa secara digital dan konvensional, penulis dan kelompok kemudian memutuskan untuk bekerja sama dengan Pemerintahan Desa Pagedangan. Masalah hambatan informasi tentang Desa Pagedangan dapat menyebabkan situasi desa yang stagnan dan statis tanpa perkembangan jika dibiarkan tanpa adanya solusi (Wuryantai, 2013). Oleh karena urgensi dari dorongan mobilitas digital, penulis bersama kelompok merencanakan perancangan media digital berbasis website dan penanda jalan (Signage) sebagai media konvensional yang diharapkan dapat menyebarluaskan informasi Desa Pagedangan. Melalui wawancara dan observasi lapangan, penulis bersama kelompok akan mengumpulkan data yang akan digunakan dalam teknologi tepat guna yang ingin dicapai sebagai luaran karya. Penulis dan kelompok akan membagikan informasi desa menjadi beberapa bagian agar lebih efektif menyampaikan informasi. Selain itu, penulis bersama kelompok akan mengobservasi titik yang akan digunakan untuk menjadi lokasi penanda jalan, sehingga dapat digunakan untuk mempermudah akses masyarakat luar maupun dalam Desa Pagedangan.
CINESONIC REALITY IN ART AND DESIGN ON DIGITAL MEDIA Setiyawan, Clemens Felix; Murwaningrum, Dyah
Proceeding Bali-Bhuwana Waskita: Global Art Creativity Conference Vol. 4 (2024): Proceedings Bali-Bhuwana Waskita: Global Art Creativity Conference
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/bbwp.v4i1.581

Abstract

Digital technology has significantly transformed the concepts and practices of art, including the creation of art and design. Cinesonic emerged as an innovative form that integrates the visual and the aural into a unified and holistic aesthetic through multisensory experiences. Consequently, it has fostered extensive artistic expression, depth and diversity of meaning, and the emergence of new paradigms in contemporary culture. This study aims to describe cinesonic as a medium for the recreation of art and culture while simultaneously fostering visual-aural awareness in everyday human activities, which are often overlooked. The development of visual-aural awareness has the potential to enhance the depth and quality of audience appreciation. This research is qualitative, employing a descriptive-analytical method. A historical explanation approach is utilized to guide the description within spatial and temporal boundaries. Data were collected from prior papers and works discussing the cinesonic movement and its realities in art and design. The paper focuses on examining the definition, history, and application of the cinesonic concept across various contexts. The findings reveal that cinesonic expands the boundaries of traditional aesthetics, offers sharp social critique, and creates multisensory interactions that are highly relevant to the digital era. At an advanced stage, cinesonic is anticipated to become an art form capable of enhancing artistic experiences, fostering awareness, and shaping new insights into the relationships between humans, technology, and their environments.