Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EFEKTIVITAS MODUL PENCEGAHAN HIV/AIDS BAGI CALON PENGANTIN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP Yohana Wulan Rosaria; Dedes Fitria
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 13 No 1 (2021): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.091 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v13i1.1882

Abstract

Salah satu kebijakan kota Bogor dalam  mengatasi masalah HIV/AIDS dengan menetapkan Peraturan Daerah Kota Bogor No. 4 Tahun 2016 tentang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS pada pasal 12 paragraph 3 tentang pencegahan penularan HIV/AIDS pada calon pengantin yang tertera pada pasal 13 ayat 3 yang berbunyi “setiap calon pengantin dirujuk ke Puskesmas untuk melakukan tes HIV/AIDS”.  Kurangnya motivasi calon pengantin  untuk konseling tes sukarela (KTS) bukan hanya dari kata Human Immunodeficiency Virus (HIV) tetapi juga banyak faktor seperti kurangnya pengetahuan calon pengantin tentang HIV, kurang support atau dukungan untuk melakukan KTS baik dari pasangan calon pengantin, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh agama, dan menyadari dirinya rentan terhadap HIV/AIDS. Untuk mengetahui efektifitas modul pencegahan HIV/AIDS bagi calon pengantin di Kota Bogor terhadap pengetahuan dan sikap  adalah tujuan dari penelitian ini. Sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan google form. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif menggunakan bentuk quasi experiment nonrandomized control group posttest only design. Responden penelitian ini sebanyak 40 orang calon pengantin bertempat tinggal di wilayah Kota Bogor yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2020 terhadap 40 responden dari masing-masing kelompok. Variabel independen adalah pengetahuan dan sikap, sedangkan untuk variabel dependennya adalah modul pencegahan HIV/AIDS bagi calon pengantin. Variabel diukur menggunakan kuesioner. Data diambil saart responden mengikuti kursus pranikah secara daring. Analisis data menggunakan uji statistik non parametrik yaitu Mann-Whitney sehingga terlihat perbedaan dari masing-masing kelompok. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok intervensi yang mendapatkan sosialisasi modul pencegahan HIV/AIDS memiliki pengetahuan dan sikap yang lebih baik dibandingkan pengetahuan dan sikap pada kelompok kontrol. Rekomendasi: perlu penelitian lanjutan setelah mendapat sosialisasi modul pencegahan HIV/AIDS yang mengacu kepada kesadaran calon pengantin untuk melakukan konseling dan tes sukarela sebagai upaya pencegahan HIV/AIDS pada pasangannya  
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Orientasi Seksual Pada Remaja Yohana Wulan Rosaria; Titi Nurhayati
Jurnal Pendidikan Kesehatan Vol 6 No 2 (2017): Jurnal Pendidikan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jpk.v(6)i(2)y(2017).page:113-121

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan studi kualitatif dengan melaksanakan diskusi kelompok terarah pada komunitas tersebut. Populasi adalah seluruh komunitas LSL yang tergabung dalam Yayasan Rumah Singggah PEKA dalam binaan KPA Kota Bogor berjumlah 2200 orang dengan jumlah total sampel 60 orang sesuai dengan inklusi. Pengambilan data dengan cara wawancara. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran variabel independen dan dependen sedangkan analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan orientasi seksual pada remaja dengan menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa menurut statistik variabel pekerjaan ayah responden sebagai non PNS dan responden yang memiliki pasangan seks tetap secara signifikan berpengaruh dengan orientasi seksual remaja.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR TERHADAP LAYANAN KONSELING DAN TES SUKARELA PADA CALON PENGANTIN DI KOTA BOGOR DALAM KONTEKS HIV AIDS yohana wulan rosaria; Sri Wahyuni
Jurnal Pendidikan Kesehatan Vol 9 No 1 (2020): Jurnal Pendidikan kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jpk.v9i1.1425

Abstract

One of the efforts made by the Regional Government in the context of HIV or AIDS prevention and control is through policies in the form of regulations by drafting a Regional Regulation on HIV or AIDS Prevention and Control by stipulating Bogor City Regional Regulation No. 4 of 2016 concerning the prevention and control of HIV and AIDS in article 12 paragraph 3 regarding the prevention of HIV or AIDS transmission to prospective brides which is stated in article 13 paragraph 3 which reads that every prospective bride and groom is referred to the Puskesmas to do an HIV or AIDS test because of the number of people living with HIV. or AIDS in the city of Bogor is included in the top three cities in West Java. This is due to human interaction from various groups, making Bogor City a potential area that can accelerate the spread of HIV or AIDS, especially through 2 ways, namely unsafe sex and injecting drug abuse.According to Sugiharti 2016, the implementation of a health service can run well or not, it really requires a central government policy which is then translated into local government policies according to the resources owned by each region. Knowing how to implement Bogor City regional regulations on voluntary counseling and testing for prospective brides and grooms in Bogor City in the context of HIV or AIDS is the aim of this study.The conclusion of this study is that there is a need for a mayoral regulation regarding voluntary counseling and testing of prospective brides in the city of Bogor as an effort to reduce the incidence of HIV or AIDS in the city of Bogor and to protect and provide a sense of security and comfort for the health workers concerned in carrying out their duties.