Hidayat, Elfada Adella
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peran dan Tantangan Teologi Islam di Era Post Truth Irama, Yoga; Hidayat, Elfada Adella
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 2 (2022): December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.2.170-187

Abstract

Artikel ini membahas tentang teologi Islam di era post truth yang dapat dijadikan sebagai solusi untuk seluruh pengguna media sosial dalam menangkal virus hoaks, yang mengandung unsur provokasi, dan menyebabkan kerugian bagi orang lain. Melalui metodologi kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian kepustakaan, penulis merumuskan masalah-masalah yang meliputi: (1) Bagaimana fenomena post truth yang muncul di media sosial?, (2) Bagaimana cara menemukan kebenaran yang ada di dalam era post truth melalui sikap-sikap yang tercermin dari Islam moderat?; hasil yang ditemukan dari penelitian ini menerangkan bahwa post truth muncul di media sosial ditandai dengan fenomena hoax, yang pada dasarnya adalah fenomena pudarnya orientasi kebenaran yang bersifat hakiki dan diganti dengan kebenaran yang bersifat semu atau tidak berdasarkan fakta. Akan tetapi setiap pengguna media sosial dapat menemukan kebenaran dengan mengedepankan sikap tasa>muh, tawa>zun, dan lebih menggunakan nalar kritis untuk menyikapi suatu informasi yang diterima.
Peran dan Tantangan Teologi Islam di Era Post Truth Hidayat, Elfada Adella; Irama, Yoga
Journal of Islamic Thought and Philosophy Vol. 1 No. 2 (2022): December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jitp.2022.1.2.170-187

Abstract

Artikel ini membahas tentang teologi Islam di era post truth yang dapat dijadikan sebagai solusi untuk seluruh pengguna media sosial dalam menangkal virus hoaks, yang mengandung unsur provokasi, dan menyebabkan kerugian bagi orang lain. Melalui metodologi kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian kepustakaan, penulis merumuskan masalah-masalah yang meliputi: (1) Bagaimana fenomena post truth yang muncul di media sosial?, (2) Bagaimana cara menemukan kebenaran yang ada di dalam era post truth melalui sikap-sikap yang tercermin dari Islam moderat?; hasil yang ditemukan dari penelitian ini menerangkan bahwa post truth muncul di media sosial ditandai dengan fenomena hoax, yang pada dasarnya adalah fenomena pudarnya orientasi kebenaran yang bersifat hakiki dan diganti dengan kebenaran yang bersifat semu atau tidak berdasarkan fakta. Akan tetapi setiap pengguna media sosial dapat menemukan kebenaran dengan mengedepankan sikap tasa>muh, tawa>zun, dan lebih menggunakan nalar kritis untuk menyikapi suatu informasi yang diterima.
CIVIL SOCIETY DAN KEHARMONISAN ANTARUMAT BERAGAMA: LARANGAN MUI PERIHAL PENGUCAPAN SALAM AGAMA LAIN DALAM KAJIAN LIVING HADIS Hidayat, Elfada Adella; AW, Liliek Channa
Empirisma: Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam Vol. 30 No. 1 (2021): Indonesia, Pancasila, dan Islam
Publisher : Prodi Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/empirisma.v30i1.418

Abstract

It is no longer surprising that Indonesia is still susceptible to finding many cases involving faith. Whether it is the entry of radicalism, which results in the rise of a derogatory stereotype toward Muslims in Christian circles, or even disputes among Muslims over who is the most right in his teachings. As stated in the Indonesian Ulama Council’s East Java Province declaration, which summarizes the findings of their tausiyah on greetings using other religious greetings. This assertion has sparked debate in a number of circles. Students, in particular, who work in a group or association that promotes interreligious harmony. Numerous them expressed reservations about the MUI comment. Given that students are considered to be a part of civil society, who would remain quiet if anything disturbs and impairs the community’s human rights? As such, this study seeks to ascertain the role of students as civil society in preserving religious believers’ unity in the face of disputes about how to express greetings from other religions and their relationship to the study of living hadith. Since the researcher explores historical events and takes a qualitative approach, this study is classified as historical research. After all, the researcher obtains data from carefully chosen informants. The findings of this study indicate that students of different religions are still attempting to preserve peace in a variety of ways, one of which is by not objecting to the greeting of other religions, as Islam contains a wealth of information about the sense of tolerance, both in the Qu’ran and the Hadith.