Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Representasi Terorisme dalam Dua Adegan Film Dilan 1990 dengan Analisis Semiotika John Fiske Rizca Haqqu; Twin Agus Pramonojati
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 18, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v18i1.4762

Abstract

Dilan 1990 merupakan film yang diangkat dari novel bertajuk Dilan: Dia adalah Dilanku 1990. Film tersebut bergenre romantis yang menjadi salah satu film fenomenal tahun 2018. Di balik kepopuleran film Dilan 1990, ternyata hal ini memunculkan polemik pada warga terkait adegan kekerasan dalam film. Salah satu wujud kekerasan yang ditampilkan adalah dalam bentuk aksi teror yang dilakukan oleh geng motor. Riset ini bertujuan untuk mengenali bagaimana bentuk-bentuk aksi teror yang ada dalam film Dilan 1990 dan hubungannya dengan definisi terorisme yang ada. Guna menggapai tujuan riset ini, penulis memakai pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika John Fiske bersumber pada tiga tingkatan, yakni tingkatan realitas, tingkatan representasi, dan tingkatan ideologi. Hasil riset menampilkan bahwa ada dua adegan dalam film Dilan 1990 yang dikategorikan sebagai adegan teror. Ciri pada tataran realitas ditunjukkan lewat kode penampilan, kostum, lingkungan, perilaku, cara berbicara, dan ekspresi. Pada tataran representasi ditunjukkan melalui kode kamera, musik, revisi, suara, narasi, kepribadian, aksi, dan konflik. Sementara itu, pada tataran ideologis, adegan teror dalam film Dilan 1990 merepresentasikan terorisme. Dilan 1990 is a film based on a novel titled Dilan: Dia adalah Dilanku 1990.  The genre of the film is romantic and it became one of the phenomenal films in 2018. Behind the popularity of Dilan 1990 film, there was a polemic in the community regarding the violence scenes in the film.  One of violence scenes is an act of terror by a motorcycle gang.  This research aims to identify how the forms of the terror act in the film Dilan 1990 are related to the existing definition of terrorism. To achieve the objectives of this research, a qualitative approach was used along with John Fiske's semiotic analysis based on three levels, namely the level of reality, the level of representation, and the level of ideology. The results of the research showed that there are two scenes in the Dilan 1990 film which are categorized as terror scenes. Characteristics at the level of reality are shown through the code of appearance, costume, environment, behavior, way of speaking, and expression. At the representation level, it is shown through camera code, music, revision, sound, narration, personality, action, and conflict. While at  the ideological level, the terror scene in the 1990 film Dilan represents terrorism.
Pesan Keberagamaan Pada Film Animasi Nussa Dan Rara Twin Agus Pramonojati; Rizca Haqqu
Lingkar Studi Komunikasi (LISKI) Vol 7 No 1 (2021): FEBRUARI 2021
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/liski.v7i1.3637

Abstract

. Nussa dan Rara merupakan salah satu film animasi untuk anak yang berlatar cerita dan bernuansa Islami. Sebagai film Islami, Nussa dan Rara banyak menyajikan cerita-cerita yang bermuatan pendidikan karakter dan moral bagi anak-anak. Sebagai salah satu film animasi yang populer dikalangan anak-anak Indonesia, Nussa dan Rara ternyata juga mendapatkan respon yang negatif dari sebagian masyarakat di Indonesia. Opini yang muncul di media sosial diantaranya menyatakan bahwa film animasi Nussa dan Rara merupakan film yang tidak merepresentasikan budaya Indonesia, mempropagandakan bangsa Arab dan tidak mewakili keberagamaan di Indonesia. Penelitian ini berusaha mengetahui bagaimana pesan keberagamaan yang diadegankan oleh karakter Nussa dan Rara pada episode Toleransi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis text, yaitu semiotika. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya dimensi keberagamaan yang ditampilkan melalui tanda adegan serta dialog berupa dimensi keyakinan atau kepercayaan, penghayatan, serta dimensi pengamalan. Pesan keberagamaan dari film Nussa dan Rara yaitu menghormati perbedaan suku, ras, serta saling tolong menolong. Kata Kunci: pesan, dimensi keberagamaan, film animasi nussa dan rara
Video Promotion Prehistoric Sites Archaeology Museum Sangiran Harisna Wahyudihati; Twin Agus Pramonojati
Wimba : Jurnal Komunikasi Visual Vol. 6 No. 1 (2014)
Publisher : KK Komunikasi Visual & Multimedia Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1096.087 KB) | DOI: 10.5614/jkvw.2014.6.1.4

Abstract

This design aims to promote the World Prehistoric Archaeological Museum Sangiran to Indonesian and foreign people through audio-visual media is videography, contains information about Sangiran as National Heritage and included in the World Heritage Site which has been initiated by UNESCO. Besides, as an instrument for the Preservation Hall Ancient Man Sangiran site that can be used directly for educational purposes. Object of this study is the people of Indonesia and Abroad. Methods of data collection are done through literature review, observation, interviews, and questionnaires. Based on the research results, there are still many Indonesian people who do not know about the existence of Sangiran, even people who come from Central Java. This is of course influenced by several factors, one of which is the absence of instruments that functioned to promote to the public Sangiran with audio and visual media.With creative design and innovative video in terms of the concept and the content of a video that is an embodiment of the instrument can be a multimedia audiovisual media campaign appealing to the public.
Analisis Semiotika tentang Kekerasan Simbolik dalam Film ‘Story of Kale’ Alya Denisa; Twin Agus Pramonojati
Lingkar Studi Komunikasi (LISKI) Vol 8 No 2 (2022): SEPTEMBER 2022
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/liski.v8i2.4328

Abstract

Kekerasan terhadap perempuan masih kerap menjadi permasalahan yang ada di Indonesia, kekerasan tersebut bisa terjadi pada perempuan baik yang belum ataupun sudah menikah. Namun kekerasan yang terjadi tidak hanya berupa kekerasan fisik, terdapat juga kekerasan secara halus dan terselubung yaitu kekerasan simbolik. Kekerasan simbolik jika diamati lebih lanjut sangat sering terjadi di tengah masyarakat, termasuk di dalam sebuah film. Salah satunya dalam film Story of Kale film garapan Angga Dwimas Sasongko tersebut sangat terkenal dengan sisi toxic relationship yang juga terindikasi adanya fenomena kekerasan simbolik yang terjadi sepanjang film. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk dan makna kekerasan simbolik yang dikemas dalam film tersebut. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan teknik analisis semiotika Roland Barthes yaitu makna denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya bentuk-bentuk kekerasan simbolik dalam film Story of Kale, yaitu (1) kekerasan simbolik dalam bentuk bahasa; (2) kekerasan simbolik berbentuk eufemisme; (3) kekerasan simbolik berbentuk mekanisme sensorisasi. Dari seluruh bentuk tersebut, hasil penelitian menunjukkan adanya makna dan mitos patriarki yang menjadi penyebab terjadinya kekerasan simbolik terhadap tokoh utama perempuan dalam film ini. Kata kunci: semiotika, kekerasan simbolik, roland barthes, patriarki, film story of kale.
KONTEN MICROBLOG AKUN INSTAGRAM @TEMPATPULANG SEBAGAI MEDIA KOGNISI POLA MINUM KOPI YANG SEHAT Muhammad Iman Tauhid; Twin Agus Pramonojati
EKSPRESI DAN PERSEPSI : JURNAL ILMU KOMUNIKASI Vol 6 No 1 (2023): Januari
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33822/jep.v6i1.4406

Abstract

Perkembangan media komunikasi yang didasari oleh perkembangan teknologi digital saat ini sangatlah pesat, terutama media sosial. Saat ini dapat dikatakan bahwa mayoritas orang sudah dapat memanfaatkan media sosial untuk menjalin komunikasi dengan orang lain. Salah satu media sosial yang sedang trend saat ini adalah instagram. Kopi Pulang coffee shop telah menggunakan instagram sebagai media untuk mengkognisi masyarakat tentang pola minum kopi yang sehat dalam bentuk konten visual microblog pada akun @tempatpulang. Pola minum kopi yang sehat terdiri atas 6 indikator, yaitu: pemilihan dan pemrosesan biji kopi yang tepat, metoda pembuatan minuman kopi yang tepat, takaran wajar minum kopi, waktu minum kopi yang tepat, campuran minuman kopi yang tepat, dan temperatur air kopi yang tepat. Penelitian ini bertujuan mempelajari apakah konten pada microblog @tempatpulang telah mecakup keenam indikator tersebut. Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda analisis konten dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 3 indikator tentang pola minum kopi yang sehat yang telah diposting oleh akun microblog @tempatpulang. Ketiga indikator tersebut adalah: pemilihan dan pemrosesan biji kopi yang tepat, metoda pembuatan minuman kopi yang tepat, dan waktu minum kopi yang tepat.
TEKNIK PENYUTRADRAAN DALAM PEMBUATAN FILM PENDEK DIRECTING TECHNIQUES IN THE MAKING OF SHORT FILM Twin Agus Pramonojati; Oki Achmad Ismail; Rizca Haqqu; Naira Azzani Putri Galuh Permata
Prosiding COSECANT : Community Service and Engagement Seminar Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Universitas telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.327 KB) | DOI: 10.25124/cosecant.v2i2.18660

Abstract

Berkembangnya industri perfilman di Indonesia memancing munculnya para sineas dan sutradara muda untuk unjuk gigi dalam membuat sebuah karya. Baik itu video, film pendek, bahkan film layer lebar. Para sineas dan sutradara pun berasal dari berbagai kalangan usia. Mereka semua berlomba-lomba demi menyenangkan dan memuaskan para masyarakat Indonesia. Kehadiran beberapa jenis film baru di Indonesia juga menarik perhatian masyarakat, salah satunya film pendek. Seringkali kita temui bahwa film pendek juga dapat bersaing secara kualitas dengan film yang telah dimuat di layar lebar. Mayoritas sutradara dari film-film pendek ini berasal dari kalangan generasi muda dari masih di duduk di bangku sekolah menengah atas hingga mahasiswa yang sedang melanjutkan studi di universitas. Hal ini membuktikan bahwa industri perfilman banyak membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat umum, terutama bagi generasi muda yang ingin belajar. Perlu kita ketahui bahwa industri perfilman memang banyak sekali diminati oleh berbagai kalangan. Namun, memang diperlukan skill-skill dasar dalam membuat karyanya, salah satunya teknik penyutradaraan. Walaupun nantinya para generasi muda tidak ingin terjun ke dalam dunia perfilman, tetapi skill ini akan terpakai dalam dunia kerja yang saat ini tak bisa lepas dari kata konten. Nantinya skil-skill dasar yang akan dipelajar pasti sangat dibutuhkan di dunia digital agar masyarakat terutama generasi muda dapat bersaing di era 4.0 saat ini. Pengabdian masyarakat dengan materi Pelatihan Teknik penyutradaraan ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Kota Bandung. Pemilihan tempat dilaksanakannya program pengabdian masyarakat didasarkan atas keterkaitan materi dengan kelas multimedia, dimana murid dan guru membutuhkan pengayaan ilmu sehingga hasil pelatihan dapat diaplikasikan pada praktik pembelajaran kedepannya.Kata kunci : pengabdian masyarakat, penyutradaraan, Film.
Bahasa Tubuh dan Perilaku Kaum Penyimpang Seksual dalam Film Perfect Strangers: (Analisis Semiotika John Fiske) Pramonojati, Twin Agus
JIKE : Jurnal Ilmu Komunikasi Efek Vol. 6 No. 2 (2023): JUNI
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jike.v6i2.3928

Abstract

The phenomenon of LGBT behavior in Indonesia today is not only focused on community associations but has also become a vigorous movement of ideology and real action. LGBT is a form of sexual orientation deviation committed by a person who loves each other with the same sex. Currently, LGBT people in Indonesia have dared to show themselves openly through social media digital platforms, and other mass media. Film as one of the mass media also raises topics related to LGBT, one of which is a film entitled 'Perfect Stranger' which indicates the body language and behavior of one of the characters named Tomo which leads to homosexuals (gay). The purpose of this research is to find out how the body language and behavior of sexual deviants, especially gays, interact and communicate with those closest to them so that people can anticipate their further involvement in socializing. The method in this research is qualitative, with John Fiske's semiotic analysis approach consisting of three levels, namely the level of reality, representation, and ideology. The results show that there is body language and behavior of sexual deviants shown by Tomo's character who acts as a gay individual. The reality of body language is shown in the form of hugging, embracing hips, limp wrists, and waving. In addition, it is also represented through the characteristics of the costumes used. At the level of representation, the movie uses a lot of medium shots and J&L cut techniques that focus on strengthening Tomo's character as gay. The ideology concluded in Perfect Strangers is the ideology of liberalism
STUDI KASUS STRATEGI KOMUNIKASI RADIO ARTHA 103,7 FM BENGKULU DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI DI ERA DIGITAL Anandari, Nadya; Pramonojati, Twin Agus
Jurnal Kaganga: Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.787 KB) | DOI: 10.33369/jkaganga.6.2.162-172

Abstract

Tujuan penelitian kualitatif ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi Radio Artha 103,7 FM Bengkulu dalam melakukan penyusunan strategi program dan pemilihan media agar tetap eksis dikalangan pendengar dan kliennya di era digital ini. Untuk melihat bagaimana strategi komunikasi Radio Artha 103,7 FM Bengkulu dalam mempertahankan eksistensi di era digital peneliti dengan menggunakan metode studi kasus instrumental menurut konsep Stake. Berdasarkan hasil dari penelitian ini Radio Artha 103,7 FM Bengkulu melakukan strategi penyusunan pesan siaran yang dilakukan Radio Artha dengan cara menentukan terlebih dahulu aspek penyiarannya lalu memprodukusi program acara yang mengusung tema kearifan lokal. Website, radio streaming, dan media sosial digunakan oleh Radio Artha sebagai media komunikasi tambahan selain siaran konvensional untuk mempertahankan eksistensinya di era digital, dengan menggunakan strategi tersebut dihasilkan peningkatan jumlah pendengar dan pengiklan. Kata Kunci : Strategi komumikasi, strategi program, pemilihan media komunikasi, eksistensi
Analisis Propaganda Komunitas LGBTQ+ Pada Liga Premier Inggris M., Bacharuddin Fauzi; Pramonojati, Twin Agus
eProceedings of Management Vol. 11 No. 2 (2024): April 2024
Publisher : eProceedings of Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gerakan propaganda yang dilakukan oleh komunitas LGBTQ+ mulai berani dilakukan dimana saja dan denganbeberapa cara seperti di film, baju, maupun di game dan salah satunya di olahraga sepak bola. Pada olahraga sepakbola gerakan propaganda komunitas LGBTQ+ banyak dilakukan pada liga-liga sepak bola di setiap negara Eropaseperti halnya di liga premier Inggris di liga tersebut gerakan komunitas tersebut bisa dilihat dengan mulai banyaknyasimbol komunitas LGBTQ+ pada setiap acara yang dilakukan oleh komunitas tersebut. Pada penelitian ini dilakukanuntuk mengetahui teknik-teknik propaganda yang digunakan dan juga tujuan dari propaganda komunitas LGBTQ+ diliga premier Inggris. Metode yang digunakan adalah analisis isi kulitatif dengan model analisis Miles dan Hubermanuntuk menganalisis objek penelitian dan keterkaitannya dengan fenomena yang dibahas, model ini terdari dari tigatahap, yakni reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Dari hasil penelitian propaganda komunitas LGBTQ+pada liga premier Inggris ditemukan tiga teknik propaganda Transfer, slogan, dan juga beautiful people serta tujuandari propaganda tersebut untuk merubah pandangan khalayak umum tentang komunitas LGBTQ+ tersebut. Kata Kunci-LGBTQ+, propaganda, liga premier, analisis isi, Miles dan Huberman