Claim Missing Document
Check
Articles

Fotografi sebagai Media Kreativitas Anggota Dekranasda Jawa Barat untuk Memasarkan Produk Unggulannya Haqqu, Rizca; Nugrahani, Rah Utami; Nurfebiaraning, Sylvie; Yusanto, Freddy
Altruis: Journal of Community Services Vol 1, No 3 (2020): Altruis
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/altruis.v1i3.12323

Abstract

 Pengabdian banyarakat dengan mitra sasar pelaku UKM yang tergabung dalam anggota Dekranasda Jawa Barat bertujuan untuk memberikan transfer knowledge. Adapun pelatihan yang diberikan adalah memberikan wawasan tentang fotografi dan pemasaran melalui media sosial. Pelatihan  ini  dilakukan  dengan  konsep  workshop fotografi  dengan  materi  seperti  komposisi, shot size, pengenalan  metode  pemotretan  objek,  prinsip  dan  teknik  untuk  melakukan  setting    eksposure  pada  kamera  yang  akan  dipakai,  teknik  pencahayaan  (lighting),  pemilihan properti  yang  tepat  untuk  meningkatkan  nilai  sebuah produk  hingga trik  memotret  produk  dengan  kualitas profesional  namun  dengan  perangkat  seadanya  seperti  smartphone  ataupun  camera  pocket.  Dengan pelatihan  ini,  diharapkan  peserta  mampu  meningkatkan  kualitas  foto  produk  mereka  sehingga  mampu menarik  lebih  banyak  calon  pembeli  yang  berimbas  pada  pengingkatan  penghasilan  para  anggota  UKM Dekranasda Jawa Barat dalam menjalankan bisnis onlinenya. antusiasme para pelaku UKM untuk mendapatkan ilmu tentang fotografi dan pemasaran online sangat tinggi. Rata-rata materi yang disampaikan mudah dipahami dan dapat dipalikasikan secara langsung.  Dengan kata lain pelatihan yang diberikan efektif meningkatkan kualitas foto produk sehingga akan berdampak pada naiknya jumlah minat pembeli.
Era Baru Televisi dalam Pandangan Konvergensi Media Rizca Haqqu
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 16, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v16i1.3721

Abstract

New Era of Television in the Perspective of Media Convergence. The development of internet technology has led to changes and developments in the world of mass communication. Because of the internet, new media emerges. The emergence of new media is changing the way people get information through the media. Initially, people got information and news through conventional media, such as newspapers, radio, or television. To be able to continue competing as a source of information demanded by the public, television media also innovates by converging. Convergence is a combination of several types of media and is present in the form of a digital platform. This research is a library research that aims to find out media convergence conducted by television media, especially in changing platforms from conventional television to digital media. Media convergence enables professionals in the mass media field to deliver news and present information and entertainment using a variety of media. The government as the regulator is fully responsible for creating regulations that can protect all elements of society from the bad influence of the media. Regulation becomes a logical consequence of the game of cultural symbols displayed by convergent media. The goal is clear, which is to avoid a conflict of interests that makes one party harmed, especially the users or the public, for they usually become the victim of the implementation of a convergence. ABSTRAKPerkembangan teknologi internet telah menimbulkan perubahan dan perkembangan dalam dunia komunikasi massa. Karena internet, muncullah media baru atau new media. Kemunculan media baru tersebut mengubah cara masyarakat mendapatkan informasi melalui media. Awalnya, masyarakat mendapatkan informasi dan berita melalui media konvensional, seperti surat kabar, radio, atau televisi. Untuk dapat terus berkompetisi sebagai sumber informasi yang diminati masyarakat, media televisi pun melakukan inovasi dengan cara berkonvergensi. Konvergensi adalah penggabungan dari beberapa jenis media dan hadir dalam bentuk platform digital. Penelitian ini adalah penelitian library research yang bertujuan untuk mengetahui konvergensi media yang dilakukan oleh media televisi khususnya dalam mengubah platform dari konvensional ke media digital. Konvergensi media memungkinkan para profesional di bidang media massa untuk menyampaikan berita dan menghadirkan informasi dan hiburan, dengan menggunakan berbagai macam media. Pemerintah selaku regulator bertanggung jawab penuh menciptakan regulasi yang dapat melindungi segenap elemen masyarakat dari pengaruh buruk media. Regulasi menjadi konsekuensi logis dari permainan simbol budaya yang ditampilkan oleh media konvergen. Tujuannya jelas, yakni agar tidak terjadi tabrakan kepentingan yang menjadikan salah satu pihak menjadi dirugikan. Terutama bagi kalangan pengguna atau publik, pihak ini biasanya menjadi pihak yang paling sering menjadi korban dari implementasi konvergensi.
Representasi Terorisme dalam Dua Adegan Film Dilan 1990 dengan Analisis Semiotika John Fiske Rizca Haqqu; Twin Agus Pramonojati
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 18, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v18i1.4762

Abstract

Dilan 1990 merupakan film yang diangkat dari novel bertajuk Dilan: Dia adalah Dilanku 1990. Film tersebut bergenre romantis yang menjadi salah satu film fenomenal tahun 2018. Di balik kepopuleran film Dilan 1990, ternyata hal ini memunculkan polemik pada warga terkait adegan kekerasan dalam film. Salah satu wujud kekerasan yang ditampilkan adalah dalam bentuk aksi teror yang dilakukan oleh geng motor. Riset ini bertujuan untuk mengenali bagaimana bentuk-bentuk aksi teror yang ada dalam film Dilan 1990 dan hubungannya dengan definisi terorisme yang ada. Guna menggapai tujuan riset ini, penulis memakai pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika John Fiske bersumber pada tiga tingkatan, yakni tingkatan realitas, tingkatan representasi, dan tingkatan ideologi. Hasil riset menampilkan bahwa ada dua adegan dalam film Dilan 1990 yang dikategorikan sebagai adegan teror. Ciri pada tataran realitas ditunjukkan lewat kode penampilan, kostum, lingkungan, perilaku, cara berbicara, dan ekspresi. Pada tataran representasi ditunjukkan melalui kode kamera, musik, revisi, suara, narasi, kepribadian, aksi, dan konflik. Sementara itu, pada tataran ideologis, adegan teror dalam film Dilan 1990 merepresentasikan terorisme. Dilan 1990 is a film based on a novel titled Dilan: Dia adalah Dilanku 1990.  The genre of the film is romantic and it became one of the phenomenal films in 2018. Behind the popularity of Dilan 1990 film, there was a polemic in the community regarding the violence scenes in the film.  One of violence scenes is an act of terror by a motorcycle gang.  This research aims to identify how the forms of the terror act in the film Dilan 1990 are related to the existing definition of terrorism. To achieve the objectives of this research, a qualitative approach was used along with John Fiske's semiotic analysis based on three levels, namely the level of reality, the level of representation, and the level of ideology. The results of the research showed that there are two scenes in the Dilan 1990 film which are categorized as terror scenes. Characteristics at the level of reality are shown through the code of appearance, costume, environment, behavior, way of speaking, and expression. At the representation level, it is shown through camera code, music, revision, sound, narration, personality, action, and conflict. While at  the ideological level, the terror scene in the 1990 film Dilan represents terrorism.
STRATEGI KOMUNIKASI TIM GUGUS TUGAS COVID-19 DALAM PELAKSANAAN PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR (PSBB) Silmi Salimah; Reni Nuraeni, Ph.D.; Rizca Haqqu, M.Ikom.
AKSELERASI: Jurnal Ilmiah Nasional Vol 3 No 2 (2021): AKSELERASI: JURNAL ILMIAH NASIONAL
Publisher : GoAcademica Research dan Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jin.v3i2.401

Abstract

The purpose of this study was to determine the implementation of the communication strategy carried out by the Head of the Tasikmalaya City Covid-19 Cluster Team in the implementation of Large-Scale Social Restrictions (PSBB). The research method used is a qualitative method with data collection techniques interview, observation and documentation. The results showed that the implementation of the communication strategy carried out by the Task Force Team of the City of Tasikmalaya was in accordance with the indicators of the communication strategy ranging from the communicator determination strategy, message determination strategy, media determination strategy and audience determination strategy. The communication strategy implemented resulted in the fact that the spread of Covid-19 in Tasikmalaya City had decreased due to the implementation of discipline carried out by the apparatus as the Tasikmalaya City Covid-19 Task Force Team and communication that was conveyed to the public with the right strategy. The implementation of the communication strategy that has been carried out by the Task Force Team, the implementation of the report on the results of the Tasikmalaya City discipline presentation is reported directly to the Governor who is charged to Kominfo with the local Government.
BODY SHAMING BEHAVIOR REPRESENTATION AGAINST RARA CHARACTERS IN THE MOVIE ‘IMPERFECT’ (JOHN SEMIOTICS ANALYSIS FISKE) Rifqi Ramdani Fawzi; Rizca Haqqu
TANRA: Jurnal Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar Vol 8, No 2 (2021): Mei - Agustus
Publisher : Universitas Negeri makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/tanra.v8i2.21159

Abstract

Bullying is one of a serious issue that happened among societies. Bullying is an act of aggression that is carried out by a group of people or someone intentionally and repeatedly, against someone who is considered weak or as misuse of an organized power or force. Somehow in life, many people didn’t realize that they have verbally bullied others. Most of verbal bullying that people did are mocking, reproach, and ridicule someone's physical or as known as body shaming. Based on the explanation, the researcher is interested to analyze body shaming behavior directed to Rara in the Imperfect movie. In the current phenomenon, researcher think that the people need to pay attention to their behavior who unconsciously do the body shaming. This research use a qualitative method using semiotic analysis to analyze the object under research. By using John Fiske's semiotic analysis, researcher can analyze the object under research using three levels of television from John Fiske, those are level of reality, level of representation, and level of ideology. From the results of this study, it can be said that the Imperfect movie shows act of body shaming behavior towards the character, Rara, which encoded in level of reality, level of representation, and level of ideology
Efektivitas Pesan Anime “Cells at Work!!” sebagai Media Komunikasi Kesehatan Mengenai Vaksinasi Nastiti Ayu Sayekti; Diah Agung Esfandari; Raka Rizca Haqqu
TANRA: Jurnal Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar Vol 9, No 1 (2022): Januari - April
Publisher : Universitas Negeri makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/tanra.v9i1.31449

Abstract

Tulisan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas pesan anime “Cells at Work!!” sebagai media komunikasi kesehatan mengenai vaksinasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan analisis studi kasus instrumen tunggal. Data dalam penelitian kemudian dianalisis mengacu pada teori Syarat Pesan yang Efektif dengan metode Miles dan Huberman. Penelitian ini menghasilkan pesan dalam anime “Cells at Work!!” walau pun menggunakan istilah dan alur yang membingungkan, ia mampu menarik perhatian dan menghibur penonton dengan ide yang kreatif. Penggambaran yang detail juga berhasil membuat penonton mempercayai informasi yang diberikan. Penonton juga mendapatkan pandangan positif dan wawasan mendalam mengenai cara kerja vaksin. Anime ini dibuat berdasarkan komik ini mampu menyampaikan pesan yang sama mengenai vaksinasi. 
EKSISTENSI MEDIA TELEVISI ERA DIGITAL DIKALANGAN REMAJA rizca haqqu; Firdaus Azwar Ersyad
Jurnal Dinamika Sosial Budaya Vol 22, No 1 (2020): Juni
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.921 KB) | DOI: 10.26623/jdsb.v22i1.2228

Abstract

Media televisi merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Hampir semua rumah mempunyai televisi terutama dipulau Jawa. Hasil dari beberapa lembaga riset ternama menjelaskan bahwa penggunaan media televisi masih sangat diminati dikalangan masyarakat. Akan tetapi seiring perkembangan jaman, hadirnya media baru dengan platfom digital serupa tahun ke tahun semakin meningkat dan mendominasi. Terutama dikalangan anak muda, karakter media baru yang lebih felksibel membuat keberadaan media baru tersebut semakin digandrungi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya perubahan pola penggunaan media konvensional ditunjukan oleh hasil rendahnya tinggkat menggunaan media televisi dengan indikasi khalayak mulai beralih menonton program televisi melalui platfom digital lain seperti youtube. Dibutuhkan sinergisitas, kreatifitas, dan kualitas program yang baik agar media televisi masih dapat terus eksis menghadapi pesatnya perkembangan teknologi di era digital
Pesan Keberagamaan Pada Film Animasi Nussa Dan Rara Twin Agus Pramonojati; Rizca Haqqu
Lingkar Studi Komunikasi (LISKI) Vol 7 No 1 (2021): FEBRUARI 2021
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/liski.v7i1.3637

Abstract

. Nussa dan Rara merupakan salah satu film animasi untuk anak yang berlatar cerita dan bernuansa Islami. Sebagai film Islami, Nussa dan Rara banyak menyajikan cerita-cerita yang bermuatan pendidikan karakter dan moral bagi anak-anak. Sebagai salah satu film animasi yang populer dikalangan anak-anak Indonesia, Nussa dan Rara ternyata juga mendapatkan respon yang negatif dari sebagian masyarakat di Indonesia. Opini yang muncul di media sosial diantaranya menyatakan bahwa film animasi Nussa dan Rara merupakan film yang tidak merepresentasikan budaya Indonesia, mempropagandakan bangsa Arab dan tidak mewakili keberagamaan di Indonesia. Penelitian ini berusaha mengetahui bagaimana pesan keberagamaan yang diadegankan oleh karakter Nussa dan Rara pada episode Toleransi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis text, yaitu semiotika. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya dimensi keberagamaan yang ditampilkan melalui tanda adegan serta dialog berupa dimensi keyakinan atau kepercayaan, penghayatan, serta dimensi pengamalan. Pesan keberagamaan dari film Nussa dan Rara yaitu menghormati perbedaan suku, ras, serta saling tolong menolong. Kata Kunci: pesan, dimensi keberagamaan, film animasi nussa dan rara
Fotografi sebagai Media Kreativitas Anggota Dekranasda Jawa Barat untuk Memasarkan Produk Unggulannya Rizca Haqqu; Rah Utami Nugrahani; Sylvie Nurfebiaraning; Freddy Yusanto
Altruis: Journal of Community Services Vol. 1 No. 3 (2020): Altruis
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/altruis.v1i3.12323

Abstract

 Pengabdian banyarakat dengan mitra sasar pelaku UKM yang tergabung dalam anggota Dekranasda Jawa Barat bertujuan untuk memberikan transfer knowledge. Adapun pelatihan yang diberikan adalah memberikan wawasan tentang fotografi dan pemasaran melalui media sosial. Pelatihan  ini  dilakukan  dengan  konsep  workshop fotografi  dengan  materi  seperti  komposisi, shot size, pengenalan  metode  pemotretan  objek,  prinsip  dan  teknik  untuk  melakukan  setting    eksposure  pada  kamera  yang  akan  dipakai,  teknik  pencahayaan  (lighting),  pemilihan properti  yang  tepat  untuk  meningkatkan  nilai  sebuah produk  hingga trik  memotret  produk  dengan  kualitas profesional  namun  dengan  perangkat  seadanya  seperti  smartphone  ataupun  camera  pocket.  Dengan pelatihan  ini,  diharapkan  peserta  mampu  meningkatkan  kualitas  foto  produk  mereka  sehingga  mampu menarik  lebih  banyak  calon  pembeli  yang  berimbas  pada  pengingkatan  penghasilan  para  anggota  UKM Dekranasda Jawa Barat dalam menjalankan bisnis onlinenya. antusiasme para pelaku UKM untuk mendapatkan ilmu tentang fotografi dan pemasaran online sangat tinggi. Rata-rata materi yang disampaikan mudah dipahami dan dapat dipalikasikan secara langsung.  Dengan kata lain pelatihan yang diberikan efektif meningkatkan kualitas foto produk sehingga akan berdampak pada naiknya jumlah minat pembeli.
Uji Uses and Gratifications dalam Intensitas Menonton Program Talk Show Melalui Televisi Rizca Haqqu
CoverAge: Journal of Strategic Communication Vol 10 No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/coverage.v10i2.1378

Abstract

A survey of media consumption in several cities throughout Indonesia shows that television use still dominates. The results of a survey conducted by the Indonesian Broadcasting Commission explained that television programs considered to have quality with a high standard value of 3.04 were talk show programs. The purpose of this study is to examine the use of media and its underlying relationships based on the standpoint of the uses and gratification theory. This research uses theories of uses and gratification. The theory of uses and gratification considers that mass media do not have the power to influence the audience, but the audience using mass media is certainly based on different needs. An explanatory quantitative approach is used in this study to explain a social phenomenon that can be measured. Correlation test results in this study explained that the entertainment satisfaction obtained by respondents did not come from the intensity of the respondents when watching talk show s through television media, but the high level of entertainment satisfaction obtained by respondents came from the magnitude of the desired information motive.