This research article describes how the understanding of relation between all elements tis world which reflect of God’s law (sunnatullah). Due if a person begins to realize that he is part of the cosmic world, of course he tries to find the essence of this life in another dimension. It seems that heaven, which is described as a place of pleasure when Allah first created a human named Adam, is on a certain side of that part of the cosmic world. It is assumed that there is a planet that is perfect for supporting human life in other parts of that part of the cosmic world. This is very different from the heaven promised by Allah in the hereafter, giving rise to another interpretation that there is a very perfect planet to support human life. Then the words came down when Allah ordered the Prophet Adam after breaking His command to describe that the location of the promised heaven was above its meaning in the cosmic part itself. Because it is necessary to broaden the horizons of thinking that is more careful in capturing God's messages that are depicted in the qauniyah and qauliyah verses. For the reason, this article shows that many things are not explored in discussing the essence of the creation of Allah's creatures in this world.Artikel penelitian ini menguraikan tentang bagaimana pemahaman tentang hubungan antar seluruh unsur alam semesta yang merupakan refleksi dari hukum Tuhan (sunnatullah). Karena jika seseorang mulai menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari alam semesta, tentu ia akan berusaha mencari hakikat kehidupan tersebut pada dimensi yang lain. Tampaknya surga yang digambarkan sebagai tempat kenikmatan saat pertama kali Allah menciptakan manusia bernama Adam berada pada sisi tertentu dari bagian alam semesta tersebut. Diduga terdapat planet yang sangat sempurna untuk menopang kehidupan manusia di bagian lain dari bagian alam semesta tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan surga yang dijanjikan Allah di akhirat, sehingga memunculkan penafsiran lain bahwa terdapat planet yang sangat sempurna untuk menopang kehidupan manusia. Kemudian turunlah firman tersebut ketika Allah memerintahkan Nabi Adam setelah berbuka untuk menguraikan bahwa letak surga yang dijanjikan tersebut berada di atas maknanya pada bagian alam semesta itu sendiri. Karena itu perlu adanya perluasan cakrawala berpikir yang lebih cermat dalam menangkap pesan-pesan Tuhan yang tergambar dalam ayat-ayat qauniyah dan qauliyah. Oleh karena itu, tulisan ini menunjukkan bahwa banyak hal yang belum tereksplorasi dalam membahas hakikat penciptaan makhluk Allah di dunia ini.