Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

SISTEM PEMERINTAHAN DAN IMPLEMENTASI HUKUM ISLAM PADA MASA KHULAFA’ AR-RASYIDIN (11-40 H/ 632-660 M) Masykur, Fuad; Suhendar, Otong
AL Fikrah: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol 5 No 1 (2025): alfikrah
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/alfikrah.v5i1.711

Abstract

Penelitian ini akan menjawab pertanyaan bagaimana sistem pemerintahan dan implementasi hukum Islam pada masa Khulafa’ ar-Rasyidin. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi instrument-instrumen, perangkat-perangkat, lembaga-lembaga masyarakat, pemerintahan dan hukum yang digunakan pada masa itu. kemudian dari sini diharapkan dapat ditemukan gambaran yang kongkrit dan komprehensif seputar sistem pemerintahan dan implementasi hukum Islam sehingga dapat bermanfaat bagi yang tertarik untuk mengkajinya lebih dalam. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan studi dokumentasi, life historis, dan sosiologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan menelaah bahan-bahan berupa referensi pustaka sebagai data utama, Analisis datanya dengan menggunakan analisis deskriptif-komparatif dan menggunakan analisis isi (content analysis). Penelitian ini menunjukan bahwa pemerintahan Khulafa’ ar-Rasyidin tidak mempunyai konstitusi yang dibuat secara khusus sebagai dasar dan pedoman penyelenggaraan pemerintahannya. Undang-undang yang digunakan adalah al-Quran dan Sunnah Nabi ditambah dengan hasil ijtihad dan keputusan majlis Syura. Pemerintahan Khulafa’ ar-Rasyidin telah melaksanakan prinsip musyawarah, penyamaan hak dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal hukum, juga menghargai perinsip-prinsip hak-hak dasar kemanusiaan.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL CAHAYA SURGA DI WAJAH IBU KARYA MURA ALFA ZAEZ Jubaedah, Siti; Masykur, Fuad
AL Fikrah: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol 4 No 2 (2024): alfikrah
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/alfikrah.v4i2.695

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Sumber data primer yang digunakan adalah novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez, dan data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, dan lainnya yang memiliki relevansi dengan topik pembahasan. Adapun teknik analisis pada penelitian ini adalah analysis content. Penelitian ini menemukan bahwa dalam novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez memuat unsur intrinsik, terutama unsur tema dan penokohan yang banyak sekali mengandung nilai-nilai pendidikan karakter. Dari segi tema, terdapat 11 tema yang meliputi tentang: ibu, ayah, ayah dan ibu, detik-detik perpisahan ibu dengan ayah, aku, bila aku jatuh cinta, orang-orang yang membenci, di mana ayah, ada apa dengan ibu, Antoni dan Rifka, serta memeluk cinta. Sementara dari segi penokohan, tokoh-tokoh dalam novel tersebut adalah ibu, Mimi, ayah, Kaka, Antoni, Rifka, Reva, Risma, nenek, kakek, Antoni, dan Makde Nunu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel Cahaya Surga di Wajah Ibu karya Mura Alfa Zaez terdapat 12 nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu, religius, jujur, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Taklif and the Fulfillment of the Rights of Persons with Mental and Intellectual Disabilities: An Islamic Legal Perspective Masykur, Fuad; Hikam, Ahmad Bahrul; Amin, Muhammad
Al-Qadha : Jurnal Hukum Islam dan Perundang-Undangan Vol 12 No 2 (2025): Al-Qadha: Jurnal Hukum Islam dan Perundang-Undangan
Publisher : Hukum Keluarga Islam IAIN LANGSA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/qadha.v12i2.11334

Abstract

It's so important to recognize that people with disabilities are an integral part of our multicultural society. As a Muslim community, they also have rights and obligations like other Muslim communities. However, there is still so much to be done to gain a more comprehensive understanding of taklif studies regarding legal construction for people with disabilities. This research is an exciting step forward in constructing the taklif of persons with disabilities in their capacity as legal subjects. This research uses qualitative literature methods, with the main data being the Koran and legal hadith. Secondary data is obtained through legal commentary books, articles, and others. A normative approach is used in this research to look at the legal aspect of the meaning of legal sources that are directly related to taklif for people with disabilities. This approach was also carried out to find out more about the position of taklîf for people with mental and intellectual disabilities and the influence of mental and intellectual disabilities on Ahliyyah. The findings indicate that individuals with psychosocial and complex mental disorders are not inherently affected by taklîf in terms of taklîf and Ahliyyah. Another form of disabled individual is the mukallaf, who are subject to taklîf obligations based on their skills. With regard to the right to practice religion, people with mental and intellectual disabilities can still complete zakat responsibilities as a guardian pays them. Individuals with mental and intellectual disabilities are prohibited from exploiting their assets, regardless of whether their condition is permanent or temporary. Consequently, they are subject to a guardianship system. With regard to marriage, those with modest mental and intellectual disabilities who have an ahliyah wujub and an ahliyah ada' kamilah are considered to have a lawful marriage status. Conversely, if the disability is moderate or severe and there is a need to marry, the marriage may be performed by a wali mujbir.
KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM MENUNTUT ILMU PERSPEKTIF RADEN AJENG KARTINI DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM Afida, Sumayyah Hilyatul; Masykur, Fuad; Sholichah, Inti Ulfi
Tarbawi: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam Vol 6 No 1 (2023): Tarbawi
Publisher : STAI BINAMADANI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/tarbawi.v6i1.463

Abstract

Penelitian ini menelaah pemikiran R.A Kartini tentang kedudukan perempuan dalam menuntut ilmu dan relevansinya dengan pendidikan Islam. R.A Kartini yang dikenal sebagai pahlawan perempuan memiliki gagasan cemerlang pada masanya untuk mendorong perempuan bisa mendapatkan pendidikan yang baik sehingga bisa berpartisipasi dalam membangun bangsa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif berjenis library research atau berbasis pustaka dengan menggunakan pendekatan telaah diskriptif-kritis dalam kajian feminisme yang fokus pada kajian perempuan. Pendekatan tersebut penulis gunakan untuk melihat fenomena kedudukan perempuan sehingga lahir gagasan Kartini pada masa itu kemudian digunakan sebagai refleksi pada masa sekarang. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pemikiran Raden Ajeng Kartini tentang kedudukan perempuan dalam menuntut ilmu tertuang dalam surat-surat yang dikirimkan kepada teman-teman Eropanya. Secara mapan surat-surat tersebut telah diterbitkan menjadi buku sendiri, yang sampai saat ini populer dalam buku yang berjudul, “Habis Gelap Terbitlah Terang.” Dalam surat-surat tersebut terlihat jika Raden Ajeng Kartini sangat menghendaki pendidikan untuk perempuan yang berkarakter khusus dengan tradisi dan budayanya. Di sinilah terdapat relevansinya dengan karakter pendidikan Islam. Kesimpulannya terdapat tiga poin. Pertama, Kartini menghendaki adanya pendidikan yang tanpa diskriminatif, baik secara suku, profesi, kelas ekonomi, maupun jenis kelamin. Kedua, pendidikan akhlak, karena bagi Kartini dalam pendidikan akhlak merupakan nomor satu sebelum mendapatkan ilmu. Ketiga, perempuan sebagai madrasah pertama, sebab bagi Kartini peranan perempuan bisa meraih pendidikan yang layak untuk keperluan membangun generasi dari kehidupan pertama manusia, yaitu semenjak berada di pangkuan ibunya.
SYARIAH, FIQH DAN SIYASAH: SUATU TELAAH TERHADAP KONSEPSI, RELASI, IMPLIKASI DAN APLIKASINYA Masykur, Fuad
Syarie: Jurnal Pemikiran Ekonomi Islam Vol 6 No 1 (2023): Syar'ie
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/syarie.v6i1.462

Abstract

Penelitian ini bertujuan menyingkap makna Syariah, Fiqh, Siyasah dan hukum Islam, lalu mendudukkannya secara proporsional. Disamping itu penelitian ini juga hendak memetakan antara ciri, lingkup dan karakteristiknya masing-masing. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif, yang menitikberatkan pada studi kepustakaan (liberary research) dengan menggunakan model deskriptif-analitis. Disadari atau tidak di dalam umat Islam (khususnya di Indonesia) masih banyak terjadi kesalah pahaman (misleading) dalam memahami peristilahan Syariah, Fiqh, Hukum Islam dan Siyasah. Jika dalam peristilahannya saja belum terjadi kesepahaman apalagi dalam tataran aplikasinya. Pemahaman yang komprehensif terhadap empat konsep tersebut mutlak diperlukan guna memahami dan menentukan asas, landasan, norma, subtansi dan materi dalam pembentukan hukum. Penelitian ini menunjukan bahwa posisi masing-masing dari syari’ah, fiqh dan siyasah serta relasi di antara ketiganya memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri. Syari’ah yang sifatnya kulli (universal) adalah sebagai sumber (mashâdir) nilai baik bagi fiqh maupun siyasah, sedangkan fiqh adalah hukum-hukum hasil interpretasi dari nash al-Qur’an dan hadits yang bersifat kulli tersebut, sementara siyasah adalah al-Qawânîn (Peraturan Perundang-undangan) yang dibuat oleh umara dalam lembaga-lembaga negara yang berwenang yang selaras dengan ruh syari’at.
POLEMIK DALAM MENGGAGAS METODOLOGI STUDI AGAMA Masykur, Fuad; Fahrurrozi, H.
AL Fikrah: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol 2 No 2 (2022): Alfikrah
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/alfikrah.v2i2.398

Abstract

Sebuah pemikiran sejatinya lahir dari sebuah proses berpikir yang dilatarbelakangi oleh setting sosio-politik yang melingkupinya. Dalam pendekatan sosio-historis (socio-historical approach) dalam studi Islam, sebuah pemikiran, gagasan, idea, atau pandangan tertentu terhadap sebuah gejala atau fenomena yang hidup harus dilihat sebagai sebuah respon intelektual seorang pemikir terhadap fenomena sosial kemasyarakatan dan problem-problem politik yang dihadapinya. Penelitian ini bertujuan menyingkap polemik yang terjadi antar pemikir dan cendekiawan baik dari kalangan Islam maupun dari luar Islam terkait gagasan-gagasannya mengenai Metodologi Studi Islam. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif, yang menitikberatkan pada studi kepustakaan (library research) dengan menggunakan model deskriptif-analitis. Penelitian ini menunjukan bahwa: 1). Untuk mendekati dan memahami fenomena alam dibutuhkan prasyarat tertentu secara akademik-ilmiah terlebih dalam hal yang menyangkut realitas keberagamaan manusia; 2). Alasan mengapa agama sulit dijadikan objek kajian ilmiah karena objektivikasi dalam kajiannya tidak hanya dilakukan kepada “pihak lain” (outsider) tetapi juga kepada dirinya sendiri. Oleh karena itu betapapun kerasnya usaha untuk menjaga jarak dari obyek yang diteliti (Islam), subyektifitasnya lebih kentara ketimbang objektifitasnya; 3). Agama dipahami sebagai sesuatu yang suci, sakral dan agung, maka jika diposisikan sebagai objek netral, akan dianggap mereduksi, melecehkan, bahkan merusak nilai tradisional keagamaan; 4). Terdapat tarik ulur pemikiran di kalangan cendekiawan dan pemikir-baik dari kalangan muslim atau pun non-muslim-dalam merumuskan sebuah metodologi yang dapat disepakati bersama
TAJDÎD, ISLAH DAN MODERNITAS: SUATU PERSPEKTIF PEMBAHARUAN DALAM DUNIA ISLAM Masykur, Fuad
AL Fikrah: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol 3 No 2 (2023): alfikrah
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/alfikrah.v3i2.509

Abstract

Tajdîd, islah dan modernitas adalah sebuah gerakan yang menganjurkan kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah, menggelorakan kembali semangat untuk berijtihad, menganjurkan untuk kembali kepada tradisi atau periode salaf. Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah pendekatan kualitatif, yang menitikberatkan pada studi kepustakaan dengan menggunakan model deskriptif-analitis. Penelitian ini menunjukan bahwa makna kembali kepada periode salaf bagi para mujaddîd adalah sebuah gerakan revolusioner atau revitalisasi di berbagai aspek kehidupan ummat Islam. Hal ini bukan berarti hanya kembali kemasa silam an sich, tetapi jika dilihat dari tema-tema yang ada, tajdîd juga bersifat menghimbau kepada semangat masa kini. Misalnya tema-tema gabungan tajdîd-islah dalam tradisi Islam yang menuntut hak untuk berijtihad seraya menegaskan kembali ke sumber-sumber asli. Tajdîd juga berarti pembaharuan dan modernitas dalam Islam. Hal ini dianggap penting untuk meresponi keagungan dunia modern (Barat) yang ditandai dengan canggihnya tekhnologi.
PROBLEMATIKA PROGRAM PENGUATAN MODERASI BERAGAMA DI INDONESIA DAN TAWARAN SOLUSINYA Masykur, Fuad
AL Fikrah: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol 4 No 1 (2024): alfikrah
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/alfikrah.v4i1.628

Abstract

Moderasi beragama telah lama digaungkan. Legalitas dan penguatan programnya juga telah dilakukan oleh pemerintah dengan menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2023 Tentang Penguatan Moderasi Beragama, dan telah masuk pada agenda pembangunan nasional sebagaimana tertera dalam RPJMN 2020-2024. Demikian pula telah diimplementasikan melalui berbagai kegiatan di beberapa instansi dan lembaga, baik di institusi pemerintahan maupun non-pemerintah. Namun Program Penguatan Moderasi Beragama ini dirasa masih kurang berhasil. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menitikberatkan pada studi pustaka. Analisisnya menggunakan teknik content analysis. Penelitian ini menunjukan bahwa program Penguatan Moderasi Beragama kurang berjalan efektif. Hal ini ditandai dengan adanya sikap antipati, cibiran, penolakan dan bahkan perlawanan terhadap konsep dan gagasan moderasi beragama dari sebagian kelompok masyarakat dengan berbagai bentuk, sikap, dan cara yang dilakukannya. Hal itu ditengarai karena berbagai hal, antara lain; 1) Program ini terkesan sporadis, 2) Kurang terkonsolidasinya seluruh stakeholder yang ada, 3) Program ini hanya bergantung pada anggaran pemerintah, 4) Kurang memanfaatkan media sosial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa agar program ini bisa berjalan dengan maksimal dan memperoleh target yang diharapkan, diperlukan terobosan baru, antara lain; dilakukan secara holistik dan komprehensif dengan pendekatan sinergitas kerja sama dengan mendayagunakan ekosistem yang ada.