Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Keterkaitan Resiliensi Dengan Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Sandrina, Siska Laura; Adi, Ginanjar Sasmito; Susilo, Cipto
Health & Medical Sciences Vol. 1 No. 1 (2023): November
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/phms.v1i1.30

Abstract

Bencana merupakan peristiwa yang berdampak pada kehidupan masyarakat salah satunya bencana banjir yang sering terjadi di Indonesia. Risiliensi menjadi salah satu kemampuan yang harus dimiliki masyarkat karena hal ini dapat mempengaruhi kesiapsiagaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan resiliensi dengan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kolerasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Dusun Gaplek RW 16 Desa Suci Kecamatan Panti. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 149 responden. Analisis data yang digunakan yaitu uji Korelasi Spearman rho untuk mengetahui adanya hubungan resiliensi dengan kesiapsiagaan. Hasil penelitian menunjukkan nilai p 0,007 < 0,05 yang artinya Ho di tolak sehingga terdapat hubungan resiliensi dengan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir.
Hubungan Diabetes Burnout Syndrome dengan Perilaku pencegahan Komplikasi pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe-2 di RSU Dr.H.Koesnadi Bondowoso Safira, Dina Aulia; Ali Hamid, Mohammad; Adi, Ginanjar Sasmito
Health & Medical Sciences Vol. 1 No. 2 (2024): Februari
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/phms.v1i2.38

Abstract

Diabetes Burnout Syndrome digambarkan dengan perasaan kelelahan fisik dan emosional akibat usaha keras dalam mengontrol gula darah pada pasien Diabetes agar tetap berada dalam rentang normal. Perilaku pencegahan komplikasi merupakan suatu respon atau tindakan yang didasari oleh pengetahuan dan persepsi yang dimiliki pasien Diabetes Mellitus Tipe-2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan diabetes burnout syndrome dengan perilaku pencegahan komplikasi pada pasien Diabetes Mellitus tipe-2 di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 84 pasien Diabetes Mellitus tipe-2 yang ada di Poli Interna RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Alat ukur penelitian ini adalah kuesioner Diabetes Burnout Scale dan kuesioner Perilaku Pencegahan Komplikasi Diabetes Mellitus. Hasil univariat menunjukkan bahwa Diabetes Burnout Syndrome dialami oleh 54 (64,3%) pasien berada dalam kategori sedang dan perilaku pencegahan komplikasi diabetesnya berada dalam kategori sedang yaitu sebesar 40 (47,6%). Hasil uji statistic Spearman Rank Correlation menunjukkan terdapat hubungan antara Diabetes Burnout Syndrome dengan perilaku pencegahan komplikasi pada pasien Diabetes Mellitus tipe-2 di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso dengan nilai signifikansi sebesar 0,028. terjadinya Diabetes Burnout Syndrome pada pasien Diabetes Mellitus akibat hasil tes glukosa darah yang susah turun atau stabil dalam rentang angka normal, padahal pasien sudah mematuhi dan melakukan seluruh perawatan yang telah dianjurkan oleh tenaga kesehatan. Sehingga hal ini akan membuat pasien merasa sia-sia telah melakukan segala manajemen perawatannya.
Keterkaitan Masa Bekerja dengan Self Efficacy pada Tim Code Blue dalam Penatalaksanaan Pasien Gawat Darurat Fitriandari, Deshinta; Adi, Ginanjar Sasmito; Susilo, Cipto
Health & Medical Sciences Vol. 1 No. 2 (2024): Februari
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/phms.v1i2.41

Abstract

Masa bekerja sebagai tim code blue merupakan pengalaman yang dijalani selama menjadi tim code blue di Rumah Sakit Bina Sehat Jember. Semakin lama masa bekerja tenaga kesehatan maka pengalaman dalam menguasai bidangnya semakin dalam, sehingga mampu memiliki self efficacy yang tinggi dan mampu melakukan sesuatu sesuai tindakan dengan rasa kepercayaan diri yang tinggi. Tujuan penelitian: ini untuk mengetahui hubungan masa bekerja tim code blue dengan self efficacy dalam penatalaksanaan pasien gawat darurat. Metode: penelitian ini menggunakan desain penelitian descriptive correlational dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan tim code blue di Rumah Sakit Bina Sehat Jember. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 52 tenaga kesehatan. Alat pengumpulan data yang digunakan ialah kuesioner yang berisi 1 pertanyaan pada variabel masa bekerja tim code blue dan kuesioner self efficacy yang berjumlah 10 pertanyaan yang sudah peneliti uji validitas dan realibitasnya. Analisis data yang digunakan yaitu uji Korelasi Spearman rho untuk mengetahui adanya hubungan masa bekerja tim code blue dengan self efficacy. Hasil: penelitian menunjukkan nilai p 0,001 < 0,05 yang artinya Ho di tolak sehingga terdapat hubungan masa bekerja tim code blue dengan self efficacy dalam penatalaksanaan pasien gawat darurat. Kesimpulan penelitian ini yaitu lama masa bekerja sebagai tim code blue berkorelasi positif dengan self efficacy yang di miliki tenaga kesehatan Rumah Sakit Bina Sehat Jember.
HUBUNGAN KONSUMSI MIE INSTAN TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KALIWATES Mulyaningsih, Ellya; Asmuji, Asmuji; Adi, Ginanjar Sasmito
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 1 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v4i1.4802

Abstract

Latar Belakang: Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah melewati batas normal sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolik 90 mmHg atau lebih pada dua kali pengukuran. Prevalensi hipertensi di Indonesia diperkirakan meningkat dari waktu ke waktu. Salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan hipertensi yaitu perilaku gaya hidup dalam mengkonsumsi makanan seperti konsumsi garam yang berlebih. Salah satu makanan yang mengandung garam adalah mie instan. Menurut Kementrian Kesehatan batas konsumsi garam per hari tidak boleh melebihi 2000 mg natrium atau setara 1 sendok teh, sedangkan kandungan natrium dalam mie rata – rata keseluruhan 1256 mg natrium. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi mie instan terhadap kejadian hipertensi di Puskesmas Kaliwates Kabupaten Jember. Desain Penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan case control. Populasi penelitian adalah 217 pasien rawat jalan usia 40 – 60 di Puskesmas Kaliwates. Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu kelompok kasus 27 responden dan kelompok kontrol 27 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner . Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Hasil: Ada hubungan konsumsi mie instan terhadap kejadian hipertensi di Puskesmas Kaliwates p value 0,004 <(0,05), dengan Nilai OR didapatkan yakni 6,192 dengan CI lower upper masing-masing 1,683 dan 22,785 dimana jika mengkonsumsi mie instan berisiko mengalami hipertensi sebesar 6.192 kali dibanding yang tidak mengkonsumsi mie instan, dengan sekurang-kurangnya lebih berisiko sebesar 1,683 kali dan paling besar lebih berisiko sebesar 22,785 kali lipat dapat menderita hipertensi. Saran: Diharapkan responden dapat mengurangi konsumsi makanan instan, tinggi kalori, berlemak, berpengawet dan kurangi asupan garam yang dapat menyebabkan hipertensi. Kata Kunci : Hipertensi, Mie Instan ABSTRACT Background: Hypertension or high blood pressure is a condition in which blood pressure exceeds the systolic normal limit of 140 mmHg or more and diastolic 90 mmHg or more at two measurements. The prevalence of hypertension in Indonesia is estimated to increase over time. One of the risk factors that can cause hypertension is lifestyle behavior in eating foods such as excess salt consumption. According to the Ministry of Health, the salt intake limit should not exceed 2000 mg of sodium per day or the equivalent of 1 teaspoon, while the sodium content in peanuts averages a total of 1256 mg. The purpose of this research is to find out the relationship between the consumption of instantaneous noodles and the occurrence of hypertension in Kaliwates Health Center district of Jember. Design is a descriptive correlation with a case control approach. The study population was 217 street care patients aged 40 – 60 in Puskesmas Health Center. The sample in the study was divided into two cases of 27 respondents and a control group of 27. The instinct used is a questionnaire. bivariant analysis using the Chi-square test. Results: There is a relationship between instantaneous meat consumption and hypertension incidence in Kaliwates Health Center p value 0,004 <(0,05), with OR value obtained is 6,192 with lower upper CI respectively 1,683 and 22,785 where if consuming instantaneu meat has a risk of developing high blood pressure of 6.192 times compared to those who do not consume instantaneus meat, with at least a higher risk of 1, 683 times and the greatest a greater risk of suffering from hypertensive 22.785 times. Advice: Expect respondents to reduce the consumption of instant foods, high-calorie, fatty, preserved and reduced salt intake that can lead to hypertension. Keywords: Hypertension, instantaneous noodles
Analysis of Anxiety Levels in End-Stage Kidney Disease Pa-tients Under Dialysis Therapy Adi, Ginanjar Sasmito; Hamid, M. Ali
International Applied Science Vol. 3 No. 1 (2024): Proceedings of International Conference on Rural Development (ICRD) 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ias.v3i1.473

Abstract

End-stage renal disease has a profound impact on both the physiological and psychological aspects of patients. The consequences of end-stage renal disease extend to anxiety, influenced by the symptoms encountered and the side effects resulting from hemodialysis therapy, which, in turn, affects life expectancy and adherence to disease management. This study aims to investigate anxiety levels in individuals with chronic kidney disease undergoing dialysis. This descriptive analytic study involved a total of 45 respondents undergoing hemodialysis therapy at Jember Klinik Hospital. The instruments utilized included an observational form and the Hamilton Anxiety Rating Scale. The findings revealed varying levels of anxiety, with severe anxiety at 33.3%, moderate anxiety at 31.1%, mild anxiety at 22.2%, and no anxiety at 13.3%. In the anxiety variable, among the 14 observation items on the HARS instrument, the most pronounced disturbances were observed in tension, depression, cardiovascular symptoms, and respiratory symptoms. Anxiety remains a prevalent psychological symptom among many end-stage renal patients. Strategies should be implemented to mitigate anxiety in patients, thereby improving their quality of life and reducing mortality
Frailty among hemodialysis patients Adi, Ginanjar Sasmito; Utomo, Eri Purba
MEDISAINS Vol 20, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v20i1.12374

Abstract

Introduction: Hemodialysis patients have physical vulnerability due to the progressive decline of the body's systems. The physical changes in the patients can lead to haemostatics failure, known as frailty syndrome. The frail condition can cause maladaptive psychological responses due to changes that can cause anxiety in patients.Objective: This study aims to determine the prevalence of frailty in hemodialysis patients and to find out the different factor that correlates in frailty patients undergoing hemodialysis therapy.Method: This is a cross-sectional study involving 55 respondents who underwent hemodialysis therapy at the Jember Klinik Hospital. The instruments used in this study were the Edmonton Frail Scale (EFS) and the Hamilton Anxiety Rating Scale. Results: Moderate frailty was found in 23 patients (41.8%), followed by mild frailty in 18 patients (32.7%) and severe frailty in 14 patients (25.5%). In terms of anxiety, 18 patients (32.7%) had severe anxiety, 20 had moderate anxiety (36.4%), 12 (21.8%) had mild anxiety, and the other 7 (12.7%) were not anxious. The statistical analysis shows a significant difference in the average level of anxiety and the frailty status (p<0.001) among the patients. Conclusion: Frailty was highly prevalent in hemodialysis patients and had relations with anxiety and different sociodemographic characteristics of patients. The assessment of frailty should be considered when clinicians intervene and prevent worsening in patients.
PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRALANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALISAT: The Effect of Ergonomic Gymnastics on Blood Pressure in Hypertensive Pre-elderly in the Working Area of Kalisat Health Center Salsabila, Moch. Trifani; Widada, Wahyudi; Adi, Ginanjar Sasmito
ASSYIFA : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 3 (2024)
Publisher : Forind Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62085/ajk.v2i3.101

Abstract

Hypertension is a medical condition that is often found in pre-elderly people and can lead to serious complications if not treated properly. Many pre-elderly people suffer from hypertension because as they age, blood vessels lose their elasticity so that blood pressure increases. One potential non-pharmacological method to lower blood pressure is ergonomic gymnastics. The purpose of this study is to determine the effect of ergonomic gymnastics on blood pressure in pre-elderly. The research method used is pre-experiment with One Group Pre-Test-Post-Test Design. Blood pressure measurements using a sphygmomanometer are recorded on the observation sheet. The sample was taken using a purposive sampling technique with a sample of 38 people. The results of the study showed that there was a decrease in blood pressure in the respondents with the results of the Wilcoxon test obtaining a p value of 0.000 <0.05 so that the H1 hypothesis decision was accepted. The conclusion obtained from the results of this study is that ergonomic gymnastics is effective in lowering blood pressure in elderly people with hypertension. Ergonomic gymnastics can be used as one of the non-pharmacological therapies to control blood pressure in elderly people with hypertension.
Analisis Luaran Pasien Stroke Dengan Menggunakan Standar Luaran Keperawatan Indonesia Adi, Ginanjar Sasmito; Hamid, Mohammad Ali
The Indonesian Journal of Health Science Vol. 15 No. 1 (2023): The Indonesian Journal of Health Science
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/tijhs.v15i1.536

Abstract

Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang disebabkan kematian mendadak sel otak karena kurangnya suplai oksigen pada aliran darah otak baik disebabkan sumbatan kerusakan pembuluh arteri di otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah, peningkatan viskositas atau perubahan pada kualitas darah. Pelayanan keperawatan pada pasie stroke dapat maksimal apabila terdapat luaran yang jelas dan dievalusi dengan baik.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pasien stroke yang dikelola mahasiswa dan juga luaran keperawatan yang ditegakkan oleh mahasiswa profesi ners yang telah menempuh praktik klinik di Departemen Keperawatan Medikal Bedah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik. Kriteria inklusi adalah kriteria sampel yang dapat atau layak diteliti kriterianya: 1) Laporan asuhan keperawatan yang telah disetujui oleh pembimbing akademik dan klinik. 2) Pasien yang dikelola adalah pasien di setting ruang rawat inap, bukan unit kritis. Populasi pada penelitian ini adalah laporan mahasiswa profesi Ners yang telah menempuh keperawatan Medical Bedah. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 36 laporan. Karakteristik demografi pasien stroke mayoritas adalah lansia dengan faktor resiko adalah hipertensi. Karakteristik kondisi pasien yang dikelola oleh mahasiswa mayoritas disebabkan oleh stroke iskemik dengan kelemahan ekstremitas fisik dan gangguan pada tekanan darah baik sistolik dan diastolic. Luaran yang paling banyak diangkat oleh mahasiswa adalah perfusi serebral, mobilitas fisik dan perawatan diri dengan data mayoritas yang dipenuhi adalah tingkat kesadaran, tekanan darah, frekuensi nadi dan juga kekuatan otot. Luaran menjadi hal yang penting dalam melakukan asuhan keperawatan karena menjadi indicator ketercapaian dalam melakukan perawatan kepada pasien