Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DETERMINAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI TAHUN 2017) Hikmayati, Citra; Hartono, Yusuf; Januar Sitorus, Rico
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 6 No. 3 (2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.432 KB) | DOI: 10.22487/htj.v6i3.143

Abstract

GAMBARAN USIA PADA KEJADIAN COVID-19 Elviani, Rosyada; Anwar, Chairil; Januar Sitorus, Rico
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 9 No. 2 (2021): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.721 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v9i1.11263

Abstract

Covid-19 adalah Pandemi yang baru terjadi di akhir tahun 2019 yang disebabkan oleh SARS CoV2. Hal ini harus diwaspadai karena transmisi yang cepat, memiliki tingkat kesakitan yang tidak dapat diabaikan. Sampai saat ini, belum ada vaksin pencegahan dan terapi definitif yang belum terbukti. Usia lanjut pada beberapa artikel disebutkan sebagai faktor risiko Covid-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran usia pada kejadian Covid-19. Merupakan penelitian kuantitatif dengan desain analitik observasional dengan pendekatan unmathced case control. Data yang digunakan adalah data sekunder rekam medik dan surveilans ruang isolasi RSUP Dr. M. Hoesin Palembang periode 1 Maret 2020 s/d 31 Juli 2020 yang berjumlah 666 responden. Analisis data menggunakan univariat untuk mengetahui gambaran usia pada kejadian Covid-19. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 116 usia berisiko (>65 tahun) yang terkonfirmasi positif sebanyak 30 (40,2%) sisanya 49 (59,8%) negatif. Sedangkan dari 550 usia yang tidak berisiko, sebanyak 277 (47,4%) terkonfirmasi positif dan sisanya 307 (52,6%) negative. Pada analisis bivariat, tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara usia dengan Covid-19 dengan p value 0,270. Kesimpulan.Semua usia berisiko terkonfirmasi positif Covid-19, dan usia produktif paling berisiko Covid-19 yang dikarenakan mobilitas dan aktifitas sosial yang tinggi. Hal ini dapat dicegah dengan tetap melakukan protokol kesehatan.
STUDY OF SUPPRESSION OF HIV VIRAL LOAD AMONG PEOPLE RECEIVING ANTIRETROVIRAL THERAPY IN PALEMBANG CITY: Studi Penekanan Viral Load HIV Pada Orang Yang Mendapat Terapi Antiretroviral di Kota Palembang Silva Vanessa, Adeleine; Januar Sitorus, Rico; Najmah, Najmah
Jurnal Berkala Epidemiologi Vol. 12 No. 3 (2024): Jurnal Berkala Epidemiologi (Periodic Epidemiology Journal)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbe.V12I32024.273-279

Abstract

Background: Suppression of viral load is a targeted strategy for the prevention of HIV transmission. Viral load (VL) testing can be done at all health centres in Palembang City with free services. Purpose: This study aims to evaluate VL suppression and factors associated with VL suppression. Methods: The study design of this research was a cross-sectional study with data analysis using the Chi-square and binomial logistic regression tests. The population in this study was all HIV patients who accessed health services for VL testing. Data sources were obtained from the HIV/AIDS Information System (SIHA) for the period 2023 - June 2024. Results: The majority of PLHIV cases were male (1072 people) (83%) and unmarried (802 people) (62.1%). The transmission group was male-sexual males, 54.88%, with an average age of 36.62 years. The results of multivariate analysis showed that there were three variables associated with viral load levels, namely age with a p-value <0.03, AOR = 1.59 (95% CI: 1.04-2.43), ARV adherence with a p-value < 0.00, AOR = 1.76 (95% CI: 1.18-2.61), and clinical stage with a p-value < 0.04 AOR = 1.02 (95% CI: 1.02-2.07). Conclusion: Adherence to ART therapy, prevention of opportunistic infections, and early detection of clinical stage are predictors of successful viral load suppression. The role and responsibility of the community and the active participation of health workers in early detection, treatment and care are needed.
KEJADIAN SARIAWAN PADA PEROKOK AKTIF DAN PASIF BERBASIS DATA IFLS 5 (Recurrent Aphthous Stomatitis among Active and Passive Smoker from Indonesian Family Life Survey 5) Kusuma Aerosta, Danny; Januar Sitorus, Rico; Flora, Rostika
HEARTY Vol 8 No 2 (2020): AGUSTUS
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/hearty.v8i2.4564

Abstract

Sariawan tercatat sebagai penyakit yang dikeluhkan seperlima populasi dunia. Dan beberapa studi mengungkapkan tidak adanya pengaruh antara kebiasaan merokok dengan kejadian sariawan. Namun penelitan sebelumnya memiliki jumlah sampel yang tidak besar. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan prevalensi dan distribusi sariawan dengan kebiasaan merokok pada perokok aktif dan pasif. Metode penelitian yang dipergunakan adalah cross-sectional dengan mempergunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 sebagai data induk untuk menganalisis hubungan antara kebiasaan merokok dan kejadian sariawan. Prevalensi sariawan didapatkan dari keterangan lisan partisipan terhadap keluhan sariawan dalam sebulan terakhir. Kebiasaan merokok adalah kategori paparan rokok antara perokok aktif dan pasif. Distribusi paparan didasarkan atas usia, jenis kelamin, pendidikan, gejala depresi, riwayat hipertensi dan diabetes, dan jenis makanan yang dikonsumsi dalam sepekan terakhir.  Peluang kejadian dari faktor pajanan dominan dihitung dengan analisis multivariat regresi logistik. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan angka kejadian sariawan sebesar 17,89%. Dan hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian sariawan. Peluang kejadian sariawan dari faktor resiko dominan, antara lain kebiasaan merokok, usia, gejala depresi, riwayat diabetes melitus, konsumsi mie instan, minuman berkarbonasi, makanan pedas dan gorengan sebesar 55,40%. Dari penelitian tersebut didapatkan kesimpulan terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian sariawan dengan pvalue>0,0001.