Eka Diarthini, Ni Luh Putu
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERBEDAAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN PEER ASSISTED LEARNING (PAL) TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PRAKTIKUM ANATOMI PADA MAHASISWA SEMESTER I FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Kanaka Puspita, Ida Ayu; Damayanti, Putu Ayu Asri; Wardani, Ni Putu; Eka Diarthini, Ni Luh Putu
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 5 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i05.P11

Abstract

Metode pembelajaran peer assisted learning (PAL) mampu meningkatkan pemahanan dan interaksi sosial yang baik untuk mahasiswa tahun pertama yang tengah mengalami masa penyesuaian. Anatomi sebagai dasar pengetahuan preklinik sangat penting dan cenderung disampaikan dengan metode konvensional (teacher-centered). Penelitian in bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pembelajaran anatomi antara metode konvensional dan PAL pada mahasiswa tahun pertama di Fakultas KedokteranmUniversitas Udayana. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu (metode konvensional: kontrol; metode PAL: intervensi) dengan pretest dan post-test. Sampel diambil menggunakan teknik pengambilan acak pada mahasiswa tahun pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana setelah mendapat persetujuan. Hasil pembelajaran diolah dengan SPSS melalui uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Dari penelitian ini ditemukan adanya perbedaan hasil pembelajaran antara metode konvensional dan PAL. Melalui uji Mann-Whitney didapatkan rerata peringkat kelompok dengan metode konvensional (145,67) lebih tinggi daripada kelompok dengan PAL (91,04) (p<0,05) dari total 238 mahasiswa. Temuan ini bermanfaat memberikan pemahaman metode pembelajaran lain terhadap mahasiswa tahun pertama dan menjadi analisa perbedaan kedua metode pada pembelajaran anatomi di Fakultas Kedokteran Universitasi Udayana. Kata Kunci: metode pembelajaran, konvensional, peer assisted learning.
THE EFFECTIVENESS OF CORN (Zea mays L.) Immersion Water as an ATTRACTAN FOR THE OVITRAP OF THE AEDES AEGYPTI MOSQUITO Dana, I Kadek; Asri Damayanti, Putu Ayu; Eka Diarthini, Ni Luh Putu; Sri Laksemi, Dewa Ayu Agus
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 8 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i08.P04

Abstract

ABSTRAK Penggunaan ovitrap dengan modifikasi penambahan atraktan telah dikenal sebagai metode alternatif dalam pengendalian vektor DBD (Demam Berdarah Dengue). Bahan atraktan dapat dibuat dari bahan alami yang mudah dijumpai sehingga ramah lingkungan dan murah. Tanaman jagung cukup mudah diperoleh serta mudah diolah sebagai bahan atraktan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas air rendaman kulit jagung (Zea mays L.) dalam berbagai konsentrasi sebagai atraktan nyamuk Aedes aegypti. Penelitian dengan desain eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap. Bahan penelitian berupa kulit jagung dengan kondisi kering dan direndam selama tujuh hari menggunakan ember yang tertutup. Sampel penelitian adalah nyamuk Aedes aegypti betina kenyang darah yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu 4 kelompok perlakuan yang masing-masing air rendaman jagung konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20% dan satu kelompok tanpa rendaman air jagung . Setiap kelompok terdiri dari 25 ekor nyamuk dan replikasi dilakukan sebanyak 5 kali. Selama tujuh hari pengamatan jumlah telur tertinggi terdapat pada hari kelima dengan jumlah rata-rata telur adalah konsentrasi 5% (100,60±67,09), 10% (30,40±16,80), 15% (2,80±2,94), 20% (2,00±2,44).Least Significant Differences) pada perlakuan akuades-atraktan 5% (p= 0,027), atraktan 5%-10% (p= 0,005), atraktan 5%-15% (p= 0,000), dan atraktan 5%-20% (p= 0,000). Kkonsentrasi atraktan 5% efektif dalam meningkatkan jumlah telur pada ovitrap. Kata kunci : Aedes aegypti, Kulit jagung (Zea mays L.), Atraktan
THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE LEVEL AND PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR ON THE INCIDENCE OF PEDICULOSIS IN ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN IN NUSA PENIDA. Bisma Krisnanda, I Kadek; Sri Laksemi, Dewa Ayu Agus; Asri Damayanti, Putu Ayu; Eka Diarthini, Ni Luh Putu
E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 8 (2024): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2024.V13.i08.P08

Abstract

ABSTRACT Pediculosis capitis is an infection that occurs on the human scalp due to an infestation of Pediculus humanus capitis. Pediculosis is characterized by itching on the scalp, in school-age children the infestation of Pediculus humanus capitis has a negative impact on children's learning activities and has the potential to interfere with learning achievement. This study aims to determine whether personal hygiene and knowledge have a relationship with the incidence of pediculosis in elementary school children in Nusa Penida. This study uses an analytic observational study with a Cross Sectional study with univariate analysis techniques and bivariate analysis using the Chi-square test, this study used a sample of 100 samples taken from SD Negeri 2 Ped and SD Negeri 4 Ped, data collection was carried out by using a questionnaire regarding personal hygiene behavior and knowledge of pediculosis and the incidence of pediculosis in research respondents. In this study it was found that out of 100 respondents, 44% had poor personal hygiene, 41% had poor knowledge and 65% experienced pediculosis which is a high number because it exceeds 50%, from this study it was found that personal hygiene had a significant relationship with the incidence of pediculosis (p-value 0.002 and RP = 1.580), and knowledge about pediculosis has a relationship with the incidence of pediculosis (p-value 0.002 and RP = 1.578). So it can be seen that personal hygiene and knowledge about pediculosis is one of the risk factors for the incidence of pediculosis in elementary school children in Nusa Penida. Keywords : Personal hygiene, Knowledge, Pediculosis
UJI EFEKTIVITASAN BUAH MOMORDICA CHARANTIA L SEBAGAI IMUNOSTIMULAN DAN ANTIPLASMODIUM TERHADAP INFEKSI PARASIT PLASMODIUM BERGHEI PADA MENCIT Semara, I Nyoman Sudha; Sri Laksemi, Dewa Ayu Agus; Damayanti, Putu Ayu Asri; Eka Diarthini, Ni Luh Putu
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 12 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i12.P11

Abstract

ABSTRAK Malaria adalah penyakit infeksi parasit Plasmodium sp. Plasmodium merupakan parasit yang menyerang sel darah merah dan dapat menimbulkan obstruksi pada kapiler organ tubuh yang vital. Kasus resisten plasmodium terhadap obat anti malaria membuat banyak penelitian yang mencoba mencari obat alternatif dari tumbuhan yang mudah diperoleh masyarakat, salah satu tanaman yang memiliki potensi yakni Momordica charantia L atau yang dikenal buah pare. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah pare (Momordica charantia L) dengan dosis 100 mg/kgBB untuk antiplasmodium dan 100 mg/kgBB untuk immunostimulant terhadap derajat parsitemia pada mencit Balb/c yang diinfeksikan Plasmodium Berghei. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental secara In Vivo dengan menggunakan rancangan metode Randomized Post test Only Controlled Group menggunakan 24 sampel mencit yang dibagi menjadi empat kelompok yakni satu kelompok kontrol negatif antiplasmodium, satu kelompok negatif immunostimulant, satu kelompok perlakuan antiplasmodium dan satu kelompok perlakuan immunostimulant. Didapatkan hasil rerata derajat parasitemia pada kelompok kontrol negatif antiplasmodium 34.9 %, kelompok kontrol negatif immunostimulant 33.9 %, kelompok perlakuan antiplasmodium dosis 100 mg/kgBB sebesar 19.8 % dan kelompok perlakuan immunostimulant dosis 100 mg/kgBB sebesar 17.1 %. Berdasarkan hasil analisis One Way Anova ditemukan perbedaan rerata antara masing-masing kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yakni kelompok antiplasmodium dengan nilai p value <0.001 dan kelompok immunostimulant dengan nilai p value <0.002. Hasil penelitian menunjukan ekstrak buah pare (Momordica charantia L) dapat menghambat pertumbuhan parasit Plasmodium Berghei dengan melihat perbedaan rerata masing-masing kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, dengan masing-masing dosis kelompok yakni 100 mg/kbBB. Kata kunci: Antimalaria, Momordica charantia L, Plasmodium Berghei, Derajat Parasitemia
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KELOR “MORINGA OLEIFERA” SEBAGAI IMUNOSTIMULAN DAN ANTIPLASMODIUM PADA MENCIT YANG DIINFEKSI PLASMODIUM BERGHEI Sujaya, I Made Pranawa Yogananda; Sri Laksemi, Dewa Ayu Agus; Asri Damayanti, Putu Ayu; Eka Diarthini, Ni Luh Putu
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 12 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i12.P13

Abstract

Malaria merupakan penyakit yang sangat umum dan kompleks terjadi di Indonesia. Penyakit ini merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit yang masuk kedalam genus Plasmodium dan tergolong protozoa obligat intraseluler. Banyaknya kasus resistensi obat antimalaria di Indonesia menyebabkan muncul suatu inovasi untuk menggunakan obat herbal sebagai penggantinya. Daun Kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu solusi dari masalah ini karena kandungan antioksidan di dalamnya. Untuk mengetahui aktivitas daun kelor (Moringa oleifera) sebagai imunostimulan dan antiplasmodium terhadap Plasmodium berghei secara in vivo. Penelitian merupakan penelitian eksperimental secara in vivo dengan 4 kelompok sampel terbagi dengan 2 kelompok kontrol dan 2 kelompok perlakuan dengan total mencit 24 ekor. Didapatkan hasil rerata derajat parasitemia pada kelompok kontrol antiplasmodium sebesar 35,7% dan kelompok kontrol imunostimulan sebesar 36,4%, sedangkan pada kelompok perlakuan antiplasmodium sebesar 17,1% dan pada kelompok perlakuan imunostimulan sebesar 17,6%. Berdasarkan hasil analisis dengan One Way ANOVA ditemukan perbedaan rerata antara kelompok kontrol dan perlakuan dengan nilai p value <0,000. Penelitian mendapatkan hasil bahwa ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dapat menghambat pertumbuhan dari Plasmodium berghei lebih baik sebagai antiplasmodium dibandingkan sebagai imunostimulan.