Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian di dunia, terutama akibat komplikasi dari lesi koroner multiple, yaitu penyempitan pada dua atau lebih arteri koroner. PJK disebabkan oleh plak aterosklerosis yang menghambat aliran darah dan dapat menimbulkan nyeri dada, sesak napas, mual, dan pusing. Aterosklerosis sering menyumbat cabang-cabang utama arteri koroner, seperti left anterior descending (LAD), left circumflex (LCx), dan right coronary artery (RCA). Pemeriksaan fisiologi intrakoroner seperti Fractional Flow Reserve (FFR) dan Instantaneous Wave-Free Ratio (IFR) dapat digunakan untuk menilai signifikansi hemodinamik dari stenosis. FFR adalah pemeriksaan diagnostik yang digunakan untuk melihat signifikansi fisiologis stenosis arteri koroner secara spesifik. IFR merupakan pengukuran fisiologi intrakoroner lebih baru yang menggunakan prinsip serupa dengan FFR tetapi tidak memerlukan agen hiperemia. Namun, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara FFR dan IFR pada iskemia. Penelitian ini adalah studi kasus deskriptif pada pasien dengan diagnosa awal penyakit jantung koroner yang kemudian dilakukan pemeriksaan fisiologi intrakoroner berupa FFR dan IFR, dan didapatkan hasil lesi koroner multiple (lebih dari 2 koroner). Diperoleh nilai IFR pada LAD 0.92 dan FFR 0.75 (signifikan), IFR LCx 0.71 (signifikan), IFR RIM 0.95 (non signifikan), dan IFR RCA 0.92 serta FFR 0.72 (signifikan). IFR memiliki tingkat akurasi yang cukup baik, tapi FFR dinilai lebih akurat karena menggunakan agen hiperemi untuk menilai keparahan stenosis arteri koroner.