Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk tuturan penolakan guru wacana akademik di SMALB N Gianyar, (2) bentuk tuturan penolakan siswa tuna rungu dalam wacana akademik di SMALB N Gianyar, (3) strategi tindak tutur penolakan guru dalam wacana akademik di SMALB N Gianyar, dan (4) strategi tuturan penolakan siswa tuna rungu dalam wacana akademik di SMALB N Gianyar. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah (1) guru bahasa Indonesia SMALB N Gianyar dan (2) siswa tuna rungu SMALB N Gianyar. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif dengan menggunakan prosedur sebagai berikut (1) reduksi data, (2) klasifikasi atau deskripsi data, dan (3) penyimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) bentuk tindak tutur penolakan guru ditemukan tiga jenis, yaitu tuturan bermodus deklaratif 13 tuturan (43,33%), tuturan bermodus interogatif 5 tuturan (16,67%), tuturan bermodus imperatif 12 tuturan (40%). (2) bentuk tuturan penolakan siswa tuna rungu ditemukan tiga jenis, yaitu tuturan bermodus deklaratif 24 tuturan (80%), tuturan bermodus interogatif 2 tuturan (6,67%), tuturan bermodus imperatif 4 tuturan (13,33%). (3) strategi yang digunakan guru dalam penyampaian tuturan penolakan ditemukan dua jenis, yaitu startegi langsung 11 tuturan (36, 67%), dan strategi tidak langsung 19 tuturan (63,33%). (4) strategi yang digunakan siswa tuna rungu dalam penyampaian tuturan penolakan ditemukan dua jenis, yaitu strategi langsung 20 tuturan (66,67%) dan strategi tidak langsung 10 tuturan (33,34%). Penggunaan strategi penyampaian tindak tutur penolakan disesuaikan dengan bentuk tuturan yang digunakan.