Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

AKSIOLOGI SAINS Hafizi, Ahmad; Agustari, Jesi; Juliana, Peby; Syarah, Siti; Balitesa, Tiara; Hartati, Yulfi; Harahap, Sahrul Sori Alom
Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Keislaman Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Keislaman
Publisher : STAI Darul Qalam Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55883/jipkis.v3i2.65

Abstract

The purpose of this study was to determine the Axiology of  Science, the use of scientific knowledge, How to Solve Problems, and the Neutrality of Science. The data collection technique used is analysis and evaluation from several related sources while this type of research exists, it is descriptive qualitative. The results of research on the axiology of science can be concluded that the axiology of science is a value and ethics in studying and understanding Natural Sciences in a bound and arranged manner. Furthermore, in the use of scientific knowledge, there are three theories, first theory as a means of explanation, second theory as a means of fortune telling, and finally theory as a controlling tool. Then the results of research on the way science solves problems can be found that there are three steps in solving problems, first identifying problems, second looking for theories, third reading the literature again and establishing actions. And the neutralization of science can be found that whether or not science is neutral depends on its use and purpose
Aksiologi Filsafat dalam Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Santi; Aisyah, Riha Datul; Nadella, Nira; Aprilia, Nur Indah; Febrian, Muhammad; Harahap, Sahrul Sori Alom
Jurnal Indragiri Penelitian Multidisiplin Vol. 3 No. 3 (2023): Jurnal Indragiri Penelitian Multidisiplin
Publisher : Indra Institute Research & Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58707/jipm.v3i3.471

Abstract

To be a philosopher, we must think philosophically. But not a few people know how and what we should know in thinking philosophically, one of which is the axiology of philosophy of science. This study aims to enable us to think through an axiological lens. In this study using qualitative methods so that it can be understood and described in detail and depth. In the axiology of the philosophy of science we can find out where knowledge comes from, what the purpose of science is and how we use the knowledge we have. Not infrequently a person does not know where the knowledge he is learning comes from and whether he has used this knowledge properly, so many people think that it is in vain for them to learn this knowledge. If knowledge is used as it should be, surely many people want to study science so that they have a broader way of thinking and can help solve certain problems. For example, a person has Management knowledge that he studied in college, but the problem is that he still has difficulty managing his finances. If he uses the management knowledge he has, he will have no difficulty managing his own finances. Because managing finances doesn't have to have management knowledge first, but if you have it it will make it easier for us to manage finances. Thus We can conclude that a person must know where the knowledge comes from so that he does not learn wrong knowledge or deviate from the path of truth, and must be able to use the knowledge he has so that it can benefit himself and others.Untuk menjadi seorang filsuf, kita harus berfikir secara filsafat. Tetapi tidak sedikit orang yang tau bagaimana cara dan apa saja yang harus kita ketahui dalam berfikir secara filsafat, salah satunya aksiologi filsafat imu. Penelitian ini bertujuan untuk agar kita dapat berfikir dengan kacamata aksiologi. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif agar bisa dipahami dan menggambarkan secara detail dan mendalam. Dalam aksiologi filsafat ilmu  kita dapat mencari tahu dari manakah ilmu itu muncul, apa tujuan ilmu itu ada dan bagaimana kita menggunakan ilmu yang kita miliki. Tak jarang seseorang tidak mengetahui dari mana asal ilmu yang ia pelajari  dan apakah ilmu tersebut  sudah ia gunakan sebagaimana mesti nya, sehingga banyak orang yang berfikir bahwa sia-sia saja mereka mempelajari ilmu tersebut. Jika ilmu itu digunakan sebagaimana mesti nya pasti banyak orang yang ingin mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan agar lebih luas cara berfikir dan bisa membantu dalam menyelesaikan masalah-masalah tertentu. Misalnya, seseorang itu mempunyai ilmu Manajemen yang dipelajarinya di perguruan tinggi, tapi masalahnya ia masih saja kesulitan dalam mengatur keuangannya. Jika Ia menggunakan ilmu Manajemen yang dimiliki pasti ia tidak akan kesulitan dalam mengatur keuangannya sendiri. Karena mengatur keuangan itu tidak harus memiliki ilmu Manajemen terlebih dahulu, tapi jika memilikinya akan memudahkan kita untuk mengatur keuangan. Dengan demikian Kami dapat menyimpulkan bahwa seseorang itu harus mengetahui dari mana ilmu tersebut agar tidak mempelajari ilmu yang salah atau melenceng dari jalan kebenaran, serta harus dapat menggunakan ilmu yang dimiliki agar dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
KAJIAN BIDANG ILMU FILSAFAT TENTANG EPISTEMOLOGI STRUKTURALISME Kamil, Mhd Ikhwanul; Ulya, Nailil; Dina, Rosa; Siswanda, Siswanda; Ramadhani, Suci; Putri, Suriana Agustina; Harahap, Sahrul Sori Alom
PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 3 (2023): PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Juni 2023
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang epistemologi strukturalisme dalam kajian filsafat ilmu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kepustakaan. Dibidang filsafat ilmu, epistemologi strukturalisme ajaran pokok dari strukturalisme adalah semua masyarakat dan kebudayaan memiliki sebuah struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme tidak terpaku pada sebab-akibat tapi perhatikan bagaimana saling keterkaitannya unsur-unsur yang ada dalam suatu fenomena. Tokoh yang mempelopori wacana ini adalah Ferdinand de Saussure. Menurutnya, bahasa adalah bagian terpenting dalam wacana ini. Adapun dalam pandangan  Saussure dalam strukturalisme yakni studi yang berkaitan tentang bahasa yang hanya berfokus pada struktur bahasa. Ada pemikiran penting atau lima distingsi Saussure yakni diantaranya tentang penanda dan tinanda, Wadah dan isi, langue dan parole, sinkronik dan diakronik, sintagmatik dan paradigmatik. Akan tetapi dari teori-teori Saussure juga turut dikritiki oleh post-strukturalisme. Walaupun ada kekurangan yang dikemukakan dalam pemikiran strukturalisme Saussure akan tetapi hampir sebagian besar tokoh-tokoh post-strukturalisme menjadikan prinsip-prinsip filsafat bahasa Saussure akan tetapi hampir sebagian besar tokoh-tokoh post-strukturalisme menjadikan prinsip-prinsip filsafat bahasa Saussure sebagai sebuah titik tolak mereka dalam membangun konstruksi-konstruksi filosofinya. Dari hal inilah penulis hendak memaparkan terkait dengan perkembangan strukturalisme dari perspektif yang berbeda-beda dari para ahli.
EPISTEMOLOGI FILSAFAT Pajriani, Tira Reseki; Nirwani, Suci; Rizki, Muhammad; Mulyani, Nadia; Ariska, Tri Oca; Harahap, Sahrul Sori Alom
PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 3 (2023): PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Juni 2023
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisis pada epistemologi filsafat yang membahas tentang proses bagaimana memperoleh pengetahuan, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan untuk memperoleh pengetahuan yang benar, apa yang benar, dan apa yang menjadi standar. Analisis ini bertujuan untuk mempertanyakan bagaimana sesuatu itu terjadi, bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana kita membedakannya dengan yang lain, dan sebagainya tentang keadaan dan kondisi sesuatu dalam ruang dan waktu. Lantas apa dasar tataran epistemologis yang memungkinkan diperolehnya pengetahuan tentang logika, etika, dan estetika, serta metode dan prosedur untuk memperoleh kebenaran ilmiah, keindahan moral, dan keindahan artistik, dan kebaikan moral. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metodeanalisis deskriptif kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa epistomologi merupakan cabang filsafat yang mengkaji dan mengenai cara manusia berfikir. Epistomologi juga bermakna ilmu sehingga dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan. Ilmu yang merupakan sesuatu yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Namun dalam pemahaman mengenai objek, cara memperoleh ilmu dan ukuran kebenaran dala epistomologi filsafat terdapat perbedaan pendapat.
EPISTEMOLOGI REVOLUSI SAINSTIFIK THOMAS S. KHUN Iqbal, Andika M; Husna, Sri Wahyu; Liandri, Nindira Putri; Wulandari, Tri; Erlina, Rini; Harahap, Sahrul Sori Alom
PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 3 (2023): PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Juni 2023
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di mulai perkembangan pada abad 17 perkembangan sains dari masa ke masa terus mengalami kemajuan yang pesat. Bahkan perkembangan yang terjadi merubah paradigma berfikir para filsuf secara fundamental sehingga terjadi revolusi saintifik. Revolusi sains yang digagas Thomas Kuhn dalam magnum opus-nya The Structure of Scientific Revolustions berbicara lebih dari sekedar evolusi sains. Dia menggagas bagaimana sains dengan semangat revolusinya dari segi epistemologis. Kuhn membedakan antara evolusi sains dan revolusi sains. Evolusi sains menunjukkan adanya perubahan atas sebuah teori yang berasal dari dalam dirinya. Perkembangan secara evolusi bersifat kumulatif. Revolusi sains adalah mengupayakan adanya cara berpikir berbeda dalam membangun sains dengan kebenarannya yang telah teruji. Teori yang diyakini harus dikembangkan demi kemajuan sains itu sendiri. Dari pendekatan yang telah di jelaskan, jurnal ini membahas tentang pandangan Thomas S. Khun terhadap epistimologi Revolusi Saintifik.