Madeali, Hartawan
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan antara Ketebalan dengan Radius Lengkung Kayu Jati Putih sebagai Dasar Pembuatan Ornamen Arsitektur Bentuk Bebas Santosa, Muhammad Ardli; Sampebulu, Victor; Madeali, Hartawan; Wunas, Shirly; Asmal, Idawarni J; Nadjmi, Nurul
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 24 No 1 (2020)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jpe.052020.10

Abstract

Abstrak Metode pelengkungan kayu solid merupakan salah satu metode pelengkungan kayu yang saat ini masih terus dikembangkan untuk mendapatkan metode pelengkungan kayu yang lebih efisien. Namun, metode ini memerlukan peralatan dan teknik yang khusus. Pemilihan benda uji dari jenis kayu yang banyak digunakan untuk pembuatan furniture dan bahan konstruksi di kota Makassar, salah satunya adalah kayu jati putih. Penelitian ini ingin menemukan hubungan dimensi dan karakter lengkungan kayu yang ideal tanpa perlakuan awal, maka rumusan masalahnya adalah berapa jarak radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan 0,5 cm, 0,7 cm dan 1 cm yang dapat dipakai sebagai ornamen arsitektur bentuk bebas. Lalu, adakah hubungan radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan kayu, lebar kayu dan waktu saat kayu dilengkungkan. Tujuan penelitian adalah menganalisis radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan 0,5 cm, 0,7 cm dan 1 cm yang dapat dipakai sebagai ornamen arsitektur bentuk bebas dan mengungkapkan hubungan radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan kayu, lebar kayu dan waktu saat kayu dilengkungkan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental untuk menganalisis datanya dan metode skala 1 : 1 atau Performance Based untuk metode pengujian sampelnya. Hasil penelitiannya adalah nilai radius terbesar dari tebal 0,5 cm adalah 35,47 cm, tebal 0,7 cm adalah 65,42 cm dan tebal 1 cm adalah 91,73 cm. Untuk waktu lengkung yang dapat bertahan lebih lama juga dengan ketebalan 0,5 cm yaitu selama 1 hari. Maka hubungan radius lengkung dengan ketebalan kayu jati putih sangat erat, dimana semakin tebal kayu maka semakin besar radius lengkung kayu jati putih. Metode pelengkungan kayu solid merupakan salah satu metode pelengkungan kayu yang saat ini masih terus dikembangkan untuk mendapatkan metode pelengkungan kayu yang lebih efisien. Namun, metode ini memerlukan peralatan dan teknik yang khusus. Pemilihan benda uji dari jenis kayu yang banyak digunakan untuk pembuatan furniture dan bahan konstruksi di kota Makassar, salah satunya adalah kayu jati putih. Penelitian ini ingin menemukan hubungan dimensi dan karakter lengkungan kayu yang ideal tanpa perlakuan awal, maka rumusan masalahnya adalah berapa jarak radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan 0,5 cm, 0,7 cm dan 1 cm yang dapat dipakai sebagai ornamen arsitektur bentuk bebas. Lalu, adakah hubungan radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan kayu, lebar kayu dan waktu saat kayu dilengkungkan. Tujuan penelitian adalah menganalisis radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan 0,5 cm, 0,7 cm dan 1 cm yang dapat dipakai sebagai ornamen arsitektur bentuk bebas dan mengungkapkan hubungan radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan kayu, lebar kayu dan waktu saat kayu dilengkungkan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental untuk menganalisis datanya dan metode skala 1 : 1 atau Performance Based untuk metode pengujian sampelnya. Hasil penelitiannya adalah nilai radius terbesar dari tebal 0,5 cm adalah 35,47 cm, tebal 0,7 cm adalah 65,42 cm dan tebal 1 cm adalah 91,73 cm. Untuk waktu lengkung yang dapat bertahan lebih lama juga dengan ketebalan 0,5 cm yaitu selama 1 hari. Maka hubungan radius lengkung dengan ketebalan kayu jati putih sangat erat, dimana semakin tebal kayu maka semakin besar radius lengkung kayu jati putih.
Buckling Restrained Brace (BRB) dengan Bentuk Penampang Persegi dan Lingkaran Terhadap Displacement pada Model Struktur Plane Frame Agich, A. Nur Anisah Rahayu; Sampebulu, Victor; Madeali, Hartawan
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 24 No 2 (2020)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jpe.112020.03

Abstract

Keterbatasan lahan menyebabkan bangunan jangkung menjadi pilihan yang tepat untuk dikembangkan guna mengurangi penggunaan lahan. Pada bangunan jangkung, struktur harus didesain agar mampu menahan gaya-gaya lateral (beban gempa) yang terjadi. Salah satu cara struktural agar kekakuan vertikal struktur meningkat, yaitu penambahan elemen struktur berupa bresing, Bresing konvensional merupakan struktur yang paling umum digunakan untuk menahan gaya-gaya lateral (beban gempa). Struktur ini memiliki kekakuan lateral yang sangat tinggi. Namun karena timbul perilaku tekuk dan kehilangan kekakuan lateral akibat adanya gaya tekan pada struktur, maka perilaku histeristik pada bresing konvensional sudah tidak dapat diandalkan lagi. Adapun Buckling Restrained Braces merupakan bresing yang mampu menahan gaya tekan dan gaya tarik yang dapat menyebabkan tekuk pada struktur. Penelitian ini bertujuan mengungkap bentuk penampang ideal dengan membandingkan antara bentuk penampang persegi dan lingkaran. Pengujian dilakukan dengan membandingkan displacement yang terjadi pada Buckling Restrained Braces dengan bentuk penampang persegi dan lingkaran pada model struktur plane frame. Beban yang diberikan pada model struktur plane frame adalah beban aksial berupa beban tekan dan tarik 100 kN, 200 kN, 300 kN, 400 kN dan 500 kN. Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata displacement pada 6 tipe bresing dengan bentuk penampang persegi adalah 0,18360 mm, sedangkan pada 6 tipe bresing dengan bentuk penampang lingkaran adalah 0,18354 mm. Sehingga selisih nilai rata-rata displacement bresing dengan bentuk penampang persegi dan lingkaran adalah 0,00006 mm.