Retno Dewi Zulaikah
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Dampak Kualitas Pelayanan Dan Patronase Figur Terhadap Preferensi Nasabah Tabungan Haji Bri Syariah Kcp Kota Blitar Retno Dewi Zulaikah
Dinar : Jurnal Prodi Ekonomi Syariah Vol 4 No 1 (2020): September
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Kota Blitar Jawa Timur, produk Tabungan Haji BRI Syariah iB memiliki kualitas pelayanan yang bagus, dan memiliki seorang figur yang cukup disegani dan banyak diikuti dalam hal haji, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pengaruh keduanya terhadap preferensi nasabah BRI Syariah pada Tabungan Haji BRI Syariah iB. Peneliti memilih bank tersebut karena pada bank tersebut memenuhi syarat untuk melakukan penelitian ini, yang mana jumlah nasabahnya yang terus meningkat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisa partial least square. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu di Jl. Tanjung No. 17 Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh besarnya variabel kualitas pelayanan terhadap preferensi nasabah adalah sebesar 0,583. Koefisien pada hubungan ini bernilai positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh kualitas pelayanan terhadap preferensi nasabah searah. Artinya semakin baik kualitas pelayanan maka preferensi nasabah akan meningkat, sebaliknya semakin buruk kualitas pelayanan maka preferensi nasabah akan semakin menurun, dan pengaruh patronase figur terhadap preferensi nasabah memiliki nilai t-value sebesar 4,942, karena nilai t-value ≥±1,96 maka hipotesis 0 diterima, sehingga dapat dijelaskan bahwa terdapat pengaruh langsung dari variabel patronase figur terhadap preferensi nasabah. Artinya semakin baik patronase figur maka preferensi nasabah akan meningkat, sebaliknya semakin buruk patronase figur maka preferensi nasabah akan semakin menurun.
THE PRICE CONTROVERSY OF MINYAKITA: MEDIA, POLICY, AND PUBLIC OPINION PERSPECTIVES Retno Dewi Zulaikah; Samsudin; Lukita Permanasari
Dinar : Jurnal Prodi Ekonomi Syariah Vol 8 No 1 (2024): September
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61088/dinar.v8i1.796

Abstract

The price controversy surrounding Minyakita has remained a persistent public concern. As a subsidized cooking oil product designed to assist low-income communities, Minyakita is often unavailable at the government-set Maximum Retail Price (MRP). This situation raises significant questions about the effectiveness of distribution policies and food governance in Indonesia. Various factors, including long distribution chains and limited inter-agency coordination, serve as major obstacles to maintaining price stability and product availability in the market. This study aims to analyze the roles of mass media, government policies, and public opinion in shaping the dynamics of the controversy. Using a qualitative approach with descriptive and case study methods, the research draws on primary data from in-depth interviews, field observations, and secondary data from news articles and policy documents. The findings indicate that media coverage tends to be fragmented and focused on sensational aspects, reinforcing negative public perceptions of the government. The implementation of the Maximum Retail Price (MRP) policy is hindered by the lengthy distribution chain and inadequate logistics infrastructure. Additionally, the allocation of export levy funds for CPO prioritizes biodiesel subsidies over Minyakita production subsidies, leading to supply instability. Public opinion, influenced by policy inconsistencies, has eroded trust in the government, while market stability is particularly disrupted in rural areas. The study concludes that reforms in distribution policies, optimization of producer incentives, increased transparency, and improvement in the media's role in delivering data-driven information are essential to resolving this controversy. Recommendations include optimizing distribution infrastructure, reallocating export levy funds, and developing consistent public communication strategies. This research is expected to contribute to strengthening the national food system and enhancing public trust in the government.