Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS DAMPAK PEMBUKAAN GALIAN UNTUK CONNECTING BASEMENT TERHADAP BANGUNAN EKSISTING DENGAN METODE FINITE ELEMENT Amelia, Della; Sumarli, Inda; Iskandar, Ali
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v5i2.10873

Abstract

In a deep excavation construction that adjacent to the existing buildings there is a concern that it will have a bad impact or effect on adjacent buildings.  The effect of deep excavation induced deformation of the existing structures due to ground movements and ground surface settlement behind the wall which can cause a tilt of the building. The objective of this study is to observe the effect of deep excavation (7 storey basement) adjacent to the existing buildings with 7 and 5 storey basement located in South Jakarta. The basement is connected to the basement of the existing building so that the effect of diaphragm wall opening for connecting basement towards the substructures of the existing building is observed. This study was conducted by observing the deformation that occurs in the diaphragm of the existing building, and also observing the internal forces acting on the basement floors slabs of the existing buildings. Observations were made using a three-dimensional finite element program with the most commonly used material model for analysis of deep excavation, The Hardening Soil Model. The analysis was performed with drained conditions with phreatic calculation type and only calculated the static conditions. Results indicate that the deflection that occurs after the final stage of excavation is still within the allowable limit according to the SNI 8460:2017, which is less than 14 centimeters on the diaphragm wall of the existing buildings. Keywords: Deep Excavation; Connecting Basement; Diaphragm Wall; Hardening Soil; Finite Element AbstrakPada suatu konstruksi galian dalam yang berdekatan dengan suatu bangunan lain dikhawatirkan akan memberikan dampak atau efek yang buruk terhadap bangunan di sekitarnya. Efek dari galian dalam tersebut menyebabkan terjadinya deformasi pada struktur dari bangunan di sekitarnya akibat dari pergerakan tanah dan penurunan permukaan tanah di belakang dinding yang dapat menyebabkan bangunan tersebut menjadi miring. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengamati pengaruh pekerjaan galian dalam (basement dengan 7 lantai) yang berdekatan dengan bangunan sekitar dengan basement 5 lantai dan 7 lantai yang berlokasi di Jakarta Selatan. Basement yang dimodelkan terkoneksi dengan basement dari bangunan eksisting sehingga diamati pengaruh bukaan dinding diafragma untuk connecting basement terhadap struktur bawah bangunan eksisting. Penelitian ini dilakukan dengan melihat deformasi yang terjadi pada dinding diafragma dari bangunan eksisting, dan juga mengamati gaya-gaya dalam yang bekerja pada pelat lantai basement dari bangunan eksisting. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan program elemen hingga tiga dimensi dengan model material yang paling umum digunakan yaitu Hardening Soil untuk analisis galian dalam. Analisis dilakukan dengan kondisi drained dengan tipe kalkulasi phreatic serta hanya memperhitungkan keadaan static. Hasil menunjukkan bahwa defleksi yang terjadi setelah tahapan terakhir pekerjaan galian dalam yaitu masih dalam batas yang diijinkan menurut SNI 8460:2017 yaitu dibawah dari 14 cm pada dinding diafragma bangunan eksisting. 
PERHITUNGAN MANUAL DAN PEMODELAN ELEMEN HINGGA TRIAL TEST DYNAMIC COMPACTION BANDARA YOGYAKARTA KULON PROGO Iskandar, Ali; Rezky, Ivan; Sumarli, Inda
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 8, Nomor 4, November 2025
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v8i4.33772

Abstract

ABSTRACT The new airport in the south of Yogyakarta is an important air transport facility. Geologically, the airport is located on a low-density sandy soil. Low density is prone to liquefaction hazards so it is necessary to improve the soil to increase the density of sandy soil. Land improvement to reduce liquefaction potential on sandy soil can be done by Dynamic Compaction (DC) method. This method is applied to non-residential land by dropping steel tampers from a certain height to achieve a specified density. As an alternative to non-cohesive soil improvement, DC offers cost and time efficiency and is relatively easy to apply with simple technology compared to methods such as vibroflotation. In the planning, finite element modelling (FEM) was used as an advanced study to analyze key parameters (tamper weight, drop height, empirical coefficient “n”, and energy by soil type). The aim was to validate the manual calculation results in the Trials Area before full-scale compaction. The manual calculation served as the main design reference, while the FEM served as an additional verification. Recording the pre- and post-compacting soil conditions was essential to calculate the percentage of design errors.   ABSTRAK Bandara udara baru di Selatan kota Yogyakarta merupakan fasilitas penting dalam transportasi udara. Secara geologi lokasi bandara ini terletak diatas tanah pasir dengan kepadatan rendah. Kepadatan rendah sangat rentan terhadap bahaya likuefaksi sehingga perlu perbaikan tanah untuk meningkatkan kepadatan tanah pasiran. Pematangan lahan untuk mengurangi potensi likuefaksi pada tanah pasir dapat dilakukan dengan metode Dynamic Compaction (DC). Metode ini diterapkan pada lahan yang tidak ditinggali penduduk dengan menjatuhkan tamper baja dari ketinggian tertentu guna mencapai kepadatan rencana. Sebagai alternatif perbaikan tanah non-kohesif, DC menjanjikan  biaya dan waktu yang lebih efisien, serta relatif mudah diaplikasikan dengan teknologi sederhana dibandingkan metode pemadatan lain seperti vibroflotation. Dalam perencanaannya, pemodelan elemen hingga (FEM) digunakan sebagai studi lanjutan untuk menganalisis parameter kunci (berat tamper, tinggi jatuh, koefisien empiris 'n', dan energi berdasarkan jenis tanah). Tujuannya adalah memvalidasi hasil perhitungan manual di Area Percobaan sebelum pemadatan skala penuh. Perhitungan manual menjadi acuan desain utama, sedangkan 3D FEM berfungsi sebagai studi lanjutan. 3D FEM dilakukan untuk mempelajari perilaku tanah pasiran saat dipadatkan, memperkirakan kedalaman pemadatan, interaksi antar titik pemadatan.  Pencatatan kondisi tanah pra dan pasca penumbukan sangat penting untuk menghitung persentase kesalahan desain.