Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Seni Makalangan

METODE SEJARAH DALAM PENELITIAN TARI Een Herdiani
Jurnal Seni Makalangan Vol 3, No 2 (2016): "Menelisik Tradisi Mengais Kreasi"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.088 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v3i2.889

Abstract

ABSTRAK Tari merupakan bentuk seni yang menggunakan gerak sebagai medium dalam mengungkapkan ekspresi jiwa penggarapnya. Kelahiran tari seiring dengan kehadiran manusia di dunia ini. Sejak kelahirannya hingga kini tari tetap hidup karena memiliki fungsi di masyarakat. Tari dan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena tari lahir dari sebuah kebutuhan. Kebutuhan yang berkaitan dengan religi, hiburan, maupun estetik. Dinamika kehidupan tari dari waktu mengalami perubahan karena tari bersifat dinamis. Perubahan keberadaan tari sejalan dengan perubahan sosial suatu masyarakat. Untuk menggali dinamika kehidupan tari dalam suatu masyarakat akan sangat tepat dengan menggunakan metode sejarah. Metode ini dapat mengungkap bagaimana perjalanan sejarah tari dari waktu ke waktu baik yang berkaitan dengan teks maupun konteksnya.   Kata Kunci: metode sejarah, dinamika tari  AbstractDance is an art form which uses movement as a medium in expressing the soul of its choreographer. The emerging of dance is along with the human presence in this world. Since its appearance until now dance remains alive because it has function in society. Dance and society can not be separated from each other because dance appeared from its need. The needs related to religion, entertainment, and aesthetics. The dynamic of dance life from time changes because dance is dynamic. The change of the existence of dance is in line with social change pf a society. To explore the dynamics of dance life in a society would be very appropriate by using historical method. This method can reveal how the history of dance travel from time to time both related to the text and context. Keyword: historical method, dance dynamic   
R. ONO LESMANA KARTADIKOESOEMAH KREATOR TARI SUNDA GAYA SUMEDANG (1901–1987) R. Widawati Noer Lesmana dan Een Herdiani
Jurnal Seni Makalangan Vol 7, No 1 (2020): "GELIAT TARI DI BUMI TRADISI"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v7i1.1291

Abstract

ABSTRAKR. Ono Lesmana Kartadikoesoemah merupakan tokoh Tari Sunda yang berhasil mengembangkan Tari Sunda menjadi menarik, tidak hanya sebagai tari pertunjukan, namun juga sebagai materi bahan ajar, baik di sekolah, sangar-sanggar seni, maupun di Perguruan Tinggi Seni. Karya seni yang lebih dikenal dan digemari adalah tari Wayang, tari Keurseus, dan tari Topeng. Tarian tersebut merupakan improvisasi, modifikasi, inovasi serta seleksi terhadap tari Topeng Cirebon dan Tayuban. Karya-karyanya mampu bertahan sampai sekarang dan masih dipelajari di antaranya; tari Jakasona, tari Jayengrana, tari Ekalaya, tari Gandamanah, tari Gatotkaca, tari Topeng  Menak Jingga,  tari Leunyepan  dan tari  Gawil.  Atasdedikasi dan Prestasinya, pada tahun 1982 pemerintah Republik Indonesia menganugrahkan “Piagam Hadiah Seni”. Fenomena kreativitas R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah cukup menawarkan daya tarik untuk diamati dalam suatu penelitian. Untuk menjawab permasalahan kreativitasnya,  digunakan teori Penjelasan Sejarah Kuntowijoyo dengan metode Sejarah melalui tahapan heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Adapun hasil yang didapatkan adalah bahwa R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah telah menggunakan bakat, potensi, kualitas dan kapasitasnya dalam proses menciptakan karya seninya.Kata Kunci : R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah, Kreator Tari Sunda, Tokoh Tari Sunda. ABSTRACTR. Ono Lesmana Kartadikoesoemah A Creator of Sundanese Dance of Sumedang Style (1901-1987), June 2020. R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah is a Sundanese dance figure who succeeded in developing Sundanese dance to be interesting, not only as a dance performance  but also as a teaching material in schools, art studios, and in the College of Arts. The art works that are well known and favored are Wayang dance, Keurseus dance, and Mask dance. The dances are improvisation, modification, innovation and selection of the Cirebon mask dance and Tayuban. His works have been able to survive to this day and are still being studied, among others; Jakasona dance, Jayengrana dance, Ekalaya dance, Gandamanah dance, Gatotkaca dance, Menak Jingga Mask dance, Leunyepan dance, and Gawil dance. For his dedication and achievement, in 1982 the government of the Republic of Indonesia awarded him "The Charter of Art Prizes". The creativity phenomenon of R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah offers interests to be observed in a study. To answer the problem of creativity, Kuntowijoyo's Historical Explanation theory is used with the History method through stages of heuristics, critics, interpretation and historiography. The results show that R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah has used his talent, potential, quality and capacity in the process of creating his artworks.Keywords: R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah, Sundanese Dance Creator, Sundanese Dance Figure. 
KEPUNAHAN TARI BADAYA DI KABUPATEN PRIANGAN: KABUPATEN BANDUNG, SUMEDANG, dan CIAMIS (1860-1950) Kustiana Kustiana; Een Herdiani; Heri Herdini
Jurnal Seni Makalangan Vol 9, No 1 (2022): "Menggali Inspirasi Dari Tradisi"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v9i1.2069

Abstract

ABSTRAKTari Badaya merupakan tarian klasik yang hidup di Kabupaten-kabupaten Priangan, akan tetapi dalam perkembangannya tarian tersebut mengalami kepunahan setelah masa kemerdekaan. Sejalan dengan hal tersebut maka, penelitian ini menggunakan teori gerak sejarah dari Oswalt Spengler yang menyebutkan bahwa setiap kebudayaan layaknya siklus mahluk hidup yakni, lahir, berkembang, masa puncak, kemudian mati. Metode yang digunakan ialah metode sejarah yakni heuristik, kritik, interpretasi, serta historiografi. Badaya ditemukan di Kabupaten Bandung, Sumedang (1866), serta Ciamis (1930), dalam pekembangannya tari badaya pernah hidup di tiap kabupaten, yang berfungsi sebagai tarian penyambutan tamu, serta perangkat status sosial menak Sunda pada masa itu. Tari Badaya mulai punah seiring dengan pemindahan tampuk kekuasaan dari bupati ke bupati selanjutnya, kemudian pemindahan kekuasaan Belanda kepada Jepang, higga masa kemerdekaan membuat fungsi kabupaten tidak lagi menjadi pusat kebudayaan. Selain itu muncul tarian baru yang menggeser keberadaan Tari Badaya yang akhirnya punah sekitar tahun 1950-an.Kata Kunci: Tari Badaya, Sejarah, Kepunahan.ABSTRACT THE EXTINCTION OF THE BADAYA DANCE IN PRIANGAN REGENCY: BANDUNG, SUMEDANG, and CIAMIS DISTRICT (1860-1950), June 2022. Badaya dance is a classical dance that lives in Priangan regencies, but in its development the dance experienced extinction after the independence period. In line with this, this study uses the theory of historical motion from Oswalt Spengler which states that every culture is like a cycle of living things, namely, birth, development, peak period, then death. The method used is the historical method, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography. Badaya was found in the districts of Bandung, Sumedang (1866), and Ciamis (1930), in its development the Badaya dance had lived in each district, which functioned as a dance to welcome guests, as well as a tool for Sundanese social status at that time. Badaya dance began to become extinct along with the transfer of power from the regent to the next regent, then the transfer of Dutch power to Japan, Until the independence period, the function of the district was no longer a cultural center. In addition, a new dance emerged that replaced the existence of the Badaya Dance which eventually became extinct around the 1950. Keywords: Badaya Dance, History, Extinction.